Kejadian tindak kekerasan hingga menjatuhkan korban jiwa di kalangan remaja semakin marak terjadi. Setelah tragedi pembunuhan Ade Sara (19) ada pula Mia Nuraini (16) yang dikeroyok hingga tewas oleh mantan pacar beserta komplotannya. Pembunuhan kedua remaja ini dilakukan oleh rekan sebayanya.
Menurut dr Fransiska Kaligis, SpKJ, Division of Child and Adolescent Psychiatry Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, ada tiga faktor utama yang yang berkontribusi terhadap masalah yang dialami seseorang: biologis, psikologis, dan sosial.
Faktor biologis bisa berupa genetik dan perubahan hormonal pada usia remaja. Faktor psikologis, contohnya temperamen atau kepribadian seseorang, cara seseorang memandang suatu kejadian yang terjadi pada dirinya, bersifat positif atau cenderung negatif. Serta faktor sosial, yang muncul dari lingkungan sekitar:
teman-teman sebaya, keluarga, masyarakat, budaya, kondisi negara yang dapat mempengaruhi seseorang sehingga muncul masalah atau gangguan kejiwaan.
“Manusia itu berbeda satu dengan yang lain, kontribusi ketiga hal tersebut juga sifatnya berbeda-beda untuk dapat mencetuskan gangguan,” tambah Fransiska, ketika dihubungi Beritasatu.com, di Jakarta, baru-baru ini.
Contoh, stres tertentu dari lingkungan belum tentu menimbulkan gangguan pada satu orang yang secara psikologis cukup kuat. Tetapi stres dapat menimbulkan masalah yang berarti untuk orang lain yang kepribadiannya lemah. Stres dari lingkungan bisa bermacam-macam, contohnya berupa tekanan ekonomi, konflik dengan teman, keluarga, atau lainnya.
Pada usia remaja, secara alami, lingkungan sangat berpengaruh bagi mereka, terutama teman sebaya, orang-orang yang dianggap idola atau panutan. Secara kognitif sebetulnya di usia remaja akhir, yakni 17-18 tahun, remaja sudah mampu berpikir logis tentang konsekuensi dari tindakan yang dilakukannya. Untuk itu dukungan yang sifatnya positif dari orang-orang di sekitar remaja sangat berperan dalam pembentukan pribadi anak tersebut.
“Oleh karenananya remaja lebih mudah terpengaruh dampak buruk lingkungan, seperti kekerasan, penggunaan narkoba atau seks bebas. Remaja juga mengalami krisis identitas, dibilang dewasa belum, anak-anak juga tidak,” ujar Fransiska menambahkan.
Selain itu karena pembentukan kepribadian seseorang sudah terbentuk sejak bayi, anak, dan remaja sampai dewasa, maka faktor-faktor yang berkaitan dengan masa kecil seseorang juga mempengaruhi struktur kepribadiannya. Misalnya, kelekatan dengan orang tua, hubungan dengan figur-figur lain baik teman sebaya maupun orang dewasa lain yang bermakna, riwayat trauma atau pengalaman lain yang tidak menyenangkan di masa kecilnya.
Penulis: Meissa Putri/NAD
0 Response to "Inilah Alasan “Mengapa Remaja Rentan Terpengaruh Dampak Buruk Lingkungan”"
Post a Comment