Orangtua Sibuk Bekerja, Pendidikan Anak Terabaikan


Persoalan pendidikan memang tak henti-hentikan selesai, selalu saja ada persoalan baru berkaitan pendidikan. Seperti di wilayah Kabupaten Boyolali, banyak anak yang pendidikannya terabaikan karena orangtua sibuk bekerja. 

Kondisi tersebut banyak ditemukan di wilayah Selo dan Cepogo. Ironisnya lagi, karena kurangnya perhatian orangtua, beberapa di antaranya menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh orang dekat.

Hal tersebut diungkapkan Koordinator Penggerak Partisipasi Anak Remaja Indonesian (PEPARI) Boyolali, Rusmiyati, pihaknya sangat prihatin dengan masih adanya anak yang terpaksa putus sekolah. 

Dari beberapa kasus yang ditemukan, anak putus sekolah dikarenakan orangtua tidak memberikan dorongan anak untuk bersekolah. Dari sisi ekonomi, diakui mestinya mampu untuk menyekolahkan anak hingga tingkat SMP.

“Ekonomi jelas mereka mampu, kurangnya kesadaran orangtua akan arti pentingnya pendidikan yang menyebabkan anak putus sekolah,” tandas Rusmiyati, seperti dilansir dari laman Timlo.net.
 
Yang lebih mengejutkan lagi, pihaknya menemukan anak yang terpaksa putus sekolah setelah menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan pelaku yang masih ada hubungan saudara. Sang anak, AY, warga 
Cepogo, terpaksa tidak melanjutkan sekolah sejak umur 8 tahun setelah menjadi korban pelecehan seksual. Tragisnya, sang anak yang masih usia dini ini dinikahkan siri dengan pelaku.

“Ini kan sangat memprihatinkan, pendidikan adalah hak anak. Kita berharap pemerintah bisa turun tangan menyelesaikan kasus-kasus seperti ini tanpa merebut hak pendidikan mereka,” ungkap Rusmiyati.

Dijelaskan juga, PEPARI akan membuat sekolah khusus, yang nantinya bisa diikuti anak-anak putus sekolah.

0 Response to "Orangtua Sibuk Bekerja, Pendidikan Anak Terabaikan"

Post a Comment