Perhatian Orangtua yang Berlebihan Berefek Buruk pada Anak


Sulit untuk mengajar anak-anak zaman sekarang, tidak ada sopan santun, bahkan tidak tahu diri. Hal ini hampir merupakan suara bersama sebagian besar orangtua maupun para guru di sekolah. Lantas mengapa bisa terjadi fenomena seperti ini ? Selain disebabkan efek dari tayangkan televisi, internet dan media lain dengan informasi yang dipenuhi kekerasan dan pesan negatif, sikap orang tua dalam hal pendidikan juga ikut berperan penyabab anak-anak menjadi semakin liar dan kasar.

Hasil studi terkait mendapati, bahwa orangtua yang lahir antara tahun 1965 ~ 1977, yaitu para orangtua yang disebut era X ini, di mana ketika memberikan pendidikan kepada anak-anaknya, terlalu menaruh perhatian yang berlebih-lebihan pada anak-anaknya, merespon dengan keras apapun kemungkinan yang menghalangi perkembangan fisik dan mental anak-anak. 

Dari masalah anjing piaraan orang yang terlalu dekat dengan kereta bayinya, hingga pembina atau guru yang tidak menaruh perhatian kepada anaknya, atau dokter yang tidak bisa menyembuhkan flu ringan anaknya. Akibat dari bentuk perhatian yang berlebihan ini menyebabkan si anak hanya bisa peduli pada diri mereka sendiri, mengabaikan perasaan orang lain, atau tidak tahu bagaimana menghormati orang lain.

Seorang kritikus dari The New York Times mengambil sebuah contoh : Ketika seorang anak prasekolah berada di sebuah restoran yang ramai, di mana setelah ia dengan sengaja menyengkat hingga jatuh seorang wanita, ia malah dengan gembira meminta hadiah kepada ibunya. Anehnya, ibu dari anak yang nakal itu tidak bereaksi apapun terhadap perilaku anaknya. Contoh lainnya di sebuah situs 'Grandparents.com', seorang nenek yang bersedih bertanya kepada semua orang tentang bagaimana mengatasi cucunya yang kerap mempermalukan ibunya di tempat umum, sementara sang ibu tidak berdaya.

Orangtua dari era X adalah orangtua yang sudah terkenal dengan sepenuh hatinya merawat anak-anak. Perlindungan mereka yang disebut 'attachment parenting', orangtua dan anak harus seperti aur dengan tebing (sangat akrab). Bahkan rela meninggalkan pekerjaan demi menjaga anak, malah rela menjadi relawan di taman kanak-kanak atau sekolah dalam waktu yang lama agar bisa semakin akrab dengan anaknya.

Pengorbanan yang didedikasikan para orang tuaera X ini, malah mendapatkan balasan 'ketidak-baktian' si anak setelah dewasa kelak, dan hal ini tampaknya sangat tidak logis. Sejumlah studi mendapati, bahwa orangtua pada era X ini penuh dengan lika liku dalam proses pertumbuhnnya. Sebagian dari mereka tumbuh dalam keluarga orangtua tunggal, sementara 40% lainnya menjalani kehidupan independent.

Psikolog anak Dr. Michael Brody mengatakan, sebenarnya perilaku atau sikap orangtua era sekarang adalah untuk mengobati luka yang dialaminya di masa anak-anak melalui anaknya sendiri. Dengan membiarkan anak-anaknya sekarang berbuat semaunya sebenarnya adalah demi menghindari anaknya mengalami kecemasan dan pengabaian yang dialaminya dalam keluarga yang tidak seutuhnya.

Kepala editor Babble.com yang terkemuka, Calhoun mengatakan, oleh karena orangtua pada era X sibuk dalam pekerjaan atau sibuk membagi berapa banyak biaya hidup sehari-hari, sehingga dalam proses pertumbuhannya, orangtua era X ini nlebih bannyak menghabiskan waktunya dengan film animasi (kartun) di Televisi. Demi menenangkan luka atau derita yang dialaminya ketika kecil, menyebabkan orangtua era X memberikan perhatian yang ekstrem tehadap setiap tingkah laku anaknya.

Namun, ada juga ahli terkait yang berpendapat, jangan menimpakan semua kesalahan kepada orang tua era X ketika terjadi perilaku yang menyimpang dari anak-anaknya sekarang. Anak-anak juga dapat mempelajari nilai sosial yang penting dari mainan yang didapat dan tayangan program yang disaksikannya di telivisi. 

Media sekarang terus mempropagandakan kekerasan dan perilaku negatif yang kasar. Jika perilaku kekerasan seperti ini tidak dikecam, maka perilaku yang kasar dan kurang ajar akan menjadi makana sehari-hari di masyarakat.(Epochtimes/Jhoni/Yant)

Referensi : Erabaru.net

0 Response to " Perhatian Orangtua yang Berlebihan Berefek Buruk pada Anak"

Post a Comment