VIVAnews - Sebuah studi mengungkap bahwa stres berkepanjangan tak hanya memicu kelelahan mental, tapi juga memengaruhi kemampuan daya ingat.
Studi yang dilakukan tim peneliti dari State University of New York di Buffalo terhadap tikus percobaan, menunjukkan, stres berulang menyebabkan gangguan di bagian otak yang disebut prefrontal cortex.
Prefrontal cortex dikenal sebagai "CEO otak", yang bertanggung jawab atas pemikiran abstrak dan analisis kognitif, juga bagaimana bertindak benar dalam suatu situasi, seperti dikutip Huftington Post.
MedPage Today juga melaporkan bahwa masalah memori dapat bersumber dari gangguan sinyal glutamate, di mana sinyal ini sangat penting dalam menunjang fungsi prefrontal cortex.
Berdasarkan studi yang dipublikasikan di Jurnal Neuron, reseptor glutamate kehilangan sinyal saat tikus mengalami stres tingkat tinggi. Kondisi ini pada gilirannya memicu efek negatif terhadap proses pengolahan informasi yang tersimpan di otak.
Pada 2008, studi yang dipublikasikan di Journal Neuroscience juga menunjukkan hubungan antara stres dan memori. Studi yang juga melibatkan tikus percobaan ini menunjukkan bahwa periode stres yang singkat sudah mampu mengacaukan komunikasi sel otak di area yang berhubungan dengan memori dan belajar.
Pelepasan hormon stres atau kortisol yang tinggi membuat sejumlah tikus kesulitan mengingat bagaimana harus melalui labirin.
Tak hanya berpotensi mengacaukan ingatan di masa mendatang, pelepasan hormon kortisol juga dapat mengakibatkan perubahan proses metabolisme tubuh. Yang pada gilirannya memicu ketidaknormalan kadar gula darah, mempercepat penyusutan tulang pemicu osteoporosis, serta mengganggu sistem kekebalan tubuh. Itulah sebabnya orang yang stres mudah terserang penyakit.
Melihat efek buruknya, jangan anggap remeh saat stres melanda! (art)
• VIVAnews
0 Response to "Stres Perlemah Daya Ingat"
Post a Comment