INDONESIA merupakan salah satu negara penghasil kopi dan teh terbanyak di dunia. Jenis kopi dan teh yang dihasilkan pun sangat beragam.
Setali tiga uang, masyarakatnya juga gemar minum kopi dan teh sambil kongkow atau sebagai pelengkap saat makan. Sudah sejak dulu, kedua bahan minuman itu dipercaya mempunyai khasiat positif bagi tubuh peminumnya.
Kepercayaan itu pun kemudian mendapat respon positif dunia ilmiah. Berbagai penelitian terkait khasiat kedua bahan minuman itu sudah dilakukan. Salah satunya penelitian yang dilakukan pakar kesehatan University Medical Center Utrecht, Belanda.
Penelitian yang dilakukan selama kurang lebih 13 tahun itu mengungkapkan bahwa mengonsumsi kopi atau teh dalam takaran sedang dapat mengurangi risiko mengalami penyakit jantung. Tak cuma itu, teh juga dapat mencegah kematian akibat penyakit jantung jika diminum dalam takaran sedang hingga tinggi.
Hasil itu diungkapkan oleh para dokter University Medical Center Utrecht setelah menganalisis data mengenai tingkat konsumsi kopi dan teh dari 37.514 warga Belanda.
Dari pantuan selama 13 tahun itu, diketahui bahwa mereka yang minum 2-4 cangkir kopi sehari akan mengalami penurunan risiko penyakit jantung sebesar 20 persen. Sebaliknya, konsumsi kopi dalam takaran sedang dan sedikit, tidak signifikan mengurangi risiko kematian akibat penyakit jantung dan penyebab lainnya.
Sementara teh memiliki efek yang lebih kuat ketimbang kopi. Minum enam cangkir teh sehari dapat menurunkan risiko kematian akibat penyakit jantung sebesar 45 persen. Sedangkan minum teh lebih dari enam cangkir sehari akan menurunkan risiko terkena penyakit jantung sebesar 36 persen.
Efek perlindungan yang ditunjukkan kedua jenis minuman ini mungkin dikaitkan dengan antioksidan dan kimia tumbuhan lainnya yang ada dalam kopi dan teh. Tetapi, bagaimana zat-zat ini bekerja, masih belum diketahui dengan jelas.
Meski baik untuk menurunkan resiko penyakit jantung, efek minum kopi dan teh terhadap risiko stroke belum terlihat dalam studi itu.
Tetapi, tim peneliti mengatakan bahwa para peminum kopi dan teh di Belanda memiliki kebiasaan sehat yang sangat berbeda, yakni lebih banyak peminum kopi yang merokok dan kurang mengonsumsi makanan sehat.
Dr. Suzanne Steinbaum, direktur untuk divisi wanita dan penyakit jantung di Lenox Hill Hospital, New York City, mencatat bahwa selama ini ada kontroversi yang terus mengemuka mengenai dampak minum teh dan kopi sehari-hari terhadap kesehatan.
"Jadi studi ini memastikan kembali bahwa tak ada peningkatan risiko penyakit jantung dan stroke, dan faktanya, ketika minum kopi dalam takaran sedang, ada kemungkinan dapat mengurangi risiko Anda terkena penyakit jantung," kata Steinbaum yang juga juru bicara di American Heart Association (AHA).
Para ahli menyatakan bahwa masih terlalu dini untuk membuat rekomendasi spesifik tentang konsumsi kopi dan teh demi mendapatkan kesehatan yang lebih baik. Meski sejumlah studi sudah menyebutkan bahwa kedua minuman ini dapat membantu melindungi melawan penyakit jantung.
"Berdasarkan bukti terbaru, sangat sulit untuk menyarankan jumlah konsumsi kopi atau teh secara optimal untuk masyarakat umum," ujar Dr. Frank Hu, profesor gizi dan epidemiologi di Harvard School of Public Health.
