Dalam rangka hari musik internasional, Hello Doctor ingin mengangkat topik yang berkaitan dengan kehamilan, janin dan sejauh mana musik berperan dalam mempengaruhi otak sang calon bayi tersebut. Musik, terutama musik klasik memang sudah terkenal sering diperdengarkan pada bayi, karena konon dapat membantu pertumbuhan otak bayi tersebut. Berdasarkan penelitian University of Maryland Medical Center, pada kehamilan usia 19 hingga 21 minggu, janin sudah dapat mendengar dan merespon pada suara-suara dari luar rahim. Namun, benarkah musik dapat meningkatkan intelegensi janin? Temukan jawabannya dalam ulasan berikut.
Mainan, CD musik dan barang-barang lainnya yang dirancang untuk mengalunkan musik untuk janin dan bayi yang baru lahir dapat memberi efek positif dari musik pada pertumbuhan bayi. Calon orang tua mungkin bertanya-tanya apakah mereka harus membeli produk ini, atau takut mereka tidak memberikan yang terbaik pada bayi mereka jika mereka tidak cukup rutin mendengarkan musik atau memilih jenis musik yang tepat untuk perkembangan janin mereka. Namun, pendapat para ahli justru berbeda, mengenai apakah musik dapat memberi efek positif atau tidak.
Berbagai penelitian yang dilakukan selama dua dekade terakhir telah menunjukkan eksistensi kemampuan janin untuk mendengar suara. Telinga bagian dalam janin sudah sepenuhnya tumbuh pada trimester terakhir kehamilan. Setelah 26 minggu, pada sebagian besar kasus, janin menanggapi dengan peningkatan denyut jantung. Banyak penelitian telah menunjukkan perubahan denyut jantung sebagai tanda positif bahwa bayi telah terangsang oleh musik.
Satu penelitian yang diterbitkan oleh the Music Educators Journal, terlihat adanya efek dari paparan musik pada periode prenatal. Beberapa responden penelitian diperdengarkan musik dalam rahim, baik pilihan musik yang menenangkan, maupun yang merangsang gerakan janin. Setelah kelahiran bayi, orang tua dan bayi mengunjungi peneliti, dan berbagai kegiatan dan tanggapanpun kembali diamati oleh para peneliti tersebut. Studi ini menemukan bahwa paparan musik pada periode prenatal tampaknya terkait dengan peningkatan perhatian, lebih banyak imitasi suara dan vokalisasi awal pada bayi.
Sebagian besar yang didengar janin adalah suara ibu dan suara internal tubuh ibu, seperti pernapasan, gerakan dan suara lainnya. Sudah banyak penelitian yang menunjukkan suara ibu adalah suara yang disukai bayi yang baru lahir, yang tampaknya mengenali suara ibu mereka saat lahir. Bernyanyi seiring dengan musik masuk akal karena memberikan bayi kesempatan untuk mendengar suara Anda, sekaligus musiknya.
Masuk akal pula bahwa stimulasi otak dengan musik akan berdampak positif. Ini adalah periode ketika bayi tumbuh di dalam tubuh ibu, di mana mayoritas perkembangan otak berlangsung. Ide di balik penelitian paparan musik selama kehamilan ini dirancang untuk meningkatkan perkembangan otak dengan rangsangan yang tepat. Penelitianpun lalu berlanjut ke subjek ini dan menentukan musik jenis apa yang memberi efek paling positif.
Namun, tidak semua ilmuwan setuju bahwa musik memberi efek positif pada janin. Beberapa menolak teori bahwa peningkatan denyut jantung pertanda janin memberikan respon positif. Salah satu peneliti tersebut adalah seorang ahli syaraf dari the University of California, Gordon Shaw. Shaw menunjukkan perubahan justru dapat berarti sinyal bahwa janin tidak merasa nyaman dengan terdengarnya suara.
Terlepas dari perdebatan para ilmuwan tentang kebenaran teori bahwa musik dapat meningkatkan kecerdasan otak janin atau bayi, sangat penting untuk diingat bahwa memang belum ada studi berkelanjutan yang menunjukkan kebenaran hal tersebut. Benar atau tidaknya mendengarkan musik akan membuat bayi lebih cerdas, yang pasti sudah ada beberapa bukti yang menunjukkan musik lembut, seperti musik klasik yang tenang dan suara alam memiliki efek menenangkan pada bayi. Hal ini sering kali berlanjut hingga setelah kelahiran. Banyak bayi yang dapat ditenangkan oleh musik lembut yang sama yang mereka pernah dengarkan selama masih berada dalam rahim ibu mereka dan mereka juga dapat mengenali irama. Beberapa studi telah menunjukkan kemampuan bayi untuk mengenali pilihan musik tertentu yang dimainkan selama kehamilan.
Hal yang terpenting adalah musik dapat bermanfaat bagi ibu hamil untuk membantu ia lebih bersantai atau menenangkan pikiran dan juga mencerahkan suasana hati yang muram. Efeknya adalah pertumbuhan janin yang baik dan normal, karena keadaan emosi ibu memang dapat berpengaruh pada pertumbuhan janin dalam rahim. Jadi, pilihlah jenis musik yang Anda sukai, easy-listening, menenangkan pikiran dan tidak terlalu keras. Dalam hal ini, musik keras tidak baik, karena dapat mengejutkan bayi dan kita tidak tahu apakah kejutan ini dapat mempengaruhi pertumbuhan organ dalam tubuh janin atau tidak. Bila Anda bingung dalam memilih jenis musik untuk dialunkan pada janin Anda, pilih saja jenis musik yang biasanya diputar di sebagian besar toko-toko atau pusat perbelanjaan. Mudah, bukan?
