Pendidikan Indonesia harus belajar dari Finlandia yang menempati posisi teratas di dunia dalam bidang pendidikan.
Berdasarkan Program International for Student Assessment (PISA) menempatkan negara Finlandia berada pada posisi paling atas. Oleh sebab itu, terdapat banyak pelajaran yang dapat dipetik Indonesia melalui kerja sama bilateral yang saling menguntungkan.
"Pemerintah Indonesia melalui Kemendikbud telah lama menjalin kerja sama di bidang pendidikan dengan pemerintah Finlandia. Untuk memperkuat jalinan kerja sama itu kami melaksanakan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan Dubes Finlandia untuk Indonesia," kata Sekjen Kemendikbud Ainun Naim, Selasa (8/10) lalu.
Ainun Naim mengungkapkan saat gelaran simposium pendidikan bertajuk Finnish-Indonesian Symposium on Education and The Role of Teachers di Kemendikbud. Turut hadir dalam acara itu, Duta Besar Finlandia untuk Indonesia Kai Sauer, pakar pendidikan Finlandia Pasi Sahlberg, Dirjen Pendidikan Dasar (Dikdas) Kemendikbud Hamid Muhammad, Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dikdas Sumarna Surapranata, Guru Besar ITB Iwan Pranoto, dan anggota Komisi X DPR Rohmani (FPKS) serta Irsal Yunus (FPDI Perjuangan).
Ainun Naim menyatakan kerja sama bidang pendidikan tersebut untuk dapat saling belajar dan benchkmarking satu sama lain guna memperbaiki kualitas dan peningkatan standar kompetensi pendidikan Indonesia.
MoU tersebut antara lain mencakup pendampingan dan fasilitasi dalam reformasi pendidikan, pertukaran pelajar, guru, kepala sekolah, dan dosen serta pertukaran informasi dan publikasi ilmiah.
Dubes Finlandia Kai Sauer mengatakan sistem pendidikan Finlandia telah medapatkan peringkat yang tinggi dalam beberapa survei internasional, termasuk Program untuk Penilaian Pelajar Internasional atau PISA.
"Salah satu kekuatan terbesar dari sistem pendidikan Finlandia adalah kemampuannya untuk menjamin kesempatan pendidikan yang sama bagi semua orang, terlepas dari latar belakang sosial ekonomi," kata Kai.
Pasi Sahlberg mengemukakan tiga aspek pendidikan dalam pengajaran di Finlandia, yaitu human capital, social capital, dan decisional capital.
"Tiga aspek itu kita tingkatkan. Human capital meningkat sedikit, tapi social capital-nya meningkat pesat. Hal ini menyebabkan Finlandia punya profesional capital. Jadi bukan sekadar menjadi guru yang baik juga sistem bagi guru, yaitu freedom, otonomi, dan kepercayaan," ungkapnya.
Guru Besar ITB Iwan Pranoto yang turut hadir selaku undangan dari Kedubes Finlandia menyatakan negara kita memang harus belajar banyak dengan Finlandia yang dalam pendidikannya lebih banyak melibatkan masyarakat.
"Kalau kita lebih mengedepankan government atau top down. Finlandia berkomitmen memberikan pelayanan terbaik bagi anak didik," tegas Iwan.
Editor : Agus Tri Wibowo
Sumber : Metrotvnews.com
Berdasarkan Program International for Student Assessment (PISA) menempatkan negara Finlandia berada pada posisi paling atas. Oleh sebab itu, terdapat banyak pelajaran yang dapat dipetik Indonesia melalui kerja sama bilateral yang saling menguntungkan.
"Pemerintah Indonesia melalui Kemendikbud telah lama menjalin kerja sama di bidang pendidikan dengan pemerintah Finlandia. Untuk memperkuat jalinan kerja sama itu kami melaksanakan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan Dubes Finlandia untuk Indonesia," kata Sekjen Kemendikbud Ainun Naim, Selasa (8/10) lalu.
Ainun Naim mengungkapkan saat gelaran simposium pendidikan bertajuk Finnish-Indonesian Symposium on Education and The Role of Teachers di Kemendikbud. Turut hadir dalam acara itu, Duta Besar Finlandia untuk Indonesia Kai Sauer, pakar pendidikan Finlandia Pasi Sahlberg, Dirjen Pendidikan Dasar (Dikdas) Kemendikbud Hamid Muhammad, Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan Dikdas Sumarna Surapranata, Guru Besar ITB Iwan Pranoto, dan anggota Komisi X DPR Rohmani (FPKS) serta Irsal Yunus (FPDI Perjuangan).
Ainun Naim menyatakan kerja sama bidang pendidikan tersebut untuk dapat saling belajar dan benchkmarking satu sama lain guna memperbaiki kualitas dan peningkatan standar kompetensi pendidikan Indonesia.
MoU tersebut antara lain mencakup pendampingan dan fasilitasi dalam reformasi pendidikan, pertukaran pelajar, guru, kepala sekolah, dan dosen serta pertukaran informasi dan publikasi ilmiah.
Dubes Finlandia Kai Sauer mengatakan sistem pendidikan Finlandia telah medapatkan peringkat yang tinggi dalam beberapa survei internasional, termasuk Program untuk Penilaian Pelajar Internasional atau PISA.
"Salah satu kekuatan terbesar dari sistem pendidikan Finlandia adalah kemampuannya untuk menjamin kesempatan pendidikan yang sama bagi semua orang, terlepas dari latar belakang sosial ekonomi," kata Kai.
Pasi Sahlberg mengemukakan tiga aspek pendidikan dalam pengajaran di Finlandia, yaitu human capital, social capital, dan decisional capital.
"Tiga aspek itu kita tingkatkan. Human capital meningkat sedikit, tapi social capital-nya meningkat pesat. Hal ini menyebabkan Finlandia punya profesional capital. Jadi bukan sekadar menjadi guru yang baik juga sistem bagi guru, yaitu freedom, otonomi, dan kepercayaan," ungkapnya.
Guru Besar ITB Iwan Pranoto yang turut hadir selaku undangan dari Kedubes Finlandia menyatakan negara kita memang harus belajar banyak dengan Finlandia yang dalam pendidikannya lebih banyak melibatkan masyarakat.
"Kalau kita lebih mengedepankan government atau top down. Finlandia berkomitmen memberikan pelayanan terbaik bagi anak didik," tegas Iwan.
Editor : Agus Tri Wibowo
Sumber : Metrotvnews.com
0 Response to "Pendidikan Indonesia Harus Belajar dari Finlandia "
Post a Comment