Mengajar Anak Berperilaku Baik Tidaklah Sulit


Kenapa anak lelaki terkadang selalu melamun, sering tidak teliti melihat judul dan keliru menyalin angka?

Otak anak laki-laki yang masih duduk di SD, pemahamannya lebih baik daripada kecermatan, dan keinginan bermainnya lebih kuat daripada kesabaran, dalam menghadapi pekerjaan soal-soal ujian dan detail kehidupan yang padat, seringkali sampai kehabisan akal. Perlambatlah langkah hidup dan jagalah aturan beristirahat, jangan berikan beban pelajaran yang berlebihan, ketika mereka merasakan ada kelebihan waktu dan kemampuan mengurus diri, baru ia akan merasa nyaman dan berfokus melakukan hal-hal dengan baik.


Sikap mantap di panggung, begitu hadapi ujian seperti tersengat listrik!


Teringat putra kami sebelum berusia enam tahun, gurunya menuliskan catatan kaki yang luar biasa pas: "Kamu selamanya adalah anak yang hidup di panggung!" Tetapi ini hanya komentar paruh pertama, paruh selanjutnya disampaikan setelah guru menjumpai saya dengan setengah bergurau: "Setelah turun dari panggung, benaknya malah sering tersumbat!"


Memang, kilau cemerlang putra kami di panggung, juga membuat saya menjadi penggemarnya. Teringat pada suatu jamuan makan malam, yang dihadiri sepuluh lebih teman dari Eropa, putra kami berinisiatif menampilkan permainan sulap di panggung. Baginya, hal ini sangat mudah, tetapi yang membuat saya tercengang ia dengan tenang dan santai menjelaskan dalam bahasa Tionghoa yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Inggris. Penguasaan panggungnya meyakinkan, sehingga mendapat tepuk tangan hangat dari para senior yang hadir! Seorang teman Eropa yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris bertanya kepada saya: "Apakah anak Taiwan semuanya seperti ini?"


Namun, pada saat dia di atas panggung tampak berotak jernih dan mantap, begitu turun dari panggung ibarat telah menyihir dirinya sendiri, dan berubah menjadi penyakit akut! Dalam mengerjakan PR maupun ujian, bagaikan kereta api cepat yang melintas, melaju, menerjang, serta tidak memperhati-kan jalan, maka akan selalu terjadi menulis meloncat-loncat, kelewatan menulis, salah menyalin, salah memilih nomor atau jawaban, lupa menulis kelas berapa dan beraneka kesalahan lainnya.


"Masalah kecil ini bukan menandakan bodoh, tapi sungguh terlalu jika nilai sampai dipotong!" Terutama matematika, setiap kali nilai yang dikurangi bisa mencapai lebih dari 10 poin. Jangan heran jika si anak tidak terima, karena dari hasil ujiannya selalu tidak bisa merasakan IQ dan kerja kerasnya, bahkan para guru yang serius mengajarnya pun sangat kecewa!


Untuk itu saya telah berupaya keras mengamati letak permasalahannya, dan akhirnya satu per satu bisa ditemukan secara tepat. Setiap kali ketemu satu masalah langsung ditentukan, maka harus dikoreksi berulangi kali, ditambah dengan insentif dan hukuman guna meningkatkan efektivitas.


Sebagai contoh, ketika menghitung pembagian, 'titik desimal' selalu lupa titiknya, maka untuk mengatasi masalah ini, memintanya begitu melihat ada titik desimal, maka harus segera diberi titik dulu, jangan menunggu setelah selesai jawaban menghitung baru dilakukan perbaikan membuat titik, karena terkadang justru lupa menambahkan titik desimal.


Meskipun ada perbaikan sedikit demi sedikit pada putra kami, tapi laju perkembangannya masih terlalu lamban dan mencemaskan. Terutama ketika pesan dan pengawasan saya mengendor, penyakit lamanya akan kambuh lagi satu demi satu!


Saya baru kaget dan waspada, meskipun masih ingin terus menasihati dan memikirkan cara-cara untuk membantu anak. Tetapi masalah yang paling mendasar adalah tingkat kedewasaannya sesungguhnya memang kurang, kondisi fisiologisnya masih belum cukup untuk menghadapi pengendalian rincian detail.
 

Otak anak lelaki relatif lambat dewasa

Pada ujian sekolah dasar dan pekerjaan rumah, hampir setengah proporsinya bukan menguji kemampuan penalaran anak-anak, tetapi adalah tes kehati-hatian dan kesabaran anak. Justru otak anak lelaki yang masih duduk di bangku SD pemahamannya lebih baik ketimbang kehati-hatiannya, dan dorongan untuk terus bermain lebih besar daripada kesabaran. Kecerobohan seperti ini tercermin dalam dirinya, selain prestasi di sekolah terhambat, kehidupan sehari-hari pun menghadapi gangguan yang cukup banyak.


Tak sedikit orangtua berpesan dengan rinci dan menerapkan perlakuan lembut dan keras secara bergantian, tetap saja belum dapat menyembuhkan kecerobohan si anak. Tetapi orangtua selalu dengan senyum menghibur pasangan muda: "Jangan khawatir! Kalau anak-anak nanti sudah dewasa akan menjadi baik!"


Orangtua yang kaya pengalaman pandai menilai orang dan permasalahan. 

Kadangkala tebakan mereka tepat laiknya meteorolog memprediksi iklim, hanya karena mereka telah terlalu banyak melihat contoh kasus anak laki-laki ceroboh namun setelah tumbuh dewasa sama sekali berbeda

Memang, menurut penelitian neuroscience, bagian depan korteks serebral otak hanya berfokus pada konsentrasi seseorang dan kemampuan merencanakan serta pengendalian emosi, dapat dikatakan, dalam hal ini rata-rata anak laki-laki umumnya lebih lambat dewasa. Jadi, kemungkinan mereka telah mencoba menggunakan kemauan untuk mengendalikan diri, tapi masih tidak bisa menyingkirkan masalah konsentrasi yang membelit perhatiannya.


Anak-anak dengan penyakit Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) yaitu gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik pada kebanyakan anak-anak, kedewasaannya bahkan tiga tahun lebih lambat dibandingkan dengan pasien non - ADHD. Itu sebabnya angka anak lelaki yang didiagnosis terjangkit ADHD jauh lebih besar dibandingkan anak perempuan, perbandingan adalah sekitar 4:1.


Studi lain menemukan bahwa penyakit anak-anak ADHD perkembangan daerah "motor cortex"-nya lebih cepat dibandingkan dengan anak-anak pada umumnya. 


Ini berarti mereka tidak hanya tidak mampu berkonsentrasi, tetapi sebaliknya, gerak-geriknya tidak bisa dikontrol dan terus bergerak tak bisa dihentikan, sehingga mereka terlihat cemas dan galau.

Kemampuan persepsi visual sebagian anak lelaki agak lebih lambat dewasa. Persepsi visual tidak mewakili ketajaman visual, tetapi adalah mengontrol ketajaman visual dan kerjasama dengan link otak, termasuk mengidentifikasi pola benda yang identik dan apakah dapat memusatkan perhatian untuk melacak benda bergerak, mengirim dengan cepat dan menyimpan pada otak dari informasi gambar yang terlihat, dan apakah otak dapat berdasarkan informasi visual untuk memerintah sistem motorik, yang merupakan tingkat koordinasi antara tangan dan mata. 


Referensi : Erabaru.net

0 Response to "Mengajar Anak Berperilaku Baik Tidaklah Sulit "

Post a Comment