Para pria biasanya di kait-kaitkan dengan pikiran negative terhadap perempuan dengan kata lain otak ngeres. Namun keluar dari paradigm itu kita bisa menyimak pada keterangan berikut ini bahwa otak pria tidak hanya seks semata. Berikut pikiran otak pria :
1. Lebih emosional
Perempuan memang dikenal lebih emosional. Padahal sesungguhnya pria juga punya reaksi emosi yang kuat, tetapi itu sebelum mereka menyadari perasaannya.
Dalam sebuah penelitian yang dimuat di jurnal Scandinavian Journal of Psychology, diketahui begitu seorang pria sadar atau mengenali perasaan hatinya, mereka akan langsung memasang tampang datar. Tak heran kalau mereka dianggap lebih "kuat" menahan emosi.
2. Mudah merasa kesepian
"Kesepian memang bisa menyerang siapa saja, namun pria usia lanjut merupakan sasaran paling empuk," ujar Dr. Louann Brizendine, penulis THE MALE BRAIN. Ketika tua, pria biasanya tidak tetap bergaul sebanyak kaum wanita, sehingga mudah bagi mereka untuk merasa sendirian. Menikah dan hidup bersama istri bisa membantu, sebab hubungan stabil cenderung membuat pria lebih sehat, panjang umur, dan jarang stres.
Karena itulah, pria yang memiliki hubungan yang stabil cenderung lebih sehat, panjang umur, dan memiliki kadar hormon pelawan stres lebih tinggi. Studi yang dimuat dalam jurnal Biology of Reproduction tahun 2009 menyebutkan pria yang menikah memiliki tingkat kesuburan lebih panjang dibanding pria yang jomblo.
3. Fokus pada solusi
Banyak orang berpendapat bahwa kaum perempuan merupakan teman curhat yang baik karena mereka mudah berempati. Sesungguhnya "sistem empati" dalam otak pria juga memberikan respon saat orang lain terlihat stres atau bermasalah. Namun, bagian otak lain yang berfokus pada solusi segera mendominasi.
"Dengan segera berbagai solusi pada masalah segera bermunculan di otak pria," kata Dr.Louann Brizendine, ahli psikologi klinik dari Univesity of California, AS. Akibatnya, pria akan lebih fokus untuk menawarkan solusi ketimbang menunjukkan solidaritas atau berempati pada perasaan orang lain.
4. Spontan terhadap wanita
Selain sering dikaitkan dengan sikap agresif dan suka berkelahi, testosteron juga mempengaruhi libido kaum berkumis ini. Pranjal Mehta selaku psikolog sosial di Columbia University (New York) beserta timnya menemukan bahwa hormon ini membuat pria spontan mengerling saat melihat wanita cantik, namun cepat pula lupa ketika mereka tak lagi melihat wanita tersebut.
5. Posesif
Dalam teori evolusi, salah satu tugas pria adalah mempertahankan teritorinya. Penelitian pada hewan percobaan menunjukkan area otak "mempertahankan teritori" ini lebih luas dibanding pada otak hewan betina. Meskipun perempuan juga punya kecenderungan untuk posesif, namun pria relatif tak segan menggunakan kekuatannya ketika teritori mereka, bisa berupa keluarga atau kekasih, terancam.
6. Menyukai hirarki
Hirarki yang tidak jelas bisa mendatangkan rasa cemas bagi pria. Mereka akan bingung menentukan siapa yang paling berkuasa. Karena itu sistem komando, seperti yang dipraktikkan oleh militer atau organisasi perusahaan, akan meredakan pengaruh testosteron dan mengekang sikap agresif pria.
7. Siap menjadi ayah
Pada saat kehamilan, bukan hanya hormon calon ibu yang berubah, tapi juga calon ayah. Pada pria juga akan terjadi peningkatan hormon prolaktin dan penurunan testosteron. Dengan kata lain, pada otak pria juga terjadi perubahan sedemikian rupa yang membuatnya siap menyambut calon buah hatinya
1. Lebih emosional
Perempuan memang dikenal lebih emosional. Padahal sesungguhnya pria juga punya reaksi emosi yang kuat, tetapi itu sebelum mereka menyadari perasaannya.
