Korupsi bukan ciri khas masyarakat modern. Kisah Nabi Syuaib yang diabadikan di dalam Al-Quran berhadapan dengan sebuah komunitas yang korup.
Di dalam Al-Quran dijelaskan: "Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Madyan saudara mereka, Syuaib. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman". (Q.S. al-Araf/7:85).
Ayat di atas mengisyaratkan bagaimana kecurangan dan korupsi merajalela, bahkan mungkin bisa disebut sudah membudaya di dalam masyarakat. Nabi Syuaib sepanjang hidupnya berusaha menghilangkan kebiasaan buruk masyarakat tersebut dengan berbagai pendekatan.
Nabi Syuaib tidak tinggal diam. Ia berusaha melakukan berbagai cara untuk membasmi penyakit korupsi dan kecurangan yang melanda umatnya. Ia turun tangan langsung ke medan korupsi walaupun harus menghadapi segala macam risiko dan tantangan. Hasilnya cukup berarti tetapi Nabi Syuaib masih membutuhkan waktu dan kerja keras sangat panjang guna membersihkan seluruh akar tradisi korupsi di dalam masyarakatnya.
Dalam waktu bersamaan kaum kafir tetap menantang Nabi Syuaib untuk meninggalkan Madyan, kota tempat Nabi Syuaib mengembangkan ajaran kenabiannya, sebagaimana diabadikan di dalam Al-Quran: "Pemuka-pemuka dari kaum Syuaib yang menyombongkan diri berkata: "Sesungguhnya kami akan mengusir kamu hai Syuaib dan orang-orang yang beriman bersamamu dari kota kami, kecuali kamu kembali kepada agama kami". Berkata Syuaib: "Dan apakah (kamu akan mengusir kami), kendatipun kami tidak menyukainya?" Pemuka-pemuka kaum Syuaib yang kafir berkata (kepada sesamanya): "Sesungguhnya jika kamu mengikuti Syuaib, tentu kamu jika berbuat demikian (menjadi) orang-orang yang merugi". (Q.S. al-Araf/7:88-90).
Kecurangan dan korupsi yang sedemikian kronis di dalam umat Nabi Syuaib seakan menafikan peran dan usaha Nabi Syuaib untuk mengatasi persoalan ini. Kedahsyatan akibat korupsi berjamaah mengakibatkan mereka ditimpakan gempabumi, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di dalam rumah-rumah mereka, (yaitu) orang-orang yang mendustakan Syuaib seolah-olah mereka belum pernah berdiam di kota itu; orang-orang yang mendustakan Syuaib mereka itulah orang-orang yang merugi. (Q.S. al-Araf/7:91-92).
Sudah saatnya kita melakukan pendekatan ekstra tegas terhadap para pelaku korupsi karena dampak buruk yang diakibatkannya ternyata bukan hanya yang bersangkutan bersama para keluarganya, tetapi juga bagi umat dan warga bangsa lain yang tidak berdosa. Lihatlah bukti awan gelap korupsi di langit Madyan tiba-tiba mengamuk dan meluluhlantakkan bukan hanya sang pelaku kejahatan tetapi juga orang-orang yang baik ikut terkena gempa yang melanda masyarakat tersebut.
Jika bala Tuhan muncul sebagai jawaban terhadap perilaku anak manusia jauh melenceng dari ketentuan ajaran dan nilai-nilai kepatutan di dalam masyarakat, maka tunggulah azab Tuhan akan datang. Jika azab Tuhan datang maka betul-betul yang terimbas bukan hanya keluarga bermasalah (koruptor) tetapi juga orang-orang lain yang tak berdosa, dan mungkin juga lingkungan alam ikut rusak sebagaimana dicontohkan oleh umat-umat terdahulu. - See more at:
Sumber : inilah.com
Di dalam Al-Quran dijelaskan: "Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Madyan saudara mereka, Syuaib. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman". (Q.S. al-Araf/7:85).
Ayat di atas mengisyaratkan bagaimana kecurangan dan korupsi merajalela, bahkan mungkin bisa disebut sudah membudaya di dalam masyarakat. Nabi Syuaib sepanjang hidupnya berusaha menghilangkan kebiasaan buruk masyarakat tersebut dengan berbagai pendekatan.
Nabi Syuaib tidak tinggal diam. Ia berusaha melakukan berbagai cara untuk membasmi penyakit korupsi dan kecurangan yang melanda umatnya. Ia turun tangan langsung ke medan korupsi walaupun harus menghadapi segala macam risiko dan tantangan. Hasilnya cukup berarti tetapi Nabi Syuaib masih membutuhkan waktu dan kerja keras sangat panjang guna membersihkan seluruh akar tradisi korupsi di dalam masyarakatnya.
Dalam waktu bersamaan kaum kafir tetap menantang Nabi Syuaib untuk meninggalkan Madyan, kota tempat Nabi Syuaib mengembangkan ajaran kenabiannya, sebagaimana diabadikan di dalam Al-Quran: "Pemuka-pemuka dari kaum Syuaib yang menyombongkan diri berkata: "Sesungguhnya kami akan mengusir kamu hai Syuaib dan orang-orang yang beriman bersamamu dari kota kami, kecuali kamu kembali kepada agama kami". Berkata Syuaib: "Dan apakah (kamu akan mengusir kami), kendatipun kami tidak menyukainya?" Pemuka-pemuka kaum Syuaib yang kafir berkata (kepada sesamanya): "Sesungguhnya jika kamu mengikuti Syuaib, tentu kamu jika berbuat demikian (menjadi) orang-orang yang merugi". (Q.S. al-Araf/7:88-90).
Kecurangan dan korupsi yang sedemikian kronis di dalam umat Nabi Syuaib seakan menafikan peran dan usaha Nabi Syuaib untuk mengatasi persoalan ini. Kedahsyatan akibat korupsi berjamaah mengakibatkan mereka ditimpakan gempabumi, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di dalam rumah-rumah mereka, (yaitu) orang-orang yang mendustakan Syuaib seolah-olah mereka belum pernah berdiam di kota itu; orang-orang yang mendustakan Syuaib mereka itulah orang-orang yang merugi. (Q.S. al-Araf/7:91-92).
Sudah saatnya kita melakukan pendekatan ekstra tegas terhadap para pelaku korupsi karena dampak buruk yang diakibatkannya ternyata bukan hanya yang bersangkutan bersama para keluarganya, tetapi juga bagi umat dan warga bangsa lain yang tidak berdosa. Lihatlah bukti awan gelap korupsi di langit Madyan tiba-tiba mengamuk dan meluluhlantakkan bukan hanya sang pelaku kejahatan tetapi juga orang-orang yang baik ikut terkena gempa yang melanda masyarakat tersebut.
Jika bala Tuhan muncul sebagai jawaban terhadap perilaku anak manusia jauh melenceng dari ketentuan ajaran dan nilai-nilai kepatutan di dalam masyarakat, maka tunggulah azab Tuhan akan datang. Jika azab Tuhan datang maka betul-betul yang terimbas bukan hanya keluarga bermasalah (koruptor) tetapi juga orang-orang lain yang tak berdosa, dan mungkin juga lingkungan alam ikut rusak sebagaimana dicontohkan oleh umat-umat terdahulu. - See more at:
Sumber : inilah.com
0 Response to "Pelajaran dari Umat Nabi Syuaib yang Korup"
Post a Comment