Psikopat dikenal tidak memiliki rasa empati saat melihat ada orang lain
merasa kesakitan. Setelah melakukan penelitian terhadap hasil scan otak
narapidana di sebuah penjara, para peneliti menemukan apa yang menjadi
penyebabnya.
Psikopati merupakan gangguan kepribadian yang ditandai dengan tidak berperasaan, mencari sensasi dan tidak mau bersosialisasi. Sekitar 23 persen narapidana merupakan psikopat, sementara di populasi umum jumlahnya adalah sekitar 1 persen, seperti dilansir News Max Health, Jumat (27/9/2013).
Dalam penelitian ini, para peneliti menggunakan MRI fungsional untuk mengamati aktivitas otak pada 121 narapidana di sebuah penjara keamanan menengah di Amerika Serikat. Para narapidana ini dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan tingkat psikopati mereka; tinggi, sedang atau rendah.
Narapidana-narapidana ini kemudian ditunjukkan beberapa foto gambar yang menunjukkan rasa sakit seperti foto jari yang terjepit di pintu atau kaki yang terjepit di bawah benda berat. Setelah itu mereka diminta untuk membayangkan jika kondisi ini terjadi pada mereka dan terjadi pada orang lain.
Ketika narapidana dengan tingkat psikopat tinggi membayangkan diri mereka dalam situasi yang menyakitkan tersebut, mereka menunjukkan aktivitas yang lebih tinggi dari normal pada daerah otak yang terlibat pada empati untuk nyeri. Namun hasil yang didapat berbalik ketika mereka membayangkan orang lain kesakitan.
Selain itu, ketika membayangkan orang lain kesakitan, narapidana dengan tingkat psikopat tinggi justru menunjukkan peningkatan aktivitas di daerah otak yang berperan dalam fungsi kesenangan. Inilah sebabnya mengapa mereka tidak memiliki rasa kasihan terhadap orang lain. Para peneliti mengatakan dalam sebuah rilis berita jurnal bahwa temuan ini diharapkan bisa membantu peneliti selanjutnya melakukan pendekatan untuk pengobatan psikopat.
Hasil studi ini telah dipublikasikan dalam jurnal Frontiers in Human Neuroscience.
Psikopati merupakan gangguan kepribadian yang ditandai dengan tidak berperasaan, mencari sensasi dan tidak mau bersosialisasi. Sekitar 23 persen narapidana merupakan psikopat, sementara di populasi umum jumlahnya adalah sekitar 1 persen, seperti dilansir News Max Health, Jumat (27/9/2013).
Dalam penelitian ini, para peneliti menggunakan MRI fungsional untuk mengamati aktivitas otak pada 121 narapidana di sebuah penjara keamanan menengah di Amerika Serikat. Para narapidana ini dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan tingkat psikopati mereka; tinggi, sedang atau rendah.
Narapidana-narapidana ini kemudian ditunjukkan beberapa foto gambar yang menunjukkan rasa sakit seperti foto jari yang terjepit di pintu atau kaki yang terjepit di bawah benda berat. Setelah itu mereka diminta untuk membayangkan jika kondisi ini terjadi pada mereka dan terjadi pada orang lain.
Ketika narapidana dengan tingkat psikopat tinggi membayangkan diri mereka dalam situasi yang menyakitkan tersebut, mereka menunjukkan aktivitas yang lebih tinggi dari normal pada daerah otak yang terlibat pada empati untuk nyeri. Namun hasil yang didapat berbalik ketika mereka membayangkan orang lain kesakitan.
Selain itu, ketika membayangkan orang lain kesakitan, narapidana dengan tingkat psikopat tinggi justru menunjukkan peningkatan aktivitas di daerah otak yang berperan dalam fungsi kesenangan. Inilah sebabnya mengapa mereka tidak memiliki rasa kasihan terhadap orang lain. Para peneliti mengatakan dalam sebuah rilis berita jurnal bahwa temuan ini diharapkan bisa membantu peneliti selanjutnya melakukan pendekatan untuk pengobatan psikopat.
Hasil studi ini telah dipublikasikan dalam jurnal Frontiers in Human Neuroscience.
0 Response to "Ini yang Terjadi Pada Otak Psikopat Saat Melihat Orang Lain Kesakitan"
Post a Comment