Mengapa Banyak Pencari Kerja Ditolak Perusahan Besar


Berbagai keluhan dari pihak industri mengenai kompetensi para lulusan perguruan tinggi menjadi cambuk bagi perguruan tinggi untuk terus memperbaiki diri. Tidak terkecuali bagi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

UGM pun membuka diri dengan menerima masukan dari pihak pengguna tenaga kerja dari lulusan UGM melalui talkshow Kupas Tuntas Alumni UGM di Dunia Industri, belum lama ini. Vice President Human Resource Operation Pertamina Setyo Wardono, Corporate Human Capital and Brand Management Astra International Lorentius Galuh Saputra, dan CEO Square Enix Smilework Hiroaki Kanamaru pun didapuk sebagai pembicara.

Corporate Human Capital and Brand Management Astra International Lorentius Galuh yang hadir pada kesempatan tersebut menyambut baik inisiatif yang dilakukan UGM. Sebab, berkaca pada pengalaman pribadi saat merekrut calon pegawai di Astra yang kerap gagal dalam psikotes.

"Kegagalan utama para job seeker saat melamar kerja biasanya terhenti pada tahap psikotes karena lemahnya kemampuan soft skill. Di Astra, dari 100 pelamar hanya lima orang yang bisa lolos. Soft skill jadi masalah utama SDM di Indonesia," papar Galuh, seperti dinukil dari laman Okezone.com.

Pendapat senada turut dilontarkan Vice President Human Resource Operation Pertamina Setio Warjono. Dia mengaku, di Pertamina umumnya pelamar gagal pada tahap ujian psikotes. "Jumlahnya cukup besar. Lebih dari 50 persen," kata Setio.

Dia menambahkan, rata-rata para pelamar minim pengalaman dalam kepemimpinan karena jarang mengikuti kegiatan kepemimpinan dan organisasi. "Soalnya di Pertamina ada tahapan wawancara dengan Direksi. Jika pelamarnya percaya diri, pimpinan kami sangat percaya," urainya.

Selain kompetensi teknis dan kepemimpinan, kondisi kesehatan pelamar juga sangat menentukan bagi keberhasilan bisa bekerja di Pertamina. "Gagal tes kesehatan jumlahnya juga cukup besar. Banyak anak muda fresh graduate memiliki kolesterol tinggi," tutur Setio.

Menurut wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Iwan Dwi Prahasto, strategi tersebut dilakukan dalam rangka pengembangan proses pembelajaran agar lebih relevan dengan kebutuhan industri dan masyarakat.

Iwan menyebut, kemampuan lulusan harus sesuai dengan kebutuhan pemerintah, industri serta masyarakat. "Kemampuan lulusan tidak selalu pada kebutuhan pemerintah dan industri tapi juga lulusan yang diinginkan masyarakat," ujar Iwan.

Maka, lanjutnya, tidak hanya kompetensi akademik para lulusan yang harus ditingkatkan. Kondisi fisik dan kesehatan para lulusan disiapkan lebih prima sejak mereka jadi mahasiswa. Hal itu dilakukan untuk mengurangi para lulusan yang gagal diterima kerja karena faktor kesehatan.

0 Response to "Mengapa Banyak Pencari Kerja Ditolak Perusahan Besar"

Post a Comment