Menurut psikolog anak Rosdiana Setyaningrum, bagi anak yang terpenting dalam pendidikan seks adalah menghargai dirinya sendiri, menghargai gendernya. Semua itu diperoleh dari dalam rumah, asuhan orang tuanya. Ibu dua putri yang akrab dipanggil Diana ini mengatakan, mengenalkan pendidikan seks sebaiknya sedini mungkin. Tentu dengan tahapan.
Langkah pertama, Diana menjelaskan, bisa dengan memuji, untuk anak lelaki parasnya rupawan dan bocah perempuan wajahnya jelita. Beranjak besar sedikit, antara usia 9 bulan-1 tahun, mulailah perkenalan perbedaan jenis kelamin. Ada manusia berjenis perempuan dan laki-laki.
Baru di usia 1,5 tahun, ketika anak belajar menggunakan peturasan (toilet), pemahaman lebih kompleks tentang alat kelamin dijelaskan, khususnya untuk fungsi fisiologis tubuh. Sekaligus menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan tubuh ketika buang hajat besar dan kecil.
Rosdiana juga menyebutkan tiga hal pendidikan seks dini yang perlu diketahui si kecil sebagai berikut, seperti dikutip dari laman Tempo.co :
1.Hargai Pendapat Anak
Banyak orang tua yang tidak sadar kalau tindakan kasih sayang yang berlebihan, seperti mencium, memeluk, dan meraba anak bisa berbahaya. Rosdiana Setyaningrum menyarankan agar orang tua menghargai pendapat anak, ketika si kecil merasa tidak nyaman lagi dengan kontak fisik tersebut. Jika anak bilang berhenti, orang tua juga harus patuh. Sebab, ini akan berguna untuk anak menyadari bahwa sentuhan fisik yang diterimanya itu sudah tidak nyaman sehingga ia berhak menolak.
2.Melatih buang hajat di tempat yang benar
Kelihatan ringan, tapi, menurut Diana, justru dari hal kecil ini anak bisa belajar untuk tidak merugikan orang lain. Dengan kemampuan ini, anak bisa berpikir bahwa tindakan yang ia lakukan tidak hanya membahayakan diri sendiri, tapi juga bisa merugikan orang lain. Efeknya bisa sampai dewasa.
3.Pakaian dalam bukan pakaian main
Bahaya pencinta kelainan seksual terhadap anak-anak, pedofilia, selalu mengintai. Baju-baju yang terlihat biasa bagi orang normal justru bisa merangsang bagi golongan pedofilia.
Langkah pertama, Diana menjelaskan, bisa dengan memuji, untuk anak lelaki parasnya rupawan dan bocah perempuan wajahnya jelita. Beranjak besar sedikit, antara usia 9 bulan-1 tahun, mulailah perkenalan perbedaan jenis kelamin. Ada manusia berjenis perempuan dan laki-laki.
Baru di usia 1,5 tahun, ketika anak belajar menggunakan peturasan (toilet), pemahaman lebih kompleks tentang alat kelamin dijelaskan, khususnya untuk fungsi fisiologis tubuh. Sekaligus menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan tubuh ketika buang hajat besar dan kecil.
Rosdiana juga menyebutkan tiga hal pendidikan seks dini yang perlu diketahui si kecil sebagai berikut, seperti dikutip dari laman Tempo.co :
1.Hargai Pendapat Anak
Banyak orang tua yang tidak sadar kalau tindakan kasih sayang yang berlebihan, seperti mencium, memeluk, dan meraba anak bisa berbahaya. Rosdiana Setyaningrum menyarankan agar orang tua menghargai pendapat anak, ketika si kecil merasa tidak nyaman lagi dengan kontak fisik tersebut. Jika anak bilang berhenti, orang tua juga harus patuh. Sebab, ini akan berguna untuk anak menyadari bahwa sentuhan fisik yang diterimanya itu sudah tidak nyaman sehingga ia berhak menolak.
2.Melatih buang hajat di tempat yang benar
Kelihatan ringan, tapi, menurut Diana, justru dari hal kecil ini anak bisa belajar untuk tidak merugikan orang lain. Dengan kemampuan ini, anak bisa berpikir bahwa tindakan yang ia lakukan tidak hanya membahayakan diri sendiri, tapi juga bisa merugikan orang lain. Efeknya bisa sampai dewasa.
3.Pakaian dalam bukan pakaian main
Bahaya pencinta kelainan seksual terhadap anak-anak, pedofilia, selalu mengintai. Baju-baju yang terlihat biasa bagi orang normal justru bisa merangsang bagi golongan pedofilia.
0 Response to "Berikan 3 Pendidikan Seks Dini Bagi Si Kecil"
Post a Comment