Anak merupakan sosok imajinatif karena masih menggunakan otak kanan dalam berpikir. Hal tersebut tentunya sangat baik, namun kemudian menjadi masalah jika mereka menggunakannya untuk hal berbau seksual.
Menurut salah satu peneliti otak, anak-anak memiliki fungsi otak yang unik. Roger W. Sperry, yang mendapatkan penghargaan Nobel pada 1981 karena menemukan fakta tentang otak kanan dan otak kiri, menyebutkan bahwa anak-anak memiliki otak kanan yang lebih aktif daripada otak kirinya.
“Jika anak melihat benda dengan otak kanan, maka mereka akan melihatnya dengan memunculkan imajinasi dari benda tersebut,” kata Ayah Edi, praktisi Multiple Intelligence dan Holisctic Learning dalam acara bertema "We Care, We Share, for Bright Future" Daycare Unilever 2014 di Graha Unilever, Jakarta closing ceremony Unilever day care di Graha Unilever, Jakarta, baru-baru ini.
Pendiri sekolah yang telah banyak menangani anak-anak bermasalah ini juga menambahkan bahwa jika anak-anak melihat hal-hal berbau seksual, maka mereka akan memunculkan imajinasi dari hal tersebut. Ini bisa menimbulkan rangsangan seksual dengan otak kanannya. Untuk mencegah hal tersebut, otak kiri anak perlu dilatih. Bagaimana anak-anak bereaksi sama jika melihat hal berbau seksual sehingga rangsangan tidak akan muncul.
“Saat anak kita terbiasa melihat benda dengan analisis otak kiri, maka respon yang timbul akan benar terhadap gambar-gambar seks. Kalau tidak, mereka akan menjadi kecanduan seks. Caranya adalah dengan memperkenalkan anak mengenai organ tubuh dan fungsinya. Sehingga setelah memahaminya, ketika melihat hal-hal yang berbau seksual tidak akan timbul imajinasi dan rangsangan,” simpul Ayah Edi.
Sumber : Okezone.com
Menurut salah satu peneliti otak, anak-anak memiliki fungsi otak yang unik. Roger W. Sperry, yang mendapatkan penghargaan Nobel pada 1981 karena menemukan fakta tentang otak kanan dan otak kiri, menyebutkan bahwa anak-anak memiliki otak kanan yang lebih aktif daripada otak kirinya.
“Jika anak melihat benda dengan otak kanan, maka mereka akan melihatnya dengan memunculkan imajinasi dari benda tersebut,” kata Ayah Edi, praktisi Multiple Intelligence dan Holisctic Learning dalam acara bertema "We Care, We Share, for Bright Future" Daycare Unilever 2014 di Graha Unilever, Jakarta closing ceremony Unilever day care di Graha Unilever, Jakarta, baru-baru ini.
Pendiri sekolah yang telah banyak menangani anak-anak bermasalah ini juga menambahkan bahwa jika anak-anak melihat hal-hal berbau seksual, maka mereka akan memunculkan imajinasi dari hal tersebut. Ini bisa menimbulkan rangsangan seksual dengan otak kanannya. Untuk mencegah hal tersebut, otak kiri anak perlu dilatih. Bagaimana anak-anak bereaksi sama jika melihat hal berbau seksual sehingga rangsangan tidak akan muncul.
“Saat anak kita terbiasa melihat benda dengan analisis otak kiri, maka respon yang timbul akan benar terhadap gambar-gambar seks. Kalau tidak, mereka akan menjadi kecanduan seks. Caranya adalah dengan memperkenalkan anak mengenai organ tubuh dan fungsinya. Sehingga setelah memahaminya, ketika melihat hal-hal yang berbau seksual tidak akan timbul imajinasi dan rangsangan,” simpul Ayah Edi.
Sumber : Okezone.com
artikel yang sangat menarik.
ReplyDeletebelajarlah dan carilah ilmu dan juga kemampuan sebanyak mungkin. ilmu dan kemampuan akan mengantarkan anda menuju bariisan depan manusia-manusia terbaik..terus semangat sobat semua dan gapai semua mimpimu.
ReplyDelete