Otak adalah organ tubuh yang berkembang pesat dalam evolusi manusia dan kera. Dalam sejarah evolusi, manusia tumbuh menjadi mamalia darat dan primata paling cerdas. Neocortex, lapisan terluar otak mamalia, dinilai sebagai bagian yang paling berperan dalam perkembangan kecerdasan dan mental manusia.
Namun, sebuah studi terbaru menyebutkan pertumbuhan pesat di bagian cerebellum atau otak kecil yang membuat manusia berkembang lebih baik dari kera sejak jutaan tahun lalu. (Baca juga: Evolusi Membuat Wajah Pria Modern Tahan Pukul)
Laporan yang dimuat dalam jurnal Current Biology, 2 Oktober 2014, menyebutkan cerebellum ternyata berkembang enam kali lebih cepat dari yang diperkirakan sepanjang evolusi primata, termasuk manusia. Temuan itu mengindikasikan bahwa kecerdasan teknis sama pentingnya dengan kompetensi sosial dalam evolusi kognitif manusia.
Robert Barton, peneliti dari Durham University, Inggris, mengatakan temuan itu mengangkat peran cerebellum pada evolusi otak kera dan manusia yang sebelumnya kurang diperhatikan. (Baca juga: Volume Korteks Otak Mempengaruhi Pilihan Risiko)
"Hasil riset ini bisa membantu peneliti mencari jawaban mengapa dan bagaimana otak spesies-spesies itu menjadi sangat berbeda serta mengubah pandangan eksklusif tentang neocortex sebagai penanda dasar umat manusia," kata Barton seperti ditulis Eurekalert, 2 Oktober 2014.
Neocortex adalah bagian otak yang dianggap paling mempengaruhi kecerdasan sosial manusia. Lapisan setebal 2-4 milimeter itu dinilai sebagai keunggulan terbesar manusia karena berperan dalam perkembangan fungsi persepsi, nalar, dan bahasa. Cerebellum juga diyakini ikut terlibat dalam pengaturan fungsi motorik dan bahasa. Namun, beberapa pakar saraf berpendapat otak kecil juga mengendalikan faktor yang sulit dipahami, seperti pengaturan rasa takut dan kepuasan, perhatian, dan pembelajaran gerakan.
Barton mengatakan otak kecil mengandung sekitar 70 triliun neuron atau sel saraf. "Jumlah ini empat kali lipat lebih banyak dari yang ada di dalam neocortex," kata dia. Tidak ada yang mengetahui untuk apa seluruh neuron itu, namun para ilmuwan meyakini sel-sel saraf itu pasti mengerjakan sesuatu yang penting.
Bersama koleganya, Chris Venditti dari Universitas Reading, Barton menemukan pola mencolok dalam otak manusia dan kera. Selama evolusi monyet, neocortex dan cerebellum tumbuh bersama layaknya tandem. Satu bagian melengkapi yang lain. Namun perubahan mencolok terjadi pada kera pertama sekitar 25 juta tahun silam.
Pada simpanse dan manusia, cerebellum tiba-tiba tumbuh lebih cepat ketimbang neocortex. "Volume otak kera mengandung 16 miliar neuron ekstra dibanding milik monyet. Jumlah itu setara dengan yang ada di neocortex manusia," kata Barton.
Neocortex mendapat banyak perhatian karena itulah struktur terbesar di otak manusia. Ukuran bagian itu mencapai 76 persen dari seluruh volume otak manusia. Jika mencari variasi ukuran wilayah otak, neocortex memang menunjukkan perubahan terbesar. Namun, pertumbuhan ukuran itu sepadan dengan besar tubuh binatang secara keseluruhan. Paus, misalnya, memiliki neocortex yang secara proporsional lebih besar dari milik manusia.
Sumber : tempo.co
Namun, sebuah studi terbaru menyebutkan pertumbuhan pesat di bagian cerebellum atau otak kecil yang membuat manusia berkembang lebih baik dari kera sejak jutaan tahun lalu. (Baca juga: Evolusi Membuat Wajah Pria Modern Tahan Pukul)
Laporan yang dimuat dalam jurnal Current Biology, 2 Oktober 2014, menyebutkan cerebellum ternyata berkembang enam kali lebih cepat dari yang diperkirakan sepanjang evolusi primata, termasuk manusia. Temuan itu mengindikasikan bahwa kecerdasan teknis sama pentingnya dengan kompetensi sosial dalam evolusi kognitif manusia.
Robert Barton, peneliti dari Durham University, Inggris, mengatakan temuan itu mengangkat peran cerebellum pada evolusi otak kera dan manusia yang sebelumnya kurang diperhatikan. (Baca juga: Volume Korteks Otak Mempengaruhi Pilihan Risiko)
"Hasil riset ini bisa membantu peneliti mencari jawaban mengapa dan bagaimana otak spesies-spesies itu menjadi sangat berbeda serta mengubah pandangan eksklusif tentang neocortex sebagai penanda dasar umat manusia," kata Barton seperti ditulis Eurekalert, 2 Oktober 2014.
Neocortex adalah bagian otak yang dianggap paling mempengaruhi kecerdasan sosial manusia. Lapisan setebal 2-4 milimeter itu dinilai sebagai keunggulan terbesar manusia karena berperan dalam perkembangan fungsi persepsi, nalar, dan bahasa. Cerebellum juga diyakini ikut terlibat dalam pengaturan fungsi motorik dan bahasa. Namun, beberapa pakar saraf berpendapat otak kecil juga mengendalikan faktor yang sulit dipahami, seperti pengaturan rasa takut dan kepuasan, perhatian, dan pembelajaran gerakan.
Barton mengatakan otak kecil mengandung sekitar 70 triliun neuron atau sel saraf. "Jumlah ini empat kali lipat lebih banyak dari yang ada di dalam neocortex," kata dia. Tidak ada yang mengetahui untuk apa seluruh neuron itu, namun para ilmuwan meyakini sel-sel saraf itu pasti mengerjakan sesuatu yang penting.
Bersama koleganya, Chris Venditti dari Universitas Reading, Barton menemukan pola mencolok dalam otak manusia dan kera. Selama evolusi monyet, neocortex dan cerebellum tumbuh bersama layaknya tandem. Satu bagian melengkapi yang lain. Namun perubahan mencolok terjadi pada kera pertama sekitar 25 juta tahun silam.
Pada simpanse dan manusia, cerebellum tiba-tiba tumbuh lebih cepat ketimbang neocortex. "Volume otak kera mengandung 16 miliar neuron ekstra dibanding milik monyet. Jumlah itu setara dengan yang ada di neocortex manusia," kata Barton.
Neocortex mendapat banyak perhatian karena itulah struktur terbesar di otak manusia. Ukuran bagian itu mencapai 76 persen dari seluruh volume otak manusia. Jika mencari variasi ukuran wilayah otak, neocortex memang menunjukkan perubahan terbesar. Namun, pertumbuhan ukuran itu sepadan dengan besar tubuh binatang secara keseluruhan. Paus, misalnya, memiliki neocortex yang secara proporsional lebih besar dari milik manusia.
Sumber : tempo.co
0 Response to "Otak Kecil Adalah Kunci Evolusi Manusia"
Post a Comment