by reza fadhilla.
Pertumbuhan dan pembentukan saraf otak penunjang kecerdasan di mulai saat masih berada di dalam kandungan. Setelah melewati fase pertumbuhan primer (masa balita), tingkat kecerdasan seseorang memasuki fase berikutnya yaitu fase sekunder (masa remaja). Masa remaja merupakan fase krusial dimana pembentukan kepribadian seseorang menjadi tolak ukur dalam menempuh kehidupan selanjutnya (masa dewasa). Pada masa remaja tingkat kecerdasan dipengaruhi kuat oleh faktor pendidikan (education), tingkah laku, dan pola makan. Selain meningkatkan kecerdasan otak, makanan juga turut membentuk daya tahan tubuh seseorang, apalagi saat remaja dengan aktivitas yang tinggi. Untuk itu pemilihan makanan yang baik adalah makanan yang tidak hanya sehat, tetapi harus mengandung gizi dan nutrisi lengkap yang dibutuhkan tubuh untuk menunjang tingkat kecerdasan dan daya tahan. Dengan kemajuan teknologi di bidang pangan saat ini tersedia berbagai sumber dan jenis makanan yang dapat menjadi bahan pertimbangan, salah satunya adalah seafood.
Seafood didefinisikan sebagai semua bentuk ikan termasuk teleostei dan elasmobranchi, moluska, udang, dan bentuk lainnya dari kehidupan perairan. Umumnya seafood mengandung beragam gizi dan nutrisi yang berperan untuk meningkatkan kecerdasan dan daya tahan tubuh, diantaranya adalah asam lemak tidak jenuh (omega-3 dan omega-6), asam amino esensial, vitamin, dan mineral. Jenis-jenis seafood kemudian dibagi menjadi lima kelompok utama diantaranya adalah ikan, udang, kerang, moluska, dan alga. Sebagai komoditi dari seafood yang paling banyak di konsumsi, Ikan mengandung sekitar 20% protein dengan komposisi asam amino seimbang, 70% asam lemak tidak jenuh omega-3 (asam eikosapentaenoat/EPA, asam dokosaheksaenoat/DHA), dan omega-6 (asam linoleat, asam arakhidonat), berbagai vitamin (A, D, tiamin, riboflavin, niacin) dan mineral (magnesium, phospor, yodium, fluor, zat besi, copper, zinc, dan selenium). Permintaan ikan yang begitu tinggi disebabkan karena harga jual ikan masih jauh lebih murah jika dibandingkan komoditi seafood lainnya, tersedianya bahan baku yang berlimpah, dan mudah dibudidayakan. Terdapat sedikit perbedaan antara komposisi dari kandungan ikan air asin dan ikan air tawar. Ikan air asin (laut) memiliki kandungan omega-3, vitamin dan mineral lebih tinggi, sedangkan ikan air tawar tinggi akan kandungan omega-6 dan karbohidrat. Beberapa jenis ikan yang tinggi kandungan omega-3 adalah ikan lemuru, herring, tuna, dan tenggiri, sedangkan untuk omega-6 banyak terdapat pada ikan nila, lele, mas, dan mujair. Oleh karena itu, konsumsi secara bergantian kedua jenis ikan perairan tersebut sangat disarankan untuk melengkapi kekurangan zat gizi satu dengan yang lainnya.
Bentuk penyajian atau cara pegolahan juga berpengaruh terhadap total komposisi nutrisi dan gizi akhir ikan, dimana ikan yang diolah dengan cara dibakar memiliki kandungan omega-3 lebih tinggi dibandingkan ikan yang diolah dengan cara digoreng. Para ahli menyatakan bahwa mengkonsumsi ikan minimal 2 – 3 kali sehari dapat meningkatkan perkembangan otak dan daya tahan tubuh. Tidak hanya terbatas dalam bentuk ikan segar saja, produk-produk turunan ikan juga sangat baik untuk dikonsumsi, seperti minyak ikan. Minyak ikan dapat mengandung lebih tinggi omega-3 daripada ikan itu sendiri. Hal ini dapat menjadi alternatif bagi penderita alergi seafood atau membutuhkan asupan omega-3 dalam jumlah cukup tanpa harus makan ikan dalam jumlah banyak. Akan tetapi, perlu diwaspadai bahwa konsumsi minyak ikan berlebih terhadap beberapa remaja penderita obesitas justru berdampak negatif terhadap kesehatan, karena berpotensi meningkatkan pendarahan, dan kolesterol. Dalam penggunaannya, sebaiknya dibatasi hanya sekitar 6 – 9 gram minyak ikan per hari atau sekitar 0,5 – 1,0% dari total asupan omega-3 dan 2,4% dari total asupan omega-6.
0 Response to "microza : MANFAAT IKAN (SEAFOOD) BAGI KECERDASAN DAN DAYA TAHAN TUBUH"
Post a Comment