Sumber ; hellodoctor.co.id
Mainan, CD musik dan barang-barang lainnya yang dirancang untuk mengalunkan musik untuk janin dan bayi yang baru lahir dapat memberi efek positif dari musik pada pertumbuhan bayi. Calon orang tua mungkin bertanya-tanya apakah mereka harus membeli produk ini, atau takut mereka tidak memberikan yang terbaik pada bayi mereka jika mereka tidak cukup rutin mendengarkan musik atau memilih jenis musik yang tepat untuk perkembangan janin mereka. Namun, pendapat para ahli justru berbeda, mengenai apakah musik dapat memberi efek positif atau tidak.
Berbagai penelitian yang dilakukan selama dua dekade terakhir telah menunjukkan eksistensi kemampuan janin untuk mendengar suara. Telinga bagian dalam janin sudah sepenuhnya tumbuh pada trimester terakhir kehamilan. Setelah 26 minggu, pada sebagian besar kasus, janin menanggapi dengan peningkatan denyut jantung. Banyak penelitian telah menunjukkan perubahan denyut jantung sebagai tanda positif bahwa bayi telah terangsang oleh musik.
Satu penelitian yang diterbitkan oleh the Music Educators Journal, terlihat adanya efek dari paparan musik pada periode prenatal. Beberapa responden penelitian diperdengarkan musik dalam rahim, baik pilihan musik yang menenangkan, maupun yang merangsang gerakan janin. Setelah kelahiran bayi, orang tua dan bayi mengunjungi peneliti, dan berbagai kegiatan dan tanggapanpun kembali diamati oleh para peneliti tersebut. Studi ini menemukan bahwa paparan musik pada periode prenatal tampaknya terkait dengan peningkatan perhatian, lebih banyak imitasi suara dan vokalisasi awal pada bayi.
Sebagian besar yang didengar janin adalah suara ibu dan suara internal tubuh ibu, seperti pernapasan, gerakan dan suara lainnya. Sudah banyak penelitian yang menunjukkan suara ibu adalah suara yang disukai bayi yang baru lahir, yang tampaknya mengenali suara ibu mereka saat lahir. Bernyanyi seiring dengan musik masuk akal karena memberikan bayi kesempatan untuk mendengar suara Anda, sekaligus musiknya.
Masuk akal pula bahwa stimulasi otak dengan musik akan berdampak positif. Ini adalah periode ketika bayi tumbuh di dalam tubuh ibu, di mana mayoritas perkembangan otak berlangsung. Ide di balik penelitian paparan musik selama kehamilan ini dirancang untuk meningkatkan perkembangan otak dengan rangsangan yang tepat. Penelitianpun lalu berlanjut ke subjek ini dan menentukan musik jenis apa yang memberi efek paling positif.
Namun, tidak semua ilmuwan setuju bahwa musik memberi efek positif pada janin. Beberapa menolak teori bahwa peningkatan denyut jantung pertanda janin memberikan respon positif. Salah satu peneliti tersebut adalah seorang ahli syaraf dari the University of California, Gordon Shaw. Shaw menunjukkan perubahan justru dapat berarti sinyal bahwa janin tidak merasa nyaman dengan terdengarnya suara.
Terlepas dari perdebatan para ilmuwan tentang kebenaran teori bahwa musik dapat meningkatkan kecerdasan otak janin atau bayi, sangat penting untuk diingat bahwa memang belum ada studi berkelanjutan yang menunjukkan kebenaran hal tersebut. Benar atau tidaknya mendengarkan musik akan membuat bayi lebih cerdas, yang pasti sudah ada beberapa bukti yang menunjukkan musik lembut, seperti musik klasik yang tenang dan suara alam memiliki efek menenangkan pada bayi. Hal ini sering kali berlanjut hingga setelah kelahiran. Banyak bayi yang dapat ditenangkan oleh musik lembut yang sama yang mereka pernah dengarkan selama masih berada dalam rahim ibu mereka dan mereka juga dapat mengenali irama. Beberapa studi telah menunjukkan kemampuan bayi untuk mengenali pilihan musik tertentu yang dimainkan selama kehamilan.
Hal yang terpenting adalah musik dapat bermanfaat bagi ibu hamil untuk membantu ia lebih bersantai atau menenangkan pikiran dan juga mencerahkan suasana hati yang muram. Efeknya adalah pertumbuhan janin yang baik dan normal, karena keadaan emosi ibu memang dapat berpengaruh pada pertumbuhan janin dalam rahim. Jadi, pilihlah jenis musik yang Anda sukai, easy-listening, menenangkan pikiran dan tidak terlalu keras. Dalam hal ini, musik keras tidak baik, karena dapat mengejutkan bayi dan kita tidak tahu apakah kejutan ini dapat mempengaruhi pertumbuhan organ dalam tubuh janin atau tidak. Bila Anda bingung dalam memilih jenis musik untuk dialunkan pada janin Anda, pilih saja jenis musik yang biasanya diputar di sebagian besar toko-toko atau pusat perbelanjaan. Mudah, bukan?
Sumber ; hellodoctor.co.id
0 Response to "Pengaruh Musik Terhadap Perkembangan Otak Janin"
Post a Comment