Awas! Gangguan Tidur Bisa Picu Jantung Koroner dan Stroke

Jakarta - Obstructive sleep apnea (OSA) atau tidur yang disertai periode berhenti nafas bila terjadi dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko hipertensi, penyakit jantung koroner, dan stroke. Masalahnya, seseorang terkadang tidak menyadari bahwa dirinya mengalami OSA karena sepanjang malam tidurnya lelap.

“Untuk itu, penting bagi seseorang untuk berkonsultasi dengan tenaga medis. Jika ada masalah dengan gangguan tidur maka pelayanan kesehatan yang dilakukan di antaranya operasi bedah mulut, pemakaian alat tertentu atau sekedar modifikasi gaya hidup serta obat-obatan,” ujar dokter spesialis THT dari RS Premier Bintaro Dr Ari Cahyono SpTHT pada acara seminar bertema "Jangan Sepelekan Tidur Mendengkur" di Jakarta, Rabu.

Dr Ari juga menjelaskan, penanganan gangguan tidur yang dilakukan di "sleep clinic" melibatkan spesialis telinga, hidung, tenggorokan dan spesialis paru.

Sementara itu, dr Rimawati Tedjakusuma, spesialis saraf dari RS Medistra sebelumnya menjelaskan, OSA termasuk dalam gangguan tidur yang umum diderita. Penderitanya kerap mengalami ngorok saat tidur dan bangun dalam kondisi tidak segar serta mengantuk sepanjang hari.

Dalam kondisi normal, waktu tidur adalah masa melepas kepenatan dan meregenerasi sel-sel tubuh, sehingga kita lebih berenergi keesokan harinya. Akan tetapi, jika kita menderita OSA yang berarti terjadi henti napas berkali-kali dalam satu malam, maka tubuh akan kekurangan oksigen.

"Henti napas pada pasien OSA bisa terjadi lebih dari 10 detik dan ini berulang-ulang sampai lebih dari 30 kali dalam satu jam. Akibatnya kadar oksigen dalam darah berkurang," kata dia.

Karena terbangun berkali-kali itu akibatnya kualitas tidur pasien OSA sangat rendah, sehingga mereka kerap mengantuk sepanjang hari. Mereka juga rentan mengalami kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan di tempat kerja.

Menurut penelitian yang dilakukan Rimawati di RS Medistra Jakarta, sebagian besar pasien OSA berat menderita hipertensi dan juga insomnia. Meski begitu, pasien OSA tidak dianjurkan untuk mengonsumsi obat tidur.

"Obat tidur justru memperberat OSA karena dalam obat tersebut ada efek merileksasi otot-otot pernapasan sehingga waktu henti napas makin lama," ujar dia.


Sumber Lengkap : http://www.pdpersi.co.id/content/news.php?mid=5&catid=23&nid=821

0 Response to "Awas! Gangguan Tidur Bisa Picu Jantung Koroner dan Stroke"

Post a Comment