Dalam sebuah penelitian yang dimuat di jurnal Scandinavian Journal of Psychology, diketahui begitu seorang pria sadar atau mengenali perasaan hatinya, mereka akan langsung memasang tampang datar. Tak heran kalau mereka dianggap lebih "kuat" menahan emosi.
2. Mudah merasa kesepian
"Kesepian memang bisa menyerang siapa saja, namun pria usia lanjut merupakan sasaran paling empuk," ujar Dr. Louann Brizendine, penulis THE MALE BRAIN. Ketika tua, pria biasanya tidak tetap bergaul sebanyak kaum wanita, sehingga mudah bagi mereka untuk merasa sendirian. Menikah dan hidup bersama istri bisa membantu, sebab hubungan stabil cenderung membuat pria lebih sehat, panjang umur, dan jarang stres.
Karena itulah, pria yang memiliki hubungan yang stabil cenderung lebih sehat, panjang umur, dan memiliki kadar hormon pelawan stres lebih tinggi. Studi yang dimuat dalam jurnal Biology of Reproduction tahun 2009 menyebutkan pria yang menikah memiliki tingkat kesuburan lebih panjang dibanding pria yang jomblo.
3. Fokus pada solusi
Banyak orang berpendapat bahwa kaum perempuan merupakan teman curhat yang baik karena mereka mudah berempati. Sesungguhnya "sistem empati" dalam otak pria juga memberikan respon saat orang lain terlihat stres atau bermasalah. Namun, bagian otak lain yang berfokus pada solusi segera mendominasi.
"Dengan segera berbagai solusi pada masalah segera bermunculan di otak pria," kata Dr.Louann Brizendine, ahli psikologi klinik dari Univesity of California, AS. Akibatnya, pria akan lebih fokus untuk menawarkan solusi ketimbang menunjukkan solidaritas atau berempati pada perasaan orang lain.
4. Spontan terhadap wanita
Selain sering dikaitkan dengan sikap agresif dan suka berkelahi, testosteron juga mempengaruhi libido kaum berkumis ini. Pranjal Mehta selaku psikolog sosial di Columbia University (New York) beserta timnya menemukan bahwa hormon ini membuat pria spontan mengerling saat melihat wanita cantik, namun cepat pula lupa ketika mereka tak lagi melihat wanita tersebut.
5. Posesif
Dalam teori evolusi, salah satu tugas pria adalah mempertahankan teritorinya. Penelitian pada hewan percobaan menunjukkan area otak "mempertahankan teritori" ini lebih luas dibanding pada otak hewan betina. Meskipun perempuan juga punya kecenderungan untuk posesif, namun pria relatif tak segan menggunakan kekuatannya ketika teritori mereka, bisa berupa keluarga atau kekasih, terancam.
6. Menyukai hirarki
Hirarki yang tidak jelas bisa mendatangkan rasa cemas bagi pria. Mereka akan bingung menentukan siapa yang paling berkuasa. Karena itu sistem komando, seperti yang dipraktikkan oleh militer atau organisasi perusahaan, akan meredakan pengaruh testosteron dan mengekang sikap agresif pria.
7. Siap menjadi ayah
Pada saat kehamilan, bukan hanya hormon calon ibu yang berubah, tapi juga calon ayah. Pada pria juga akan terjadi peningkatan hormon prolaktin dan penurunan testosteron. Dengan kata lain, pada otak pria juga terjadi perubahan sedemikian rupa yang membuatnya siap menyambut calon buah hatinya
8. Beda muda, beda pula saat tua
"Ketika masih muda, pria biasanya suka bersaing demi mendapatkan status atau pasangan, namun ketika beranjak dewasa, mereka biasanya mampu bekerjasama satu sama lain," ujar Mehta. Perubahan ini tampaknya dipengaruhi lagi-lagi oleh kadar testosteron. Semakin tinggi level hormon tersebut, semakin tinggi pula keinginan seorang pria untuk bersaing, demikian pula sebaliknya. Hal ini berdasarkan sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Hormones and Behavior (2009).
