Mantan Presiden RI Ketiga, Si Jenius ilmuwan konstruksi pesawat terbang,
ini selalu menjadi berita hangat . Pada masa emas kejayaan dengan
segudang jabatan diemban, dialah manusia paling multidimensional di
Indonesia. Ia manusia cerdas ajaib yang sempat menghadirkan selaksa
harapan kemajuan teknologi demi kejayaan negeri ini.
Agak aneh, memang, anak bangsa yang satu ini. Dia hanya setahun kuliah
di ITB Bandung, 10 tahun kuliah hingga meraih gelar doktor konstruksi
pesawat terbang di Jerman dengan predikat Summa Cum laude. Lalu bekerja
di industri pesawat terbang terkemuka MBB Gmbh Jerman, sebelum memenuhi
panggilan Presiden Soeharto untuk kembali ke Indonesia.
Di Indonesia dia 20 tahun menjabat Menteri Negara Ristek/Kepala BPPT,
memimpin 10 perusahaan BUMN Industri Strategis, dipilih MPR menjadi
Wakil Presiden RI, dan disumpah oleh Ketua Mahkamah Agung menjadi
Presiden RI menggantikan Presiden RI ke-2 Soeharto.
Itulah sosok dan kilas balik singkat perjalanan hidup B.J. Habibie,
lelaki kelahiran Pare-Pare, 25 Juni 1936 ini. Dia penuh kontroversi dan
merupakan sosok manusia paling multidimensional di Indonesia. Begitu
banyak kawan-kawannya dan nyaris segitu banyak pula orang yang tak
setuju dengan sepakterjang tokoh industri pesawat terbang kelas dunia
yang memperoleh berbagai penghargaan, salah satunya paling berkelas
adalah Theodhore van Karman Award, yang dianugerahkan oleh International
Council for Aeronautical Sciences) pada pertemuan tahunan dan konggres
ke-18 ICAs yang diselenggarakan di Beijing, China tahun 1992 dari
Pemerintah China.
Ketika dia mendirikan ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia) dan
didaulat menjadi Ketua Umum, misalnya, sebagai antitesa berdiri pula
Forum Demokrasi (Fordem) pimpinan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur yang
populis dan egaliter serta inklusif. ICMI, yang dalam perjalanan
selanjutnya praktis menjadi kekuatan politik Habibie, oleh Gus Dur
dituding sebagai sektarian karena itu kurang bagus untuk masa depan
sebuah bangsa yang majemuk seperti Indonesia.
Ketika pada 10 Agustus 1995 dia berhasil menerbangkan pesawat terbang
N-250 “Gatotkoco” kelas commuter asli buatan dan desain putra-putra
terbaik bangsa yang bergabung dalam PT Industri Pesawat Terbang
Nusantara (IPTN, kini menjadi PT Dirgantara Indonesia), dia diserang
pelaku ekonomi lain bahwa yang dibutuhkan rakyat Indonesia adalah beras
bukan “mainan” pesawat terbang.
Pemikiran ekonomi makro Habibie yang terkenal dengan Habibienomics,
dihadirkan oleh lingkarannya sebagai counter pemikiran lain seperti
Widjojonomics (yang sesungguhnya merupakan Soehartonomic). Ketika
Habibie berhasil melakukan imbal-beli pesawat terbang “Tetuko” CN-235
dengan beras ketan itam Thailand, dia diledekin, pesawat terbangnya
hanya sekelas ketan itam.
Dan kontroversi paling hangat adalah ketika dia menawarkan opsi otonomi
luas atau bebas menentukan nasib sendiri kepada rakyat Timor Timur, satu
propinsi termuda Indonesia yang direbut dan dipertahankan dengan susah
payah oleh rezim Soeharto. Siapapun dia orangnya tentu ingin bebas
merdeka termasuk rakyat Timor Timur, sehingga ketika jajak pendapat
dilakukan pilihan terhadap bebas menentukan nasib sendiri (merdeka)
unggul mutlak.
Dan kontroversi paling hangat adalah ketika dia menawarkan opsi otonomi
luas atau bebas menentukan nasib sendiri kepada rakyat Timor-Timur
(Tim-Tim), asatu propinsi termuda Indonesia yang direbut dan
dipertahankan dengan susah-payah oleh Rezim Soeharto. Siapaun dia
orangnya tentu ingin bebas merdeka termasuk rakyat Tim-Tim. Sehingga
ketika jajak pendapat dilakukan pilihan terhadap bebas menentukan nasib
sendiri (merdeka) unggulk merdeka.
