Polusi Udara Berlebih Bisa Picu Autisme dan Berbagai Penyakit Otak Lainnya


Paparan polusi udara telah lama diduga meningkatkan risiko penyakit jantung dan paru-paru. Dan baru-baru ini, para ahli kesehatan melihat adanya peluang gangguan otak, sebagai akibat paparan polusi yang berlebihan.

Para peneliti yang tergabung dalam Asosiasi Amerika untuk Kemajuan Ilmu Pengetahuan (AAAS) menyimpulkan bahwa paparan polusi yang terus menerus akan membuat otak berkembang. Sekelompok tikus telah diujicobakan dengan cara memberikan kepada mereka paparan polusi udara. Beberapa saat kemudian pada otak tikus-tikus tersebut ditemukan pembesaran ventrikel otak, sebuah ciri dari gangguan perkembangan saraf, seperti skizofrenia dan autisme.


Atas hasil penelitian ini, para pelaku medis percaya bahwa peningkatan polusi udara akan terkait erat dengan peningkatan tingkat penyakit sistem saraf pusat. Apalagi jika paparan polusi diderita selama bertahun-tahun.


Menurut Deborah Cory-Slechta, ketua peneliti AAAS, polusi udara mengandung berbagai logam dan gas, yang terdiri dari banyak partikel berukuran berbeda.
Partikel-partikel yang lebih besar biasanya tidak berisiko bagi tubuh, karena akan terbuang melalui batuk, misalnya. Tetapi partikel yang sangat kecil justru mampu menimbulkan ancaman besar pada kesehatan.


"Orang-orang justru khawatir pada partikel terkecil, partikel ultrafine. Alasannya adalah karena partikel-partikel kecil itu pergi ke bagian bawah paru-paru. Setelah mereka sampai ke bagian bawah paru-paru, mereka dapat diserap ke dalam aliran darah, " ujar Cory-Slechta, yang juga profesor di departemen kedokteran lingkungan di University of Rochester School of Medicine kepada FoxNews.com baru-baru ini.


Cory-Slechta dan tim kemudian melakukan serangkaian tes lanjutan. Setelah otak dipotong untuk melihat lebih baik, para peneliti menemukan bahwa semua memiliki berbagai tingkat kerusakan, tetapi terutama ventrikel lateral, yang melebar.


"Ketika ventrikel otak terlalu besar, hal itu mendorong seluruh jaringan, termasuk jaringan yang menghubungkan otak kanan dan kiri. Dan pada tikus-tikus ini banyak jaringan yang hilang, dimana hal ini merupakan karakteristik autisme dan skizofrenia, " lanjut Cory-Slechta.


Pembesaran ventrikel juga dikaitkan dengan berbagai penyakit otak lainnya, seperti gangguan bipolar dan penyakit Alzheimer, serta sejumlah cacat lahir pada anak-anak.


Cory-Slectha mencatat bahwa kerusakan otak ini sebagian besar terlihat pada tikus jantan. Hal ini menarik, sebab mengingatkan pada temuan bahwa autisme dan skizofrenia lebih banyak diderita oleh laki-laki.


Saat ini Cory-Slechta dan tim tengah mengembangkan penelitian lanjutan. Namun ia mengingatkan bahwa studinya ini seharusnya berdampak pada pengembangan aturan yang mampu membatasi polusi di atmosfer. "Hasil penelitian ini seharusnya bisa mengubah peraturan tentang ambang batas polusi yang bisa diterapkan di berbagai tempat manapun di dunia," pungkasnya.


Penulis  : Nessy Febrinastri/FAB
Sumber : Beritasatu.com

0 Response to "Polusi Udara Berlebih Bisa Picu Autisme dan Berbagai Penyakit Otak Lainnya"

Post a Comment