Waspada…! Sering Buka Internet Saraf Otak Bisa Rusak


Para ahli meneliti otak pecandu internet di kalangan remaja. Hasilnya, scan otak menunjukkan kerusakan Banyak peneliti berpendapat bahwa penggunaan internet yang terlalu berlebihan dapat mengganggu kinerja otak remaja. Namun hingga saat ini belum ada bukti kuat yang mengindikasikan hal tersebut.

Seorang ahli saraf Kathryn Mills yang juga seorang mahasiswi PhD di University College London, mengungkap bahwa studi yang melibatkan 135 remaja pengguna internet ekstrem, tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan kinerja otak mereka bermasalah.

"Saya belum menemukan bukti bahwa penggunaan internet yang berlebihan dapat merusak saraf otak remaja," kata Mills dalam sebuah konferensi pers di London, belum lama ini seperti dikutip dari Daily Mail.

Dalam sebuah makalah yang diterbitkan dalam jurnal Trends in Cognitive Sciences, Mills menunjukkan bahwa penelitian yang tepat untuk menjawab isu ini belum dilakukan. "Saat ini tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan internet telah atau belum memiliki efek mendalam pada perkembangan otak," tambahnya.

Mills memaparkan, jika ingin tahu bagaimana internet berdampak pada otak, kita perlu melakukan studi yang menyelidiki tindakan otak dan hubungannya dengan perilaku dan kognisi dalam sampel yang representatif.

Pada tahun 2011, sebuah studi yang dilakukan ahli saraf dan ahli radiologi di universitas dan rumah sakit di China mengklaim bahwa penggunaan internet yang berlebihan - antara 8 dan 14 jam sehari dapat menyebabkan bagian dari otak remaja berkurang.

Sementara pada tahun 2012, studi lain mengatakan bahwa kecanduan internet mengganggu saraf otak remaja. Para penelitian di China menggunakan scan MRI untuk yang signifikan bagi mereka yang kecanduan game online.

Sumber : liputan6.com

Mengapa Otak Kita Bisa Lupa ?


Kenangan dari anak usia dini biasanya sulit untuk dipahami, namun mengapa kita tidak bisa mengingat pengalaman yang paling formatif itu?

Sebuah studi, yang diterbitkan baru-baru ini di Science, menemukan bahwa neurogenesis – neuron (sel saraf) generasi baru – yang mengatur tentang perasaan "lupa" pada masa dewasa dan bayi, serta secara signifikan memberikan kontribusi terhadap fenomena "amnesia di masa kanak-kanak".


Sepanjang hidup, neuron baru terus dihasilkan di dalam dentate gyrus, bagian dari hippocampus pada otak besar. Ini adalah salah satu dari hanya dua area di otak mamalia yang secara konsisten menghasilkan neuron setelah bayi, yang membantu pembentukan memori tentang tempat dan hal-hal baru.

Neuron-neuron baru ini bersaing dengan koneksi saraf yang sudah ada sebelumnya dan mengubahnya. Dengan menindih jalan mereka ke dalam jaringan ini, neuron baru ini mengganggu memori lama, menyebabkan memori lama terdegradasi sehingga memberikan kontribusi terhadap perasaan lupa.

Neurogenesis sangat tersebar luas selama masa bayi, tetapi menurun secara dramatis seiring dengan pertambahan usia. Para peneliti berhipotesis bahwa meningkatnya gangguan memori pada hippocampus pada masa kanak-kanak membuat memori-memori itu tidak dapat diakses pada masa dewasa.

Pengujian pada hgewan pengerat

Untuk mengetahui hubungan antara neurogenesis dan perasaan lupa, sebuah tim dari University of Toronto, Kanada, melakukan serangkaian tes pada tikus, marmut, dan jenis hewan pengerat kecil yang disebut degus. Pertama, sekelompok tikus bayi dan dewasa dilatih untuk takut terhadap lingkungan tertentu melalui penggunaan kejutan listrik ringan pada kaki.

Beberapa tikus dewasa kemudian ditempatkan di dalam roda berjalan, suatu kegiatan yang telah terbukti dapat meningkatkan neurogenesis. Ketika kembali ke lingkungan awal, tikus dewasa yang berada di dalam roda berjalan, telah melupakan perasaan takut mereka terhadap kejutan listrik, sedangkan yang tanpa roda berjalan, masih tetap memertahankan hubungan antara lingkungan tersebut dan rasa takut terhadap kejutan listrik.

Dari kelompok tikus bayi, beberapa ekor di antaranya diberi obat untuk memerlambat laju penurunan neurogenesis guna melihat apakah penurunan generasi neuron baru itu berpengaruh terhadap perasaan lupa yang biasanya diamati pada tikus bayi. Sesuai dengan hipotesis peneliti, kemampuan hewan-hewan ini untuk mempertahankan kenangan membaik dibandingkan dengan rekan-rekan mereka yang tidak diberi obat.

Penelitian ini kemudian beralih ke marmut dan degus. Kedua hewan pengerat ini memiliki neurogenesis hippocampal pasca kelahiran yang lebih pendek, karena mereka memiliki lebih banyak neurologis dewasa saat lahir. Itu berarti mereka telah menambah memori pengingat ketika bayi, sehingga hewan-hewan yang diberi obat untuk meningkatkan neurogenesis secara buatan, justru mengakibatkan perasaan lupa. Psikolog Dr. Amy Reichelt, dari University of New South Wales, mengatakan bahwa studi itu memang cocok menggunakan bayi marmut dan degus.

