Bagaimana Efek Negatif Ganja Merusak Fungsi Otak

Meskipun ganja atau bahasa latinnya Cannabis Sativa termasuk ke dalam tumbuhan budidaya penghasil serat, namun sayangnya lebih dikenal karena kandungan zat narkotika yang terdapat pada bijinya. Ya, zat tetrahidrokanabinol (THC, tetra-hydro-cannabinol) yang terdapat di biji ganja dapat membuat pemakainya mengalami euforia atau rasa senang yang berkepanjangan tanpa sebab.

Di beberapa negara, termasuk Indonesia, tumbuhan ini tergolong narkotika walau tidak terbukti bahwa pemakainya menjadi kecanduan. Berbeda dengan obat-obatan terlarang jenis lain yang menggunakan bahan-bahan sintetik atau semi sintetik dan merusak sel-sel otak, yang sudah sangat jelas bahayanya bagi manusia. Namun justru paradigma bahwa ganja termasuk dalam tanaman herbal yang tidak terlalu berbahaya inilah, pada akhirnya menjebak sebagian besar pengguna tetap setia menghisapnya.

Ketika ganja dihisap, efeknya secara cepat dapat langsung dirasakan. Zat THC akan masuk ke dalam aliran darah melalui paru-paru, dan langsung membawa bahan kimia ke organ di seluruh tubuh, termasuk otak. Efek dari menghisap ganja, dapat dirasakan dalam rentang durasi 1 hingga 3 jam. Jika ganja dikonsumsi sebagai campuran makanan (bumbu penyedap masakan) atau minuman, biasanya akan memberikan efek selama 30 menit sampai 1 jam dan dapat bertahan hingga 4 jam. Ini artinya, menikmati ganja dengan cara dihisap mengantarkan zat HTC ke dalam aliran darah lebih banyak dan signifikan bila dibandingkan sebagai campuran makanan atau minuman.

Para ilmuwan kini telah belajar banyak, tentang bagaimana efek samping dari zat THC di dalam otak. THC akan terikat pada bagian tertentu di otak yang disebut reseptor cannabinoid (RBM), yang terletak pada permukaan sel-sel saraf. Reseptor itu ditemukan pada area otak yang memiliki fungsi untuk mempengaruhi kesenangan, memori, berpikir, konsentrasi, gerakan, koordinasi, dan sensorik.

RBM merupakan bagian dari jaringan komunikasi yang dikenal luas sebagai sistem endocannabinoid, yang memainkan peran penting dalam fungsi dan perkembangan otak normal. Bahkan faktanya, efek THC mirip dengan bahan kimia yang diproduksi secara alamiah di otak (dan tubuh) yang disebut endogenous cannabinoids. Bahan kimia ini membantu mengendalikan banyak fungsi mental dan fisik pada manusia, yang mungkin saja terganggu karena intervensi ganja.

Ketika seseorang menghisap ganja, THC merangsang RBM secara artifisial (buatan) yang kemudian mengganggu fungsi dari cannabinoids alami atau endogen. Sebuah overstimulasi (rangsangan yang berlebihan) pada reseptor utama di otak, akan menghasilkan efek “high” ala ganja serta efek lain pada proses mental. Seiring berjalannya waktu, overstimulasi ini dapat mengubah fungsi RBM bersamaan dengan perubahan lain dalam otak, dan dapat menyebabkan kecanduan serta gejala withdrawal  (penarikan diri) yang sama seperti ketika pecandu drugs berusaha berhenti.

Sumber : mensjourneyid.com

0 Response to "Bagaimana Efek Negatif Ganja Merusak Fungsi Otak "

Post a Comment