Bermain adalah dunia anak. Tapi banyaknya mainan membuat orang tua harus cerdas memilih. Sebab, mainan tepat bisa turut merangsang kecerdasan anak.
Psikolog Keluarga dari Brawijaya Women and Children Clinic, Rika Ermasari SPsi CH CHt, mengungkapkan, mainan dapat berfungsi sebagai alat bantu belajar dan mencapai tahapan perkembangan anak sesuai dengan usianya.
Mainan yang berbunyi, kata Rika, biasanya melatih perkembangan kognitif anak, kemampuan indra pendengaran. Sedangkan, mainan dengan warna-warna cerah juga merangsang kognitif dikaitkan dengan indra penglihatan anak.
“Karena mainan yang berwarna dan berbunyi akan lebih menarik dan anak akan bisa jadi lebih fokus pada stimulus yang diberikan,” ujarnya. Rika menegaskan, tentu saja mainan yang diberikan harus disesuaikan dengan usia anak. Memberikan mainan yang tidak sesuai dengan usia justru akan menghilangkan fungsi belajar anak.
Selain itu, ada risiko yang berbahaya memberikan mainan yang tidak aman bagi anak. Misalnya, memberi krayon ke pada bayi akan berbuah petaka. Krayon itu bisa saja tertelan atau dimakan oleh bayi.
Rika juga mengingatkan, memberi mainan yang berputar dan nyaring pada anak usia di bawah tiga bulan juga akan mengganggu perkembangan penglihatan anak. Sehingga, bisa membuat anak pusing dan suara yang nyaring mengganggu indra pendengaran anak yang sensitif.
Bagaimana jika anak tidak sama sekali distimulasi dengan mainan? Menurut Rika, dampaknya anak tidak memiliki kesempatan belajar dan bisa jadi perkembangannya tidak tercapai.
Rika mengingatkan untuk faktor keamanan, pada anak usia batita dan balita orang tua mempunyai peran yang berbeda. Misalnya, untuk anak batita orang tua berperan sebagai yang mengawasi untuk faktor keamanan anak.
Sedangkan untuk usia balita fungsi orang tua bisa sebagai role model, teman bermain, juri jika menyangkut permainan dengan anak lain, dan lainnya. Artikel diambil dari laman Republika.co.id
0 Response to "Memilih Mainan, Mendongkrak Kecerdasan Anak (1)"
Post a Comment