Membahas tentang studi di Belanda dalam konteks penelitian lain, Frank Hu mencatat bahwa ini bukanlah studi pertama tentang konsumsi kopi dan teh serta hubungannya dengan kematian akibat penyakit jantung. Beberapa studi menyebutkan ada efek perlindungan sedikit terhadap risiko penyakit jantung dari kopi dan teh.
Sejumlah studi juga menyebutkan adanya efek perlindungan dari teh, namun masalahnya adalah jenis teh yang dikonsumsi berbeda-beda pada masyarakat yang berbeda pula. Sehingga sulit untuk membandingkan hasil dari masing-masing studi.
Sebagai catatan, jenis teh yang dikonsumsi pada studi di Belanda itu adalah teh hitam.
Hu juga menyatakan selama ini masih banyak orang yang percaya minum kopi akan berbahaya bagi kesehatan jantung. Tapi Hu menekankan bahwa konsumsi kopi secara moderat tidak akan membahayakan kesehatan kardiovaskular.
Hal itu pun dibenarkan konsultan senior untuk kardiologi di Kaiser Permanente Northern California, AS, Dr. Arthur L. Klatsky. Bersama rekan-rekannya ia pernah melakukan sebuah penelitian dan menemukan adanya penurunan kejadian abnormalitas ritme jantung di kalangan peminum kopi.
"Akal sehat harus selalu dikedepankan. Jika Anda merasakan gejala-gejala tak nyaman dari kafein, Anda harus menghindarinya. Beberapa orang mengalami insomnia meski mereka minum kopi siang hari," kata Klatsky.
Bahkan, tambah Klatsky, ada bukti bahwa konsumsi kopi secara moderat terkait erat dengan penurunan risiko diabetes tipe dua.
Menurut Steinbaum, salah satu faktor penunjangnya adalah para peminum kopi atau teh dalam takaran sedang cenderung menganut gaya hidup yang lebih sehat, lebih rutin berolahraga dan menghindari obesitas. Penelitiannya itu pernah dimuat dalam jurnal Arteriosclerosis, Thrombosis and Vascular Biology. (go4/Wrt3)
Setali tiga uang, masyarakatnya juga gemar minum kopi dan teh sambil kongkow atau sebagai pelengkap saat makan. Sudah sejak dulu, kedua bahan minuman itu dipercaya mempunyai khasiat positif bagi tubuh peminumnya.
Kepercayaan itu pun kemudian mendapat respon positif dunia ilmiah. Berbagai penelitian terkait khasiat kedua bahan minuman itu sudah dilakukan. Salah satunya penelitian yang dilakukan pakar kesehatan University Medical Center Utrecht, Belanda.
Penelitian yang dilakukan selama kurang lebih 13 tahun itu mengungkapkan bahwa mengonsumsi kopi atau teh dalam takaran sedang dapat mengurangi risiko mengalami penyakit jantung. Tak cuma itu, teh juga dapat mencegah kematian akibat penyakit jantung jika diminum dalam takaran sedang hingga tinggi.
Hasil itu diungkapkan oleh para dokter University Medical Center Utrecht setelah menganalisis data mengenai tingkat konsumsi kopi dan teh dari 37.514 warga Belanda.
Dari pantuan selama 13 tahun itu, diketahui bahwa mereka yang minum 2-4 cangkir kopi sehari akan mengalami penurunan risiko penyakit jantung sebesar 20 persen. Sebaliknya, konsumsi kopi dalam takaran sedang dan sedikit, tidak signifikan mengurangi risiko kematian akibat penyakit jantung dan penyebab lainnya.
Sementara teh memiliki efek yang lebih kuat ketimbang kopi. Minum enam cangkir teh sehari dapat menurunkan risiko kematian akibat penyakit jantung sebesar 45 persen. Sedangkan minum teh lebih dari enam cangkir sehari akan menurunkan risiko terkena penyakit jantung sebesar 36 persen.
Efek perlindungan yang ditunjukkan kedua jenis minuman ini mungkin dikaitkan dengan antioksidan dan kimia tumbuhan lainnya yang ada dalam kopi dan teh. Tetapi, bagaimana zat-zat ini bekerja, masih belum diketahui dengan jelas.
