Mengapa Migrain dan Depresi dapat Membuat Volume Otak Mengkerut ?


migrain-berbahaya-bagi-otak

Penderita migrain memang berpeluang dua kali lebih tinggi untuk mengalami depresi dibandingkan orang yang menderita sakit kepala biasa. Tapi sebuah studi baru dari AS menemukan bahwa penderita migrain yang juga mengalami depresi mempunyai volume otak yang lebih kecil.

Dengan kata lain studi ini mengamati bagaimana pengaruh menderita depresi sekaligus migrain terhadap otak seseorang. Untuk itu, peneliti mengamati 4.300 partisipan dengan usia rata-rata 51 tahun ketika menjalani tes migrain pada periode tahun 1967-1991.

Kemudian partisipan kembali menjalani tes depresi dan memindai otak mereka dengan MRI pada periode 2002-2006 saat partisipan menginjak usia rata-rata 76 tahun.

Dari 4.300 partisipan, hanya 37 orang yang diketahui mengidap baik migrain maupun depresi, sedangkan 2.700 orang lainnya tak mengidap salah satu dari kedua gangguan tersebut.

Selain itu, tak ada perbedaan ukuran otak yang mencolok ketika peneliti membandingkan partisipan yang mengidap migrain saja atau depresi saja dengan partisipan yang tak mengalami keduanya. Kendati begitu, penderita migrain sekaligus depresi memiliki volume jaringan otak rata-rata 19,2 mililiter lebih kecil daripada partisipan yang tak memiliki keduanya.

“Temuan kami memperlihatkan bahwa penderita migrain sekaligus depresi tergolong unik dibandingkan orang-orang yang hanya menderita salah satu dari keduanya sehingga bisa jadi mereka membutuhkan strategi pengobatan jangka panjang yang sama sekali berbeda,” ungkap peneliti Dr. Larus S. Gudmundsson, peneliti dari National Institute on Aging dan Uniformed Services University of the Health Sciences, Bethesda, Md. dalam rilis beritanya.

Peneliti sebenarnya tak tahu ada apa di balik temuan mereka, namun Gudmundsson menekankan bahwa faktor-faktor tertentu yang berkaitan dengan migrain dan depresi misalnya rasa nyeri, peradangan otak, genetika atau faktor sosioekonomi bisa jadi mempengaruhi volume otak.

Di sisi lain, orang-orang dengan volume otak yang lebih kecil bisa saja lebih rentan terhadap kedua gangguan kesehatan tersebut. Sayangnya studi ini tidak secara spesifik mengamati yang mana dari kedua hal itu yang muncul terlebih dulu, migrain dan depresi atau perubahan volume otaknya.

“Juga penting untuk dicatat jika partisipan dalam studi ini sempat dipindai dengan MRI, jadi kami tak dapat mengatakan bahwa migrain dan depresi dapat mengakibatkan atrofi otak,” kata Gudmundsson.
“Untuk itu, dalam studi-studi berikutnya, kita perlu mengamati pada usia berapa partisipan mulai mengalami migrain sekaligus depresi dan mengukur perubahan volume otak mereka dari waktu ke waktu agar kita dapat menentukan yang mana yang muncul terlebih dulu,” pungkasnya.

Studi ini telah dipublikasikan dalam jurnal Neurology.

Referensi

0 Response to "Mengapa Migrain dan Depresi dapat Membuat Volume Otak Mengkerut ?"

Post a Comment