Wanita yang mi¬num anggur (wine) akan berkurang risikonya mengalami kepikunan daripada sebayanya yang tidak minum sama sekali. “Diperkirakan ada komponen selain alkohol dalam wine yang dapat mencegah kepikunan,” ujar Dr. Lauren Lissner dari Universitas Goteborg, Swedia, peneliti senior, seperti dikutip dari laman liputan6.com.
“Penemuan kami konsisten dengan beberapa laporan sebelumnya,” katanya, tanpa merinci komponen itu. Lissner dan tim mengamati 1.462 wanita berusia 38-60 tahun, di antara tahun 1968-1969, dan memantaunya hingga tahun 2002, dengan 164 orang di antaranya terdiagnosis kena kepikunan (dementia).
Para perempuan itu dilaporkan mengonsumsi alkohol pada awal studi dan meningkat tiga kali lipat selama masa penelitian. Risiko kepikunan menurun 40 persen di antara peminum wine. Bila minum wine saja, tanpa mengonsumsi minuman beralkohol jenis lain sedikit pun, penurunan bisa sampai 70 persen. Perokok juga bisa terlindung dari kepikun¬an jika minum wine.
Sebaliknya, jika minum spirits (sejenis amonia) risiko kepikunan akan naik hingga 50 persen. Satu kekurangan studi itu, yakni tidak mengamati takaran alkohol yang dikonsumsi responden. Bagaimanapun, menurut peneliti, orang yang terbiasa minum wine cenderung minum alkohol lebih sedikit.
Kebiasaan minum di antara perempuan Swedia meng¬alami perubahan dari waktu ke waktu. Saat ini lebih dari separuh wanita usia 38-50 tahun minum wine setidaknya sekali seminggu, sedangkan sampai akhir tahun 1960-an wanita yang minum wine kurang dari 20 persen populasi.
Para wanita sekarang juga minum lebih banyak spirits, tetapi lebih sedikit bir. Menurut Lissner, penelitian lebih lanjut harus dilakukan. Ia menambahkan, hasil itu tidak bisa langsung diterap¬kan pada pria karena mereka memiliki kebiasaan minum yang berbeda dengan wanita. Para pria lebih suka minum¬an keras yang mengandung spirits.
Meski terbukti menyehatkan, Lissner menyatakan tidak bermaksud mengimbau para perempuan mulai mengonsumsi, ataupun menambah asupan wine. Namun, sesekali minum, boleh ‘kan?
“Penemuan kami konsisten dengan beberapa laporan sebelumnya,” katanya, tanpa merinci komponen itu. Lissner dan tim mengamati 1.462 wanita berusia 38-60 tahun, di antara tahun 1968-1969, dan memantaunya hingga tahun 2002, dengan 164 orang di antaranya terdiagnosis kena kepikunan (dementia).
Para perempuan itu dilaporkan mengonsumsi alkohol pada awal studi dan meningkat tiga kali lipat selama masa penelitian. Risiko kepikunan menurun 40 persen di antara peminum wine. Bila minum wine saja, tanpa mengonsumsi minuman beralkohol jenis lain sedikit pun, penurunan bisa sampai 70 persen. Perokok juga bisa terlindung dari kepikun¬an jika minum wine.
Sebaliknya, jika minum spirits (sejenis amonia) risiko kepikunan akan naik hingga 50 persen. Satu kekurangan studi itu, yakni tidak mengamati takaran alkohol yang dikonsumsi responden. Bagaimanapun, menurut peneliti, orang yang terbiasa minum wine cenderung minum alkohol lebih sedikit.
Kebiasaan minum di antara perempuan Swedia meng¬alami perubahan dari waktu ke waktu. Saat ini lebih dari separuh wanita usia 38-50 tahun minum wine setidaknya sekali seminggu, sedangkan sampai akhir tahun 1960-an wanita yang minum wine kurang dari 20 persen populasi.
Para wanita sekarang juga minum lebih banyak spirits, tetapi lebih sedikit bir. Menurut Lissner, penelitian lebih lanjut harus dilakukan. Ia menambahkan, hasil itu tidak bisa langsung diterap¬kan pada pria karena mereka memiliki kebiasaan minum yang berbeda dengan wanita. Para pria lebih suka minum¬an keras yang mengandung spirits.
Meski terbukti menyehatkan, Lissner menyatakan tidak bermaksud mengimbau para perempuan mulai mengonsumsi, ataupun menambah asupan wine. Namun, sesekali minum, boleh ‘kan?
0 Response to "Manfaat Wine Untuk Otak"
Post a Comment