"Ketika masih muda, pria biasanya suka bersaing demi mendapatkan status atau pasangan, namun ketika beranjak dewasa, mereka biasanya mampu bekerjasama satu sama lain," ujar Mehta. Perubahan ini tampaknya dipengaruhi lagi-lagi oleh kadar testosteron. Semakin tinggi level hormon tersebut, semakin tinggi pula keinginan seorang pria untuk bersaing, demikian pula sebaliknya. Hal ini berdasarkan sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Hormones and Behavior (2009).
9. Ingin menikah juga
Ketidak-setiaan merupakan salah satu sifat pria sebelum ia mencapai usia 30, ungkap sebuah studi yang dipublikasikan oleh Proceedings of the Royal Society (2007). Setelah itu, ia baru bisa fokus untuk menyediakan kebutuhan keluarganya.
Selain itu, sebuah studi tahun 2008 yang dimuat dalam Proceedings of the National Academy of Science menyebutkan bahwa akibat masalah genetik, beberapa pria mengalami kesulitan dengan yang namanya komitmen. Pria tanpa 'gen persetubuhan' (sekitar 60% dari populasi) cenderung memiliki keinginan untuk menikah. Siapa bilang bahwa hanya wanita saja yang menghauskan pernikahan? Pria juga tuh...
Ketidak-setiaan merupakan salah satu sifat pria sebelum ia mencapai usia 30, ungkap sebuah studi yang dipublikasikan oleh Proceedings of the Royal Society (2007). Setelah itu, ia baru bisa fokus untuk menyediakan kebutuhan keluarganya.
Selain itu, sebuah studi tahun 2008 yang dimuat dalam Proceedings of the National Academy of Science menyebutkan bahwa akibat masalah genetik, beberapa pria mengalami kesulitan dengan yang namanya komitmen. Pria tanpa 'gen persetubuhan' (sekitar 60% dari populasi) cenderung memiliki keinginan untuk menikah. Siapa bilang bahwa hanya wanita saja yang menghauskan pernikahan? Pria juga tuh...
10. Insting ayah
Otak pria memasuki masa terbaiknya (dalam hal kerja sama) dalam hitungan bulan menjelang kelahiran anaknya. Bayangan anak membuat ia bersiap diri menjadi seorang ayah, dan hal ini turut mempengaruhi hormon dalam tubuhnya, membuat prolaktin meningkat, dan testosteron turun. Demikian ungkap sebuah studi yang dirilis oleh Evolution and Human Behavior (2009).
Otak pria memasuki masa terbaiknya (dalam hal kerja sama) dalam hitungan bulan menjelang kelahiran anaknya. Bayangan anak membuat ia bersiap diri menjadi seorang ayah, dan hal ini turut mempengaruhi hormon dalam tubuhnya, membuat prolaktin meningkat, dan testosteron turun. Demikian ungkap sebuah studi yang dirilis oleh Evolution and Human Behavior (2009).
11. Naluri bermain
Dan, setelah punya anak, seorang ayah juga memiliki naluri bermain yang berbeda dengan sang ibu. Permainan mereka biasanya lebih spontan, kasar, dan suka menggoda. Positifnya, hal ini membuat anak lebih siap untuk menghadapi kerasnya hidup. Studi lain mengungkapkan bahwa ayah yang aktif cenderung memiliki kadar testosteron lebih rendah. That's good!
Dan, setelah punya anak, seorang ayah juga memiliki naluri bermain yang berbeda dengan sang ibu. Permainan mereka biasanya lebih spontan, kasar, dan suka menggoda. Positifnya, hal ini membuat anak lebih siap untuk menghadapi kerasnya hidup. Studi lain mengungkapkan bahwa ayah yang aktif cenderung memiliki kadar testosteron lebih rendah. That's good!
0 Response to "11 Rahasia Otak Pria"
Post a Comment