Memilih Mainan, Mendongkrak Kecerdasan Anak | Part 2

Mengutip ahli psikologi kognitif, Jean Piaget, bayi baru bisa bermain dan belajar pada waktu berusia di atas tiga bulan. Karena itu penting memilih mainan yang sesuai dengan tahapan usia anak.

Contoh mainan yang sesuai dengan anak, misalnya, untuk anak berusia tiga sampai enam bulan, mainan yang dimiliki oleh anak, yakni ibunya sendiri.

Proses belajar dapat terjalin saat ibu menjalankan aktivitas bersama anak. Misalnya, memandikan, menyusui maka proses belajar dalam bermain ada pada saat itu.

“Disarankan ibu memberikan perhatian yang penuh pada waktu itu sehingga kualitas waktu bermain terjaga,” ujar psikolog Keluarga dari Brawijaya Women and Children Clinic, Rika Ermasari SPsi CH CHt.

Saat anak berusia enam sampai sembilan bulan, mainan yang tepat berupa bola yang mengelinding atau mainan-mainan yang merangsang anak untuk mendekati posisi mainan tersebut. Pada usia tersebut anak mulai merangkak dan mencoba belajar berjalan.

“Dengan menyediakan lingkungan yang aman, seperti mainan yang aman dan alas bermain yang nyaman, maka proses belajar akan menjadi optimal,” kata Rika.

Sedangkan anak usia sembilan sampai 12 bulan, bisa disediakan mainan yang merangsang berjalan, seperti alas mainan yang datar namun berbunyi jika diinjak dan di ujung alas ada mainan yang bisa dimainkan dan berwarna-warni.

Atau, mainan seperti meja yang berisi mainan berwarna yang melatih kekuatan kaki anak untuk berdiri sebelum mulai berjalan dan sebagainya.

“Pada saat ini disarankan mainan diperbanyak yang nonelektronik agar perkembangan psikomotrik dan kognitifnya tercapai juga,” ujarnya.


Sumber : Republika.com

0 Response to "Memilih Mainan, Mendongkrak Kecerdasan Anak | Part 2"

Post a Comment