Sukiatto Oyong, ketua umum Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI) sangat suka mendengarkan musik instrumental. Setelah seharian disibukkan dengan rutinitas dan pekerjaan yang menguras kerja otak, aktivitas mendengarkan musik menjadi salah satu cara yang ampuh untuk menenangkan pikiran.
Alumnus sarjanan strata dua (S2) perpajakan Universitas Indonesia (UI) tahun 2000 ini hobi mendengarkan musik instrumental, terutama yang menonjolkan alat musik piano. Dia pun tahu bahwa salah satu pemusik instrumental piano dunia yang terkenal berasal dari Prancis, yakni Richard Clayderman.
Sukiatto Oyong mengaku bahwa lagu instrumental yang disukainya universal, terutama yang diadopsi dari lagu-lagu lama Barat dan Mandarin. Salah satu kumpulan lagu dalam bentuk compact disk (CD) yang tengah disukainya dan selalu dibawa di mobilnya saat ini adalah Piano Instrumentalia.
“Saya biasa mendengarkan musik instrumental di tengah kemacetan dan menjelang istirahat tidur malam. Mendengarkan musik instrumental sambil memecah kemacetan Jakarta dan menjelang tidur akan menenangkan pikiran,” ujar pria yang akrab dipanggil Oyong di Jakarta, baru-baru ini.
Musik instrumental dipilih seiring bertambahnya usia Oyongyang sudah kurang menyukai musik dengan lagu vokal manusia yang terasa ingar-bingar dan gaduh. Dia mulai senang dengan musik instrumental dalam empat-lima tahun terakhir terakhir karena lebih syahdu dan menenangkan pikiran, terutama untuk otak kanan yang sangat membutuhkan asupan seni dan menghaluskan perasaan.
“Sebagai konsultan pajak, saya kan lebih banyak menggunakan otak kiri untuk berpikir. Dengan mengisi musik untuk otak kanan, berarti saya memberikan asupan seni dan memberikan keseimbangan, sehingga otak dan perasaan lebih tenang, rileks, dan sabar. Otak kiri saya juga bisa sementara beristirahat,” katanya.
Pada 2000-2008, pendiri kantor konsultan pajak Oyong & Partners ini juga sempat menyukai kegiatan memancing. Namun karena kesibukannya yang semakin padat, dia terpaksa telah meninggalkannya. Dia mengaku, ketika itu, sempat memancing hingga ke Kepulauan Seribu, Malimping (Banten bagian selatan), Lampung, hingga Belitung.
Sementara itu, pria yang sudah mulai bekerja di konsultan pajak sejak masih kuliah semester ketiga jurusan akuntansi UI ini juga selalu menyediakan waktun 1,5 hari untuk keluarganya pada setiap pekan. “Saya bekerja hari Senin hingga Sabtu, tapi Sabtu hanya setengah hari. Setelah dari gereja pada Sabtu siang hingga Minggu, saya selalu menyediakan waktu untuk keluarga,” ucapnya.
Kegiatan berburu makanan tradisional pun mulai ditularkannya kepada ketiga anaknya agar lebih mengenal kuliner Nusantara dan tidak hanya mengenal makanan junk food yang kurang sehat, seperti pizza, ayam cepat saji, dan lainnya. Pada Sabtu/Minggu, Oyong biasanya mengajak anaknya untuk mencicipi ayam penyet atau ayam Mardun (yang diolah ala ayam pop) sebagai makanan kegemarannya.
“Kalau tidak keluar rumah, saya biasa berkumpul di rumah dengan istri saya yang ibu rumah tangga dan tiga anak saya. Atau, saya ajak ke toko buku agar anak memilih dan membeli buku yang disukainya,” imbuhnya.
Jika liburan panjang sekolah, Oyong lebih suka mengajak anaknya berlibur di dalam negeri, terutama yang outdoor untuk lebih mengenal kehidupan desa, serta budaya dan kehidupan Tanah Air. Dia pernah mengajak anaknya liburan sekolah, antara lain ke Bali, Bandung, Garut, dan Lampung. Pada akhir Desember 2013 hingga awal 2014, pria kelahiran 1968 ini berencana mengajak ketiga anaknya berlibur ke Yogyakarta dan Semarang.
Karier Konsultan
Oyong memulai kariernya di dunia konsultan pajak sejak masih kuliah di jurusan akuntansi fakultas ekonomi UI. Waktu itu, dia memilih kerja paruh waktu (part time) sambil berkuliah. Karena pengalaman kerjanya itu, selepas lulus kuliah tahun 1996, dia putuskan melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 perpajakan di faktultas dan universitas yang sama. Selain itu, kursus-kursus brevet diambilnya guna memperkaya keahliannya.
Pada tahun 2000, Oyong bersama teman-temannya membuka kantor konsultan pajak dengan nama Oyong & Partners. Banyak perusahaan kelas menengah nasional telah menjadi kliennya, dari sekadar memperoleh pendampingan hingga konsultasi.
Menurut dia, sebagai pengusaha penjual jasa, konsultan pajak membutuhkan dua hal utama, yakni kepercayaan dan kemampuan. “Saya akhirnya kuliah S2 perpajakan dan mendirikan kantor konsultan bersama rekan-rekan karena ingin meneruskan pengalaman kerja saya yang dimulai dari masih kuliah,” tuturnya.
Di tengah kesibukannya sebagai konsultan pajak, Oyong saat ini menjadi ketua umum IKPI periode 2009-2014 yang beranggotakan 2.300 konsultan pajak. Dengan penduduk Indonesia yang mencapai sekitar 240 juta, jumlah konsultan pajak tersebut masih sangat kurang. Sebagai perbandingan, Jepang yang memiliki penduduk 80 juta, jumlah konsultan pajaknya mencapai 74.000 orang.
Referensi : Beritasatu.com
0 Response to "Musik Instrumental Tenangkan Pikiran"
Post a Comment