Meski baik untuk menurunkan resiko penyakit jantung, efek minum kopi dan teh terhadap risiko stroke belum terlihat dalam studi itu.
Tetapi, tim peneliti mengatakan bahwa para peminum kopi dan teh di Belanda memiliki kebiasaan sehat yang sangat berbeda, yakni lebih banyak peminum kopi yang merokok dan kurang mengonsumsi makanan sehat.
Dr. Suzanne Steinbaum, direktur untuk divisi wanita dan penyakit jantung di Lenox Hill Hospital, New York City, mencatat bahwa selama ini ada kontroversi yang terus mengemuka mengenai dampak minum teh dan kopi sehari-hari terhadap kesehatan.
"Jadi studi ini memastikan kembali bahwa tak ada peningkatan risiko penyakit jantung dan stroke, dan faktanya, ketika minum kopi dalam takaran sedang, ada kemungkinan dapat mengurangi risiko Anda terkena penyakit jantung," kata Steinbaum yang juga juru bicara di American Heart Association (AHA).
Para ahli menyatakan bahwa masih terlalu dini untuk membuat rekomendasi spesifik tentang konsumsi kopi dan teh demi mendapatkan kesehatan yang lebih baik. Meski sejumlah studi sudah menyebutkan bahwa kedua minuman ini dapat membantu melindungi melawan penyakit jantung.
"Berdasarkan bukti terbaru, sangat sulit untuk menyarankan jumlah konsumsi kopi atau teh secara optimal untuk masyarakat umum," ujar Dr. Frank Hu, profesor gizi dan epidemiologi di Harvard School of Public Health.
Membahas tentang studi di Belanda dalam konteks penelitian lain, Frank Hu mencatat bahwa ini bukanlah studi pertama tentang konsumsi kopi dan teh serta hubungannya dengan kematian akibat penyakit jantung. Beberapa studi menyebutkan ada efek perlindungan sedikit terhadap risiko penyakit jantung dari kopi dan teh.
Sejumlah studi juga menyebutkan adanya efek perlindungan dari teh, namun masalahnya adalah jenis teh yang dikonsumsi berbeda-beda pada masyarakat yang berbeda pula. Sehingga sulit untuk membandingkan hasil dari masing-masing studi.
Sebagai catatan, jenis teh yang dikonsumsi pada studi di Belanda itu adalah teh hitam.
Hu juga menyatakan selama ini masih banyak orang yang percaya minum kopi akan berbahaya bagi kesehatan jantung. Tapi Hu menekankan bahwa konsumsi kopi secara moderat tidak akan membahayakan kesehatan kardiovaskular.
Hal itu pun dibenarkan konsultan senior untuk kardiologi di Kaiser Permanente Northern California, AS, Dr. Arthur L. Klatsky. Bersama rekan-rekannya ia pernah melakukan sebuah penelitian dan menemukan adanya penurunan kejadian abnormalitas ritme jantung di kalangan peminum kopi.
"Akal sehat harus selalu dikedepankan. Jika Anda merasakan gejala-gejala tak nyaman dari kafein, Anda harus menghindarinya. Beberapa orang mengalami insomnia meski mereka minum kopi siang hari," kata Klatsky.
Bahkan, tambah Klatsky, ada bukti bahwa konsumsi kopi secara moderat terkait erat dengan penurunan risiko diabetes tipe dua.
Menurut Steinbaum, salah satu faktor penunjangnya adalah para peminum kopi atau teh dalam takaran sedang cenderung menganut gaya hidup yang lebih sehat, lebih rutin berolahraga dan menghindari obesitas. Penelitiannya itu pernah dimuat dalam jurnal Arteriosclerosis, Thrombosis and Vascular Biology. (go4/Wrt3)
0 Response to "Teh dan Kopi Turunkan Resiko Penyakit Jantung"
Post a Comment