Menulis Al-Quran memiliki nilai ibadah tinggi di mata Allah SWT. Menulis kitab suci yang disampaikan Nabi Besar Muhammad SAW ini juga mampu merangsang kecerdasan otak, dan mempertajam kepedulian hati nurani, terlebih di kalangan anak-anak.
Lembaga Ar-Rahman Qur’anic Learning Islamic Center (AQLIC) pun mendorong mewujudkan gerakan menulis Alquran. “Kami berharap umat Islam memahami bahasa Arab dan mampu menulis Alquran secara fasih. Menulis Alquran akan mampu merangsang dan mencerdaskan otak serta memiliki nilai ibadah lebih tinggi di mata Allah SWT,” kata pimpinan AQL, Ustaz Bachtiar Nasir saat meluncurkan Ar-Rahman Qur’anic Learning Islamic Center (AQLIC) di Jakarta, Rabu.
Bachtiar yang juga inisiator pendiri Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), mengatakan, jika umat Islam paham dan mampu menulis Al Qur’an dengan fasih tentu ribuan khasanah klasik Islam juga akan mudah dipahami dan ditelusuri isinya.
“Gerakan menulis Alquran (ImanQu) sasarannya untuk merangsang umat Islam agar mampu menulis Alquran sampai khatam. Hal ini dilatarbelakangi ada sahabat Nabi Muhammad SAW yang sangat berkualitas, sahabat tersebut bersama Nabi Muhammad SAW tidak hanya menghapal tapi juga menuliskan Alquran sampai khatam,” katanya.
Menurut Bachtiar, latar belakang lainnya terbitnya program ImanQu terinspirasi sewaktu kuliah di Madinah ada kenalannya seorang profesional asal London yang mendalami pendidikan Islam. Dia bercita-cita ingin menulis Alquran selama 30 hari hingga khatam di Masjidil Haram.
“Profesor tersebut yang kerap menulis artikel internasional berujar, bahwa menulis Alquran merupakan tesis terbaik dirinya yang akan diwariskan kepada anak cucunya kelak,” ujarnya.
Bachtiar mengaku khawatir dengan adanya sekulerisasi dan latenisasi yang menyebabkan banyak umat Islam tidak paham Alquran dan bahasa Arab.
Bachtiar mengatakan dari pengamatannya sejak 2006, dapat disimpulkan saat ini dari mayoritas muslim di Indonesia, hanya sekitar 2 persen di antaranya yang benar-benar mampu membaca Alquran, memahami dan mengkaji isi kandungannya.
Dia mengharapkan, lembaga AQLIC akan menjadi Islamic Center terbaik di Indonesia menuju dunia. Menurutnya, AQLIC mengembangkan 5 pilar peradaban yaitu ibadah, iptek, sosbud, kesehatan dan kemanusiaan, ekonomi dan kewirausahaan.
Hal ini diaplikasikan dalam berbagai program dan kelas tadabbur, Islamic studies dan berbagai kegiatan di unit bidang pendidikan dakwah, pendidikan, sosial, kaderisasi dan juga ekonomi kewirausahaan,” demikian Bachtiar Nasir.
Bachtiar mengaku khawatir dengan adanya sekulerisasi dan latenisasi yang menyebabkan banyak umat Islam tidak paham Alquran dan bahasa Arab. (aby)
Teks impinan AQL, Ustaz Bachtiar Nasir saat meluncurkan Ar-Rahman Qur’anic Learning Islamic Center (AQLIC) di Jakarta, Rabu. (aby)
Lembaga Ar-Rahman Qur’anic Learning Islamic Center (AQLIC) pun mendorong mewujudkan gerakan menulis Alquran. “Kami berharap umat Islam memahami bahasa Arab dan mampu menulis Alquran secara fasih. Menulis Alquran akan mampu merangsang dan mencerdaskan otak serta memiliki nilai ibadah lebih tinggi di mata Allah SWT,” kata pimpinan AQL, Ustaz Bachtiar Nasir saat meluncurkan Ar-Rahman Qur’anic Learning Islamic Center (AQLIC) di Jakarta, Rabu.
Bachtiar yang juga inisiator pendiri Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), mengatakan, jika umat Islam paham dan mampu menulis Al Qur’an dengan fasih tentu ribuan khasanah klasik Islam juga akan mudah dipahami dan ditelusuri isinya.
“Gerakan menulis Alquran (ImanQu) sasarannya untuk merangsang umat Islam agar mampu menulis Alquran sampai khatam. Hal ini dilatarbelakangi ada sahabat Nabi Muhammad SAW yang sangat berkualitas, sahabat tersebut bersama Nabi Muhammad SAW tidak hanya menghapal tapi juga menuliskan Alquran sampai khatam,” katanya.
Menurut Bachtiar, latar belakang lainnya terbitnya program ImanQu terinspirasi sewaktu kuliah di Madinah ada kenalannya seorang profesional asal London yang mendalami pendidikan Islam. Dia bercita-cita ingin menulis Alquran selama 30 hari hingga khatam di Masjidil Haram.
“Profesor tersebut yang kerap menulis artikel internasional berujar, bahwa menulis Alquran merupakan tesis terbaik dirinya yang akan diwariskan kepada anak cucunya kelak,” ujarnya.
Bachtiar mengaku khawatir dengan adanya sekulerisasi dan latenisasi yang menyebabkan banyak umat Islam tidak paham Alquran dan bahasa Arab.
Bachtiar mengatakan dari pengamatannya sejak 2006, dapat disimpulkan saat ini dari mayoritas muslim di Indonesia, hanya sekitar 2 persen di antaranya yang benar-benar mampu membaca Alquran, memahami dan mengkaji isi kandungannya.
Dia mengharapkan, lembaga AQLIC akan menjadi Islamic Center terbaik di Indonesia menuju dunia. Menurutnya, AQLIC mengembangkan 5 pilar peradaban yaitu ibadah, iptek, sosbud, kesehatan dan kemanusiaan, ekonomi dan kewirausahaan.
Hal ini diaplikasikan dalam berbagai program dan kelas tadabbur, Islamic studies dan berbagai kegiatan di unit bidang pendidikan dakwah, pendidikan, sosial, kaderisasi dan juga ekonomi kewirausahaan,” demikian Bachtiar Nasir.
Bachtiar mengaku khawatir dengan adanya sekulerisasi dan latenisasi yang menyebabkan banyak umat Islam tidak paham Alquran dan bahasa Arab. (aby)
Teks impinan AQL, Ustaz Bachtiar Nasir saat meluncurkan Ar-Rahman Qur’anic Learning Islamic Center (AQLIC) di Jakarta, Rabu. (aby)
0 Response to "Menulis Al-Quran Merangsang Kecerdasan Otak"
Post a Comment