Banyak orang tua yang tak ingin bertengkar di depan anak mereka. Salah satu alasannya adalah agar anak tidak ikut stres, mendengar kata-kata kasar, atau menirukan pertengkaran mereka. Namun rupanya melihat pertengkaran orang tua bisa memberikan dampak lain bagi anak, yaitu perkembangan otak yang terhambat.
Peneliti melakukan scan otak yang mengungkap bahwa anak yang mendengarkan dan menyaksikan orang tua bertengkar, baik pertengkaran ringan hingga sedang, sampai mereka berusia 11 tahun mengalami masalah perkembangan otak dan lebih berisiko mengalami penyakit mental ketika mereka tumbuh besar.
Beberapa pertengkaran yang sangat mempengaruhi mental anak adalah pertengkaran sengit, adanya kekerasan fisik dan emosional, orang tua yang kurang perhatian satu sama lain dan kurangnya komunikasi antar anggota keluarga, seperti dilansir oleh Daily Mail (19/02).
Hasil tersebut ditemukan peneliti dari University of East Anglia pada 58 remaja berusia 17 sampai 19 tahun. Mereka merupakan bagian dari 1.200 remaja yang berpartisipasi dalam penelitian sebelumnya. Anak-anak yang mengalami dan melihat pertengkaran rumah tangga antara kedua orang tuanya diketahui memiliki cerebelum yang lebih kecil. Cerebelum adalah bagian otak yang berkaitan dengan kemampuan belajar, mengatasi stres, dan mengontrol kemampuan motorik.
Cerebelum yang kecil meningkatkan risiko terjadinya masalah mental ketika anak beranjak dewasa. Selain berkemungkinan terkena masalah mental, anak yang sering melihat orang tuanya bertengkar juga lebih berkemungkinan memiliki pandangan negatif terhadap konsep keluarga.
Hasil ini tentunya penting diketahui oleh orang tua sebagai pertimbangan sebelum mereka bertengkar di depan anak mereka. Bertengkar di depan anak mungkin tampak seperti hal biasa, namun dampaknya bisa sangat besar tak hanya bagi kesehatan mental, tetapi juga kesehatan otak anak.
Sumber : Merdeka.com
0 Response to "Sering Lihat Orang Tua Bertengkar Hambat Perkembangan Otak Anak"
Post a Comment