Pentingnya Tidur Bagi Kemampuan Memori Otak

Ketika seseorang melakukan aktivitas, maka jaringan sel di dalam tubuhnya terus bekerja sehingga sangat mungkin dapat timbul kerusakan. Dengan beristirahat, maka kerusakan pada jaringan tersebut akan diperbaiki. Istirahat yang baik untuk mengembalikan kondisi tubuh agar menjadi fit kembali adalah dengan tidur. Selama tidur akan terjadi perbaikan sel-sel tubuh yang rusak (natural healing mechanism) atau pembentukan sel-sel yang baru, limbah dan uap kotor dalam tubuh akan dibuang.

Tidur juga memengaruhi metabolisme tubuh dan merangsang daya asimilasi/serap. Oleh karena itu, tidur pun harus sesuai dengan aturan. Jika kita tidur terlalu lama, bukannya menjadi segar justru akan menjadi lesu karena tubuh mengasimilasi/menyerap limbah dan uap kotor lagi. Tidur yang cukup dan berkualitas pastinya akan membantu kita memiliki energi dan gairah dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Selain memberi waktu istirahat bagi tubuh dan pikiran, ternyata tidur dapat meningkatkan kemampuan memori. Sebuah penelitian ilmiah membuktikan bahwa otak sangat aktif ketika sedang tidur, bahkan otak akan lebih aktif lagi dalam mempersepsi hal-hal yang dipelajari sebelum tidur.

Jadi, ketika kita mempelajari sesuatu sebelum tidur, maka hal-hal yang dipelajari tersebut akan mudah diterima oleh memori kita. Yang lebih menarik adalah otak kita akan menjadi lebih kritis dalam melakukan proses kognitif dalam pemecahan suatu masalah.

Pentingnya Tidur Bagi Kemampuan Memori Otak

Dalam sebuah penelitian yang dipimpin oleh para peneliti Beth Israel Deaconess Medical Center (BIDMC) menyatakan bahwa tidur malam yang baik memicu perubahan dalam otak yang membantu untuk meningkatkan daya ingat. Hasil penelitian ini dilaporkan pada 30 Juni 2005 dalam issue of the journal Neuroscience dan saat ini dipublikasikan secara online. Penelitian tersebut menjelaskan mengapa anak-anak, khususnya bayi, memerlukan tidur lebih banyak dibanding orang dewasa dan menyarankan peran tidur dalam rehabilitasi pasien stroke dan pasien lain yang menderita cedera otak.

Matthew Walker, PhD, direktur BIDMC’s Sleep and Neuroimaging Laboratory menyatakan bahwa penelitian ini sebelumnya menunjukkan jangka waktu tidur bisa membantu orang meningkatkan kinerja mereka dari “tugas memori”, namun para peneliti tidak tahu persis bagaimana atau mengapa itu terjadi. Untuk mengetahui hal tersebut, maka mereka melakukan penelitian baru dengan menggunakan Functional Magnetic Resonance Imaging (FMRI). Dengan ini mereka bisa melihat bagian mana dari otak yang aktif dan tidak aktif ketika subjek sedang diuji.

Penelitian ini memungkinkan mereka untuk lebih memahami peran tidur untuk memori dan belajar. Kenangan baru akan terbentuk dalam otak ketika seseorang terlibat dalam informasi yang harus dipelajari terlebih dulu seperti menghapal daftar kata atau menguasai konserto piano. Proses konsolidasi memori terjadi ketika hubungan antara sel-sel otak serta antara daerah otak yang berbeda diperkuat.

Dalam penelitian di sebuah perguruan tinggi, subjek penelitian secara individu diajarkan urutan gerakan keterampilan jari yang mirip dengan memainkan piano. Setelah 12 jam masing-masing peserta diuji kemampuan mereka untuk mengingat gerakan-gerakan jari dan aktivitas otak mereka diukur dengan MRI.

Menurut Matthew Walker, otak kecil yang berfungsi sebagai salah satu pusat motorik otak untuk mengontrol kecepatan dan akurasi ternyata lebih aktif setelah peserta melakukan tidur. Hasil scan MRI menunjukkan bahwa daerah otak bergeser ke memori penyimpanan yang lebih efisien selama tidur. Akibatnya ketika bangun tugas memori dapat dilakukan lebih cepat dan akurat dengan sedikit stres dan kecemasan.

Hasil akhir dari penelitian ini adalah bahwa keterampilan prosedural seperti belajar bicara, cara mengkoordinasikan anggota badan, bermusik, olahraga, bahkan menggunakan dan menafsirkan informasi sensorik dan persepsi dari sekitarnya menjadi lebih otomatis dan memerlukan penggunaan otak sadar lebih sedikit.

Penjelasan dari penelitian ini mengenai alasan anak-anak, khususnya bayi, membutuhkan lebih banyak tidur daripada orang dewasa adalah pada usia 12 bulan, bayi dalam berbagai rutinitasnya melibatkan banyak keterampilan dan memilih materi dalam jumlah besar, seperti belajar keterampilan motorik, mengkoordinasikan anggota tubuhnya, angka dan lain-lain. Untuk mengingat kembali apa yang mereka pelajari, maka permintaan tidur mereka menjadi lebih banyak. Hal ini bisa diterapkan bagi mereka yang menderita stroke atau cedera otak, karena mereka harus kembali belajar bahasa, kontrol anggota tubuh dan lain-lain.