Masalah Tim-Tim, salah-satu yang dianggap menjadi penyebab penolakan
pidato pertanggungjawaban Habibie dalam Sidang Umum MPR RI hasil Pemilu
1999. Pemilu terbaik paling demokratis setelah Pemilu tahun 1955.
penolakan ini membuat BJ, Habibie tidak bersedia maju sebagai kandidat
calon presiden (Capres).
Kjetika Habibie menjabat presiden hampir tidak ada hari tanpa
demontrasi. Demontrasi itu mendesak Habibie merepon tuntutan reformasi
dalam berbagai bidang kehidupan berbangsa dan bernegara, seperti
kebebasan pers, kebebasan berpolitik, kebebasan rekrutmen politik,
kebebasan berserikat dan mendirikan partai politik, mebebasan berusaha,
dan berbagai kebebasan lainnya. Namun kendati Habibie merespon tuntutan
reformasi itu, tetap saja pemerintahannya dianggap merupakan kelanjutan
Orde Baru . Pemerintahannya yang berusia 518 hari hanya dianggap sebagai
pemerintahan transisi.
Keinginan Habibi mengakselerasi pembangunan sesungguhnya sudah
dimulainya di Industri pesawat Terbang Nusantara (IPTN) dengan
menjalankan program evolusi empat tahapan alih tehnologi yang dipercepat
“berawal dari akhir dan berakhir diawal.”
Empat tahapan alih tehnologi itu, pertama, memproduksi pesawat terbang
berdasarkan lisensi ituh dari industri pesawat terbang lain, hasilnya
adalah NC 212 lisensi dari CASA Spanyol. Kedua, memproduksi pesawat
terbang secara bersama- sama, hasilnya adalah “Tetuko” CN-235
berkapasitas 30-35 penumpang yang merupakan produksi kerjasama antara
aqual antara IPTN dengan Casa Spanyol.
Ketiga, mengintegrasikan seluruh tehnologi dan sistem konstruksi pesawat
terbang yang paling mutakhir yang ada di dunia menjadi sesuatu yang
sama sekali didesain baru, hasilnya adalah “Gatotkoco” N-250
berkapasitas 50-60 pemumpang yang dikembangkan dengan teknologi
fly-by-wire.
Keempat, memproduksi pesawat terbang berdasarkan hasil riset kembali
dari awal, yang diproyeksikan bernama N 2130 berkapasitas 130 penumpang
dengan biaya pengembangan diperkirakan sekitar 2 milyar dolar AS.
Empat tahapan alih tehnologi yang dipercepat didefinisikan “bermula dari
akhir dan berakhir di awal,” memang sukar dipahami pikiran awam.
Habibie dianggap hanyut dengan angan-angan teknologinya yang tidak
memenuhi kebutuhan dasar tehnologi Indonesia, yang ternyata nenbuat
sepeda saja secara utuh belum sampai.
Pemerintah orde baru sangat memanjakan program empat tahapan alih
tehnologi Habibie dengan menempatkan berbagai proyeknya sebagai industri
strategis yang menyedot banyak dana. Satu diantaranya, yang paling
spetakuler, adalah IPTN, yang memerlukan subsidi.
Ketika masa reformasi, IMF mencantumkan dalam LOI (Letter Of Intent),
bahwa pemerintah Indonesia tidak boleh lagi memberikan subsidi kepada
IPTN, (Perusahaan ini kemudian menjadi IPTD). Otomatis perusahaan yang
sudah menyusun program produksi baru, terpaksa merumahkan dan mem-PHK-
6000 karyawannya.
Lalu, dalam kesempatan deklarasi pendirian Masyarakat Ilmuwan dan
Tehnologi Indonesia (MITI), Habibie menyebut hancurnya IPTN adalah ulah
IMF yang menghambat Pemerintah RI membantu pengembangan pesawat terbang
dengan mencantumkan klausal pencabutan subsidi dalam Letter Of Intent
(LOI).
