Indonesia punya potensi besar untuk menjadi negara adikuasa. Pasalnya Indonesia adalah negara yang mempunyai segala sumber daya.
Potensi itu dipaparkan Hary Tanoesoedibjo di hadapan Walikota Makassar Ilham Arief Sirajuddin Rektor UNM (Universitas Negeri Makassar) Prof Dr Arismunandar, mahasiswa dan civitas akademika UNM, seperti dilansir dari laman Okezone.com.
“Bangsa yang besar itu adalah bangsa yang relatif lebih baik dari bangsa-bangsa yang lain. Kalau kita bicara secara global, kita lihat contohnya China. Sekarang China disegani di seluruh dunia karena merupakan ekonomi kedua terbesar di dunia,” ujar Hary.
Hary didaulat menjadi pembicara kunci dalam seminar nasional bertajuk "etos kepahlawanan untuk kemashlahatan" di Gedung Menara Phinisi, Kampus UNM, Makassar. Dia membuka wawasan ekonominya sebagai pengusaha dengan memperbandingkan posisi antara Negeri Tirai Bambu dengan India. Dari perbandingan kedua negara itu di mana letak potensi Indonesia dijabarkannya secara mudah dan terperinci.
Diketahui, China mampu mengelola negaranya sedemikian rupa secara maksimal. “Dulu, China tidak dianggap waktu tahun 1990-an, sekarang sudah nomor dua setelah Amerika Serikat dari PDB-nya,” kata HT seraya menambahkan, ukuran suatu bangsa itu dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Menurut HT, pada tahun 1990-an ekonomi China itu kurang dari USD1 triliun. Sedangkan populasi penduduknya berkisar 1,3 miliar jiwa. Kemudian dikelola dengan baik sekali, pertumbuhan ekonominya bisa bergerak 9 hingga 11 persen dengan tanpa menciptakan kesenjangan sosial. Jadi, masyarakat bawahnya juga menikmati pertumbuhan tersebut.
“Saat ini, PDB China sudah lebih dari USD8 triliun. Dari sebelumnya, kurang dari USD1 triliun, bayangkan terjadi suatu peningkatan yang luar biasa, lebih dari USD7 triliun, yang tentunya tersebar dari seluruh masyarakat mereka. Pendapatan per kapita mereka tumbuh menjadi USD6.700 per tahun hari ini,” ucap HT.
Dijabarkan, kalau dilihat tahun 1990-an saat ekonomi China mulai bergerak, posisinya dengan India hampir sama. Kalau dari jumlah penduduk bedanya hanyalah 100 juta jiwa. Tapi India sekarang PDB-nya masih USD1,8 triliun sedangkan China sudah USD8,8 triliun.
Kemajuan ekonomi itu, lanjutnya, membuat China sekarang sangat disegani. Posisi Negeri Tirai Bambu itu sudah melebihi Jepang yang kini menempati peringkat ekonomi ketiga dunia, padahal tadinya Negeri Matahari Terbit nomor dua dunia.
“Kita Indonesia punya semua. Mulai dari populasi besar keempat di dunia, sumberdaya alam dari pertambangan, kelautan, perkebunan, dan pertanian yang sangat luar biasa. Ekonomi kita memiliki basis yang sangat domestik ditopang kelas menengah berupa UKM (usaha kecil menengah) sebanyak lima puluh juta jiwa,” tuntas HT
Potensi itu dipaparkan Hary Tanoesoedibjo di hadapan Walikota Makassar Ilham Arief Sirajuddin Rektor UNM (Universitas Negeri Makassar) Prof Dr Arismunandar, mahasiswa dan civitas akademika UNM, seperti dilansir dari laman Okezone.com.
“Bangsa yang besar itu adalah bangsa yang relatif lebih baik dari bangsa-bangsa yang lain. Kalau kita bicara secara global, kita lihat contohnya China. Sekarang China disegani di seluruh dunia karena merupakan ekonomi kedua terbesar di dunia,” ujar Hary.
Hary didaulat menjadi pembicara kunci dalam seminar nasional bertajuk "etos kepahlawanan untuk kemashlahatan" di Gedung Menara Phinisi, Kampus UNM, Makassar. Dia membuka wawasan ekonominya sebagai pengusaha dengan memperbandingkan posisi antara Negeri Tirai Bambu dengan India. Dari perbandingan kedua negara itu di mana letak potensi Indonesia dijabarkannya secara mudah dan terperinci.
Diketahui, China mampu mengelola negaranya sedemikian rupa secara maksimal. “Dulu, China tidak dianggap waktu tahun 1990-an, sekarang sudah nomor dua setelah Amerika Serikat dari PDB-nya,” kata HT seraya menambahkan, ukuran suatu bangsa itu dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Menurut HT, pada tahun 1990-an ekonomi China itu kurang dari USD1 triliun. Sedangkan populasi penduduknya berkisar 1,3 miliar jiwa. Kemudian dikelola dengan baik sekali, pertumbuhan ekonominya bisa bergerak 9 hingga 11 persen dengan tanpa menciptakan kesenjangan sosial. Jadi, masyarakat bawahnya juga menikmati pertumbuhan tersebut.
“Saat ini, PDB China sudah lebih dari USD8 triliun. Dari sebelumnya, kurang dari USD1 triliun, bayangkan terjadi suatu peningkatan yang luar biasa, lebih dari USD7 triliun, yang tentunya tersebar dari seluruh masyarakat mereka. Pendapatan per kapita mereka tumbuh menjadi USD6.700 per tahun hari ini,” ucap HT.
Dijabarkan, kalau dilihat tahun 1990-an saat ekonomi China mulai bergerak, posisinya dengan India hampir sama. Kalau dari jumlah penduduk bedanya hanyalah 100 juta jiwa. Tapi India sekarang PDB-nya masih USD1,8 triliun sedangkan China sudah USD8,8 triliun.
Kemajuan ekonomi itu, lanjutnya, membuat China sekarang sangat disegani. Posisi Negeri Tirai Bambu itu sudah melebihi Jepang yang kini menempati peringkat ekonomi ketiga dunia, padahal tadinya Negeri Matahari Terbit nomor dua dunia.
“Kita Indonesia punya semua. Mulai dari populasi besar keempat di dunia, sumberdaya alam dari pertambangan, kelautan, perkebunan, dan pertanian yang sangat luar biasa. Ekonomi kita memiliki basis yang sangat domestik ditopang kelas menengah berupa UKM (usaha kecil menengah) sebanyak lima puluh juta jiwa,” tuntas HT
0 Response to "Indonesia Bisa Belajar dari Kemajuan Ekonomi China"
Post a Comment