Beberapa psikolog memberikan tanggapannya terkait hadiah yang diberikan orangtua ketika anak mendapatkan nilai yang bagus di sekolah dan bagaimana seharusnya sikap orangtua, seperti dilansir Idiva, Sabtu (2/1/2013).
Berkembangnya teknologi saat ini dipercaya psikolog, membuat anak banyak meminta hadiah berupa video game, akses internet, play station, dan sebagainya.
Banyak orang tua yang membelikan hadiah ini ternyata malah menyesali karena anak malah menunjukkan tanda-tanda masalah perilaku juga, seperti prestasi akademik yang menurun akaibat terlalu sering bermain video game.
Hal ini dianggap psikiater Dr Yusuf Matcheswalla A, adalah kesalahan pada genetika. Maksudnya, anak dan orangtua cenderung memiliki gen yang sama. ketika Anda terlalu mencintai putra putri Anda, Anda akan terlalu menggapnya hebat maka dari itu anak perlu diberikan hadiah tanpa kita tahun manfaatnya apa.
"Bahkan orang tua tidak bisa menetralisir kecenderungan genetik ini," katanya.
Dr Seema Darode yang juga psikolog menyatakan kalau orangtua seringkali membandingkan anaknya dengan orang lain. Namun, perbandingan ini dianggap bukanlah kasih sayang. Karena hal ini, anak Anda juga akan membandingkan apa yang dimiliki temannya dan dirinya tidak memilikinya.
Menurut Darode, para orangtua juga sulit mengakui kemampuan anaknya dengan bicara seperti 'saya tidak memiliki anak kesayangan, anak saya sangat nakal dan saya selalu bilang padanya untuk mengajarkan hal yang baik pada adiknya'. Darode sangat menyayangkan orangtua yang berbicara seperti ini.
Cara terbaik untuk mencegah menyakiti anak adalah dengan memberikan kasih sayang dengan menerima anak apa adanya.
"Ketika anak-anak menjadi korban favoritisme, reaksi mereka akan bervariasi berdasarkan jenis kepribadian mereka," kata Dr Darode.
"Beberapa anak mungkin mengatasi stres dengan kebiasaan mengisap jempol, cari perhatian dan perilaku umumnya yang terjadi pada anak-anak yang merasa tidak dicintai. Tentu saja orangtua harus berusaha keras untuk bersikap adil kepada semua anak-anak mereka. Tapi jika Anda didera rasa bersalah, atau tidak mampu mengubah perilaku Anda, berbicara dengan konselor," kata Dr Darode.
Darode juga menyarankan jika selama hadiah yang diberikan bisa bermanfaat dan menunjang prestasi ademiknya, maka sah saja memberikan anak hadiah. Berikan hadiah sebagai motivasinya, bukan imbalan kasih sayang Anda terhadapnya.
Referensi : http://health.liputan6.com/read/502540/memberikan-hadiah-pada-anak-ketika-berprestasi-salah
0 Response to "Memberikan Hadiah Pada Anak Ketika Berprestasi, Salah?"
Post a Comment