Sejarah Kelam Raja-Raja Yang Sakit Jiwa

Sebagai sebuah sistem pemerintahan, monarki absolut yang dianut sebuah kerajaan punya sebuah kelemahan. Bila dipimpin oleh raja yang salah, kekuasaan mutlak bisa membuat masa depan rakyatnya menjadi beresiko dan tidak pasti.

Rakyat mungkin akan mendapatkan seorang pemimpin yang hebat seperti Ratu Victoria, tapi Anda juga mungkin akan mendapatkan seorang raja yang kehilangan akal sehatnya, seperti Ivan IV Vasilyevich yang dijuluki Ivan yang Mengerikan.

Berikut adalah beberapa contoh dari raja-raja yang tindakan dan perilaku gilanya membuat mereka mendapat reputasi buruk dalam sejarah seperti dikutip dari laman merdeka.com yaitu;


Peter III
Peter III adalah Kaisar Rusia yang bertahta hanya selama 6 bulan di tahun 1762, ia terkenal karena menikah namun menolak untuk menggauli istrinya, Putri Sophie. Setiap malam ia menghabiskan waktu di tempat tidur bermain dengan mainan tentara.

Beberapa bulan kemudian ia ditemukan tewas terbunuh. Banyak yang percaya pembunuhan tersebut diotaki oleh istrinya sendiri, yang kemudian naik tahta dan memerintah dengan julukan Cathrine yang Agung.


Charles VI
Raja Charles VI dari Perancis mengalami gangguan kejiwaan pada awal pemerintahannya di tahun 1300-an. Dalam sebuah kasus yang terkenal, ia memimpin sebuah pasukan untuk mengejar pelaku percobaan pembunuhan. Tapi di perjalanan, ia tiba-tiba mengamuk dan membunuh beberapa ksatria sebelum akhirnya berhasil ditenangkan.
Paranoidnya memburuk ketika ia semakin tua, yang menyebabkan ia kehilangan kontrol kerajaan ketika perang sipil pecah. Setelah ia meminta Inggris untuk membantu memadamkan pemberontakan, Charles menandai perjanjian yang akhirnya membawa Perancis perang selama seratus tahun.


Otto dari Bavaria
Otto naik tahta untuk menggantilkan saudaranya, Raja Ludwig II yang mengalami gangguan mental pada tahun 1886. Namun tak lama, ia dianggap tak layak memerintah karena ternyata ia juga mengidap gangguan mental seperti saudaranya.
Setelah perang Franco-Prusia berakhir, Otto semakin menghindar dari orang asing, dan mengasingkan diri di istana dekat Munich. Ia tinggal di istana tersebut selama sisa hidupnya.


Ivan yang Mengerikan
Pemerintahan Tsar Ivan IV Vasilyevich di Rusia pada 1500-an ditandai dengan paranoid yang penuh kekerasan. Ivan dengan mudahnya membunuh siapa saja yang ia percaya sedang berencana merebut tahtanya, termasuk anaknya sendiri, Ivan Ivanovich.
Kondisi mental yang semakin memburuk menyebabkan kekacauan dan akhirnya meruntuhkan kekaisaran Rusia serta memunculkan penguasa baru Rusia dari keluarga Ramanov.


Mustafa I dari Turki
Mustafa I telah menunjukkan gejala kelainan mental sejak kecil. Karena alasan inilah saudaranya, Ahmed I, tidak tidak mengeksekusinya bersama dengan saudara-saudara yang lain ketika ia menjadi sultan.
Mustafa hidup hanya di dalam istana dan tidak diperbolehkan keluar. Ia terkurung selama 14 tahun. Ketika Ahmed meninggal pada 1617, Mustafa otomatis menjadi sultan. Karena memang mengalami gangguan jiwa, ia mulai membuat kebijakan ngawur. Mustafa memberikan posisi penting di kerajaannya kepada orang yang dia suka secara acak. Ia mengangkat seorang pria tak dikenal di seberang jalan menjadi pejabat, hanya karena pria tadi memberi air minum kepadanya saat panas terik.


Feodor I
Feodor adalah anak termuda dari Ivan yang Mengerikan, dan satu-satunya anak yang tersisa untuk menjadi Tsar setelah semua saudaranya dibunuh. Feodor diketahui mengalami cacat intelektual, karenanya banyak tugas kerajaan diserahkan kepada adik iparnya, Boris Godunov.
Saat putri satu-satunya meninggal pada usia dua tahun, Feodor menjadi gila, ia berkeliaran ke seluruh Rusia, terobsesi dengan semua suara lonceng gereja di negeri itu.


Maria Eleonora dari Branderburg
Maria Eleonora terobsesi untuk punya anak laki-laki agar bisa menjadi ahli waris suaminya. Namun setelah mengalami banyak keguguran, ia marah besar saat akhirnya melahirkan seorang anak perempuan, Christina.
Beberapa kali ia mencoba membunuh anak kandungnya sendiri, dan menjadi histeris setelah kematian suaminya enam tahun kemudian. Ia sengaja tidak mengubur jasad suaminya selama 18 bulan agar secara berkala ia tetap bisa menyentuh mayat suaminya. Ketika Christina akhirnya menjadi ratu, ia memutuskan hubungan dengan ibunya


Erik XIV dari Swedia
Raja Erik XIV dikenal karena mengidap paranoid ekstrim. Karena ketakutan berlebihan, ia memenjarakan seluruh keluarganya di kastil dan kemudian mengeksekusi mereka karena dianggap terlalu berpengaruh. Karena kegilaannya, ia dilengserkan dari tahta pada tahun 1568.


Vlad si Penyula
Vlad Tepes, adalah penguasa Rumania pada abad ke-15. Ia dijuluki "The Impaler", si Penyula karena ia memiliki kebiasaan kejam menyiksa dan membunuh musuhnya dengan cara menyula. Menombak korbannya mulai dari bagian tubuh belakang hingga tembus ke mulut.
Ia diperkirakan telah menewaskan sekitar 40.000 hingga 100.000 orang sebagai propaganda melawan kesultananOttoman. Ia menancapkan mayat-mayat tertusuk tersebut di luar kota Târgoviște sebagai peringatan bagi Ottoman.

Legenda Drakula muncul dari kekejaman Vlad Tepes. Namun kini kekejaman Vlad Tepes telah dibelokkan oleh sineas Holywood lewat beberapa filmnya. Yang terbaru adalah Film Dracula Untold, kisah film tersebut telah menyimpang dari sejarah sesungguhnya karena merubah Vlad Tepes yang sakit jiwa menjadi seorang pahlawan.

Wah, semoga Indonesia tidak dipimpin orang sakit jiwa . . . 

0 Response to "Sejarah Kelam Raja-Raja Yang Sakit Jiwa"

Post a Comment