Perceraian bukan menyisakan rasa sedih yang mendalam. Namun bagi pria, perceraian mungkin menjadi awal dari memburuknya kesehatan di kemudian hari. Dari studi yang dilakukan International Society of Men’s Health menemukan, pria yang menghadapi perceraian dan belum menikah lagi lebih berisiko menghadapi kematian akibat penyalahgunaan zat dan depresi dibanding pria yang menikah.
Peneliti mengukur risiko kematian itu meningkat sampai 250 persen. Pria yang bercerai jauh lebih mudah mengalami berbagai macam penyakit. Di antara penyakit tersebut adalah sakit jantung, hipertensi, hingga stroke. Kekebalan tubuh juga ikut menurun sehingga rawan pula terkena flu sampai kanker.
Selain itu, mental pria akan jatuh pasca-perceraian. Mereka memiliki kecenderungan mengalami depresi dan perlu penanganan kejiwaan setidaknya 10 kali lebih sering dibanding pria yang menikah. Jika tidak kuat menghadapi realita tersebut, mereka menjadi putus asa. Menurut studi ini, pria yang depresi karena perceraian 39 persen lebih tinggi untuk melakukan bunuh diri dibanding pria yang menikah.
Kabar buruk belum cukup sampai di situ. Berbagai tindakan berisiko juga kemungkinan dilakukan oleh pria bercerai dan masih sendirian. Dia lebih mungkin untuk menyalahgunakan obat-obatan atau mengonsumsi minuman beralkohol. Hal tersebut nantinya lebih membuatnya makin depresi.
” Faktanya adalah pria terpengaruh secara substansial oleh trauma psikologis dan aktivitas kehidupan negatif seperti perceraian, kebangkrutan, pertikaian , dan kematian.. Penelitian sangat dibutuhkan untuk menyelidiki prevalensi dan dampak dari efek tersebut, dan untuk mengembangkan diagnosis dan pengobatan pedoman bagi para praktisi, ” kata Dr Ridwan Shabsigh, presiden International Society of Men’s Health.
Sumber ; sidomi.com
Peneliti mengukur risiko kematian itu meningkat sampai 250 persen. Pria yang bercerai jauh lebih mudah mengalami berbagai macam penyakit. Di antara penyakit tersebut adalah sakit jantung, hipertensi, hingga stroke. Kekebalan tubuh juga ikut menurun sehingga rawan pula terkena flu sampai kanker.
Selain itu, mental pria akan jatuh pasca-perceraian. Mereka memiliki kecenderungan mengalami depresi dan perlu penanganan kejiwaan setidaknya 10 kali lebih sering dibanding pria yang menikah. Jika tidak kuat menghadapi realita tersebut, mereka menjadi putus asa. Menurut studi ini, pria yang depresi karena perceraian 39 persen lebih tinggi untuk melakukan bunuh diri dibanding pria yang menikah.
Kabar buruk belum cukup sampai di situ. Berbagai tindakan berisiko juga kemungkinan dilakukan oleh pria bercerai dan masih sendirian. Dia lebih mungkin untuk menyalahgunakan obat-obatan atau mengonsumsi minuman beralkohol. Hal tersebut nantinya lebih membuatnya makin depresi.
” Faktanya adalah pria terpengaruh secara substansial oleh trauma psikologis dan aktivitas kehidupan negatif seperti perceraian, kebangkrutan, pertikaian , dan kematian.. Penelitian sangat dibutuhkan untuk menyelidiki prevalensi dan dampak dari efek tersebut, dan untuk mengembangkan diagnosis dan pengobatan pedoman bagi para praktisi, ” kata Dr Ridwan Shabsigh, presiden International Society of Men’s Health.
Sumber ; sidomi.com
0 Response to "Psikologi Seorang Pria Yang Baru Saja Bercerai Dari Istrinya"
Post a Comment