Nasionalisme
Istri adalah alasan utama Habibie untuk bolak-balik tinggal di Jerman.
Pendamping hidup sekaligus teman suka dan duka yang sudah dikenal
anak-anak umur 14 tahun, dr Hasri Ainun Habibie. Putri keempat H.
Mohammad Besari itu disebut terbaring menjalani perawatan di sebuah
rumahsakit di Jerman. Habibie ingin untuk selalu harus bisa mendampingi
istri, dan harapnya istri juga akan sealu bisa mendampinginya. Menurut
tim dokter yang menanganinya, Hasri Ainun belum dibenarkan tinggal atau
berkunjung kedaerah tropis karena kelembabannya tinggi. Karena itu, tim
dokter merekomendasikan untuk tinggal di Jerman sampai sehat secara
tuntas.
Kendati demikian, kepulangan ke tanah air Habibie agaknya hanya karena
dia ingin dikenang sebagai manusia yang baik. “Mungkin saat ini tak
disadari. Tapi bisa jadi, berguna satu saat kelak, bila saya sudah tiada
nanti," tutur lelaki itu, lirih,’ demikian tulis Liputan6.com. Adalah
stasiun TV SCTV ini, dikenal sangat dekat dengan Habibie, yang pada 2
Juli 2002 menyiarkan langsung dari Jerman kesaksian Habibie dalam kasus
pelanggaran HAM berat Timtim untuk kebutuhan persidangan di Pengadilan
Ad Hoc HAM Jakarta Pusat.
Habibie menyebutkan presiden itu bukan segala-galanya. Walau jenius
dengan memperoleh royalti atas delapan hak paten hasil temuannya sebagai
ilmuwan konstruksi pesawat terbang seperti dari Airbus dan F-16, dia
mengaku masih banyak yang jauh lebih baik dari dirinya. Lama bermukim di
lingkungan yang sangat menghargai ketokohan dan personality setiap
orang, Habibie mendefinisikan jika ingin dihargai maka yang diperhatikan
orang lain adalah sikap yang tak berubah terhadap lingkungan.
Menurutnya status, jabatan, dan prestasi bukan alasan untuk berubah
terhadap lingkungan. Itulah sebabnya, ketika sudah menjadi RI-1 sikap
Habibie terhadap lingkungan tetap tidak berubah. Malah semakin
menampakkan watak aslinya, misalnya tidak mau diam dan bergerak sesuka
hati padahal sudah ada aturan protokoler yang harus dipatuhi
Sebagian Karya beliau dalam menghitung dan mendesain beberapa proyek pembuatan pesawat terbang :
* VTOL ( Vertical Take Off & Landing ) Pesawat Angkut DO-31.
* Pesawat Angkut Militer TRANSALL C-130.
* Hansa Jet 320 ( Pesawat Eksekutif ).
* Airbus A-300 ( untuk 300 penumpang )
* CN - 235
* N-250
* dan secara tidak langsung turut berpartisipasi dalam menghitung dan mendesain:
• Helikopter BO-105.
• Multi Role Combat Aircraft (MRCA).
• Beberapa proyek rudal dan satelit.
Sebagian Tanda Jasa/Kehormatannya :
* 1976 - 1998 Direktur Utama PT. Industri Pesawat Terbang Nusantara/ IPTN.
* 1978 - 1998 Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia.
* Ketua Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi / BPPT
* 1978 - 1998 Direktur Utama PT. PAL Indonesia (Persero).
* 1978 - 1998 Ketua Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam/ Opdip Batam.
* 1980 - 1998 Ketua Tim Pengembangan Industri Pertahanan Keamanan (Keppres No. 40, 1980)
* 1983 - 1998 Direktur Utama, PT Pindad (Persero).
* 1988 - 1998 Wakil Ketua Dewan Pembina Industri Strategis.
* 1989 - 1998 Ketua Badan Pengelola Industri Strategis/ BPIS.
* 1990 - 1998 Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim se-lndonesia/lCMI.
* 1993 Koordinator Presidium Harian, Dewan Pembina Golkar.
* 10 Maret - 20 Mei 1998 Wakil Presiden Republik Indonesia
* 21 Mei 1998 - Oktober 1999 Presiden Republik Indonesia
Referensi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Biografi Lengkap Bacharuddin Jusuf Habibie"
Post a Comment