Sementara para peneliti di Northwestern University dalam penelitiannya menyatakan bahwa memori dan kemampuan untuk keterampilan yang baru dipelajari akan ditingkatkan dan diperkuat dengan tidur. Ini merupakan serangkaian terobosan baru dalam pemahaman tentang bagaimana fungsi otak ketika tidur dalam mendukung pembelajaran dan memori.

Dalam studinya para peneliti memutar dua melodi musik yang berbeda dengan menggunakan simbol-simbol visual dan diperdengarkan kepada beberapa peserta. Setelah itu para peserta diperkenankan untuk tidur siang selama 90 menit. Selama para peserta tidur, peneliti hanya memutar satu melodi saja, mereka juga memantau aktivitas otak peserta selama sedang tidur sampai mereka mencapai tidur lambat atau disebut dengan tidur delta/tidur sangat nyenyak.

Beberapa frekuensi dalam jangkauan delta ini diiringi dengan pelepasan hormon pertumbuhan manusia (Human Growth Hormone) yang memiliki manfaat untuk penyembuhan. Dalam tidur delta ini merupakan tahap tidur restoratif yang telah dikaitkan dalam penelitian lain dengan penciptaan dan konsolidasi memori. Setelah para peserta bangun dari tidur siangnya, peneliti meminta mereka memutar ulang dua melodi.

Ternyata para peserta memainkan melodi yang mereka dengarkan ketika tidur dengan akurasi yang lebih besar dibanding melodi yang mereka dengarkan ketika dalam keadaan sadar. Para peneliti juga menemukan bahwa pengukuran EEG terhadap aktivitas otak selama peserta tidur delta berkorelasi dengan tingkat perbaikan indikasi memori yang membantu memperkuat memori.

Penyelidikan mengenai hubungan antara tidur, belajar, dan memori merupakan area yang menarik dan sangat aktif dilakukan dalam penelitian ilmiah. Ada serangkaian studi yang menunjukkan kemajuan yang dibuat dalam pemahaman kita tentang bagaimana tidur mempengaruhi otak dan pada gilirannya kemampuan yang ada dalam diri berfungsi untuk belajar keterampilan yang baru, kemudian keterampilan tersebut ditransfer sebagai pembelajaran yang baru ke dalam memori jangka panjang.

Hasil dari sebuah penelitian menyatakan bahwa peran tidur dalam mengkonversi hal yang baru dipelajari adalah mempertajam sesuatu yang dipelajari tersebut. Hal ini dilakukan penelitian kepada siswa yang tidur lama setelah menghapal ternyata mampu mengingat dengan lebih baik dibanding mereka yang menghapal namun tidak tidur.

Sebuah penelitian dilakukan untuk mencari tahu apakah seseorang yang mengidap sleep apnea yaitu gangguang tidur yang cukup serius memiliki dampak negatif terhadap memori visual. Para peneliti mempelajari 54 anak dengan obstruktif sleep apnea. Ternyata mereka yang mengidap sleep apnea mengalami kesulitan daya ingat pendek dan daya ingat jangka panjang dibanding anak-anak yang tidak memiliki sleep apnea.

Efek tidur terhadap memori akan berubah sesuai dengan usia. Penelitian dilakukan terhadap orang dewasa muda dan tua untuk mengukur derajat konsolidasi memori selama mereka tidur delta. Para peneliti menemukan kekuatan efek positif pada orang dewasa muda selama mereka tidur delta. Orang dewasa tua juga memiliki efek positif, namun para peneliti menemukan efek negatif pada memori ketika mereka kekurangan tidur delta.

Dalam penelitian menyatakan bahwa selama tidur nyenyak dapat mempengaruhi dan meningkatkan memori. Dalam studinya, peneliti mengajarkan peserta untuk memasangkan gambar tertentu dari suatu objek dengan lokasi tertentu di layar komputer. Empat puluh lima menit setelah latihan, peserta dianjurkan untuk tidur siang. Selama mereka tidur siang, peneliti memainkan suara yang terkait dengan beberapa objek yang mereka sudah kerjakan sebelumnya. Setelah bangun, mereka diminta untuk melakukan latihan yang sama dengan yang mereka pelajari sebelumnya. Para peneliti menemukan bahwa peserta memiliki memori yang lebih baik dalam penempatan benda-benda terkait dengan suara yang mereka dengar selama tidur.

Tidak hanya suara, bau juga dapat menembus tidur nyenyak untuk meningkatkan memori. Sebuah penelitian dilakukan untuk menunjukkan bagaimana paparan bau bisa membantu mengkonsolidasikan memori saat tidur. Di sini peserta belajar permainan memori yang melibatkan menghafal lokasi pasang kartu dalam layar komputer. Sambil belajar mereka terkena aroma mawar. Tiga puluh menit setelah menyelesaikan latihan, mereka tidur dan terkena mawar lagi selama tidur delta. Hasilnya daya ingat peserta jauh lebih tinggi setelah tidur dengan wangi mawar dibanding ketika mereka tidur tanpa wangi mawar atau mereka diberi aroma lagi sebelum mereka tidur.

Itulah beberapa hal menarik mengenai tidur yang dapat meningkatkan kemampuan memori. Apapun hasil penelitian yang sudah dilakukan, bagi kita tidur dengan teratur, tenang, dan istirahat secukupnya akan membuat ingatan kita, kenangan kita, pekerjaan kita menjadi lebih baik karena dengan tidur sedikitnya akan mengurangi stres dan kecemasan pada otak.

Sumber :  informasitips.com

0 Response to "Pentingnya Tidur Bagi Kemampuan Memori Otak"

Post a Comment