Inilah Virus Baru Yang Bisa Membuat Otak Manusia Jadi Lelet

Saat dunia tengah berperang melawan virus ebola, peneliti Amerika Serikat menemukan virus lain yang tak boleh dianggap enteng. Virus yang dinamakan ATCV-1 disebutkan tidak akan membuat orang atau tikus sakit, namun virus ini bisa melambatkan aktivitas otak.

Melansit Sciencemag, Selasa 28 Oktober 2014, virus ini sebenarnya sudah muncul dalam jaringan otak manusia, beberapa tahun lalu. Tapi saat itu peneliti tak yakin apakah virus benar-benar sudah masuk dalam jaringan otak manusia sebelum atau sesudah orang meninggal.

Saat belum diketahui secara pasti, dalam survei mikroba, virus itu muncul lagi. Untuk itu pakar penyakit infeksi anak-anak dari Johns Hopkins University School of Medicine in Baltimore, AS, Robert Yolken beserta timnya mendalami hal ini.

Awalnya tim peneliti tak mengetahui apa virus ATCV-1, namun dalam pencarian database terungkap identitas virus itu diketahui biasanya menginfeksi ganggang hijau di danau dan sungai.

Untuk menguji bagaimana virus ini berdampak bagi manusia, peneliti melibatkan 92 orang sehat di sekitar Baltimore dalam studi fungsi kognitif. Dan hasilnya, tim menemukan virus di 43 persen responden. Dan dari orang yang terinfeksi, 10 persen memiliki respons yang lebih rendah dibanding orang yang tak terinfeksi. Orang yang terinfeksi virus melambat dalam menggambar garis pola dan urutan angka acak.

Tak hanya itu saja, orang dengan infeksi virus nyatanya memiliki perhatian yang lebih rendah. Secara ringkas peneliti mengatakan efek virus sangat sederhana, tapi signifikan.

Meski ditemukan ada aktivitas otak yang melambat, peneliti menekankan virus bukan faktor tunggal penyebab penurunan kognitif pada manusia. Peneliti memberi kemungkinan peran unsur lainnya yang bisa membantu penurunan otak, misalnya agen menular lain, logam berat maupun polutan.

Tikus

Guna menguji sebab akibat virus itu, peneliti melakukan uji coba pada tikus. Tim menyuntikkan ganggang hijau terinfeksi dan tak terinfeksi ke dalam mulut tikus. Semua tikus menjalani serangkaian tes, dan hasilnya tikus yang terinfeksi lebih lambat 10 persen menemukan jalan keluar dan menghabiskan 20 persen waktu lebih sedikit untuk menjelajahi objek baru. Sinyal ini mengindikasikan tikus terinfeksi daya perhatiannya tak sebaik pada waktu normal.

Selanjutnya, peneliti juga mempelajari aktivitas gen di bagian otak yang penting untuk memori, hippocampus. Hasilnya peneliti menemukan ada perubahan aktivitas hampir 1300 gen pada tikus yang terinfeksi.

Namun demikian, peneliti belum menemukan virus sampai di otak. Peneliti menduga virus bisa mempengaruhi otak dengan dampaknya pada sistem kekebalan tubuh. Virus merangsang respons kekebalan yang kemudian memperngaruhi ekspresi gen pada otak.

Peneliti telah menemukan virus pada sampel di seluruh dunia, tapi belum menguji apakah virus hadir pada manusia di luar Baltimore, yang menjadi lokasi riset pengujian virus.

Temuan studi ini kemudian memunculkan pertanyaan dari Allan Kalueff, Direktur ZENEREI Institute di Louisiana, Amerika Serikat. Apakah mungkin virus ini berisiko kesehatan pada pekerja di industri makanan laut atau pekerja di sekitar air.

Hasil riset ini suda dipublikasikan di Proceedings of the National Academy of Sciences.(ita)

Sumber : viva.co.id

0 Response to "Inilah Virus Baru Yang Bisa Membuat Otak Manusia Jadi Lelet"

Post a Comment