Sebuah studi yang baru diterbitkan tentang Perilaku dan Fisiologi menemukan bahwa menguap berhubungan dengan termoregulasi.
Manusia memiliki kecenderungan untuk menguap ketika lelah, setelah bangun tidur, atau ketika merasa bosan dan kurang rangsangan aktivitas. Selain itu, tentu saja banyak di antara kita yang merasa ingin menguap ketika melihat orang lain sedang menguap.
Beberapa hewan juga menguap untuk menunjukan power, dan mengirim sinyal peringatan ketika sedang terancam. Ular menguap setelah menelan makanan yang berukuran besar untuk mensetting kembali rahang mereka.
Beberapa ahli beranggapan bahwa menguap adalah reflex alami untuk meningkatkan aliran oksigen ke otak. Namun, penelitian ilmiah belum mampu untuk menemukan hubungan di antara keduanya.
Variasi suhu pada otak dikaitkan dengan siklus tidur, peningkatan korteks-yang meningkatkan kewaspadaan, detak jantung, dan stress. Menurut penelitian ini menguap bertujuan untuk mempertahankan suhu otak agar seimbang, dan menjaganya agar tetap ada dalam tingkatan stabil.
Para peneliti berargumen bahwa rasa ingin menguap akan menurun dalam suhu dingin, karena suhu otak akan lebih rendah dalam cuaca yang dingin.
Untuk mengetahui apakah teori yang diajukan benar, para peneliti melakukan dua tes. Pertama, tim dari University of Vienna mengukur seberapa sering pejalan kaki menguap selama musim dingin dan musim panas. Kedua, tes dilakukan di negara bagian AS, Arizona yang memiliki iklim hangat dan kering. Pejalan kaki diminta untuk melihat gambar orang menguap. Peneliti ingin mengetahui bagaimanan respon mereka setelah melihat gambar itu.
Tes yang pertama menunjukan bahwa di sana orang menguap lebih sering di musim panas, daripada di musim dingin. Sementara itu, sebaliknya di Arizona, orang lebih banyak menguap di musim dingin daripada di musim panas.
Analisis pada hasil tes menemukan bahwa cuaca, jumlah waktu pada siang hari di Austria dan Arizona tidak berpengaruh pada perilaku menguap seseorang.
Sebaliknya, peneliti menemukan bahwa orang-orang yang tinggal di kedua daerah tersebut cenderung mudah tertular untuk menguap ketika suhu berada di sekitar 20 derajat Celcius.
Perilaku menguap ini berkurang ketika suhu naik menjadi sekitar 37 derajat Celcius selama musim panas di Arizona, atau selama musim dingin di Austria.
Menurut Jorg Massen dari University of Vienna, menguap dapat mendinginkan otak, karena otak bekerja kurang optimal ketika suhu udara turun.
Para peneliti juga menemukan bahwa pendinginan otak bertujuan untuk meningkatkan gairah seseorang untuk beraktivitas, dan efisiensi mental. Mereka menyarankan seseorang untuk berinisiatif menguap ketika berada dalam sebuah kelompok untuk meningkatkan kewaspadaan.
Sumber : Pikiran-rakyat.com
0 Response to "Menguap Dapat Dinginkan Otak Anda "
Post a Comment