"Hewan-hewan ini dilahirkan dengan cara yang 'dewasa sebelum waktunya'– pada dasarnya mereka merupakan miniature hewan dewasa – dapat hidup secara independen, yang merupakan kebalikan dari tikus. Tikus dan manusia sama-sama rentan dan memiliki ketergantungan yang sangat besar pada saat lahir," kata Dr. Reichelt.

"Pada hewan muda di mana neurogenesis berada pada tingkat tinggi, sirkuit memori terus mengalami perubahan, jadi hal ini mendukung gagasan bahwa kenangan tertentu telah 'dipangkas' dan dengan demikian dapat timbul perasaan lupa, serta fenomena 'amnesia di masa kanak-kanak'."

Bagaimana kita bisa lupa?

Penelitian sebelumnya telah meneliti hubungan antara neurogenesis hippocampal dan memori, dengan berfokus pada pentingnya konsolidasi memori pada hewan dewasa. Namun mereka tidak memertimbangkan bagaimana neurogenesis juga dapat membahayakan memori pengingat.

Menuru psikolog perilaku, Dr. Jee Hyun Kim, Kepala Developmental Psychobiology Lab di Florey Institute of Neuroscience and Mental Health, Melbourne, Australia, mengatakan: "Telah lama terdapat spekulasi bahwa 'ketidak dewasaan' pada hippocampus mungkin bertanggung jawab pada fenomena amnesia pada masa kanak-kanak." "Namun, studi terbaru berspekulasi bahwa ketidakdewasaan juga dapat terjadi dalam bentuk fungsi hiper. Studi ini menunjukkan bahwa sifat plastik yang ekstrim pada otak kita pada masa awal kehidupan, dapat menjadi alasan mengapa kita dengan cepat melupakan memori yang terjadi pada masa-masa awal kehidupan."

Amnesia pada masa kanak-kanak tidak terbatas pada memori hippocampus pada manusia dan hewan. Dr. Kim mengatakan bahwa kemungkinan terbentuknya neurogenesis juga hanya bagian dari cerita.

"Saya tidak akan terkejut jika kita menemukan neurogenesis yang belum ditemukan di bagian lain dari otak," katanya.

Manfaat penelitian

Namun, apakah penelitian ini mengisyaratkan cara meningkatkan memori pengingat pada masa depan? "Ini tidak akan mampu untuk mencegah neurogenesis dan mengurangi perasaan lupa tentang memori yang sudah ada," kata Dr Kim.

Yang mengejutkan, itu adalah sisi lain dari koin yang menjanjikan peluang yang lebih potensial. Memanfaatkan neurogenesis untuk mengacaukan kenangan yang sudah ada sebelumnya bisa memiliki manfaat tersendiri. Menurut Dr. Kim, orang yang mengalami depresi atau cemas mungkin ingin melupakan kenangan buruk dan berfokus pada penciptaan kenangan dan / atau pola pikir yang lebih baik.

"Hal ini bisa sangat konstruktif bagi anak-anak yang mengalami trauma pada masa awal kehidupan," kata Dr. Reichelt. "Meningkatkan neurogenesis bisa menjadi terapi yang bermanfaat untuk mengobati atau mencegah timbulnya gangguan stres pasca-trauma," tambahnya.

Sumber : erabaru.net

Nonton Film Biru Bikin Pria Lebih Bodoh


Penelitian terbaru menunjukkan otak pria bakal cenderung menyusut jika terlalu banyak menonton film biru alias rekaman video bermuatan konten-konten dewasa.

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti asal Jerman ini sekaligus memberikan peringatan kepada pria agar tak terlalu sering menonton tayangan pornografi jika tak ingin bermasalah dengan kecerdasan. Penelitian ini dilakukan oleh Max Planck Institute for Human Development, Jerman. Hasilnya mengungkapkan sebagian pria yang terlalu banyak menonton film biru itu memiliki striatum lebih kecil.

Dalam penelitian ini  Simone Kuhn dan rekannya, Jurgen Gallinat dari Charite University, Berlin, Jerman merekrut 64 pria sehat berusia antara 21 tahun dan 45 tahun. Mereka lalu diminta menjawab pertanyaan tentang kebiasaan menonton film biru. Para peneliti itu juga mengambil gambar dari otak para pria subjek penelitian untuk mengukur volume dan untuk melihat bagaimana otak mereka bereaksi terhadap gambar-gambar bernuansa dewasa.

Dikutip Metro.co.uk, hasilnya, para peneliti menemukan bahwa volume yang disebut striatum–daerah otak yang telah dikaitkan dengan pengolahan penghargaan dan memotivasi perilaku–ternyata lebih kecil saat orang tersebut banyak menonton film biru. Selain itu mereka juga menemukan bahwa daerah otak lain yang juga merupakan bagian dari striatum yang aktif juga mengalami penurunan saat menonton film biru.

Penemuan ini sekaligus menjadi sebuah ironi mengingat sebuah survei yang diadakan oleh University of East London tahun lalu melansir sebuah data bahwa 97%  anak laki-laki dan 80% anak perempuan ternyata telah menonton film biru.

Sumber :  sloops.com

Benarkah Konsumsi Terlalu Banyak Bumbu Penyedap Merusak Jaringan Otak Anak


Saat menyiapkan hidangan masakan sehari-hari, sebagian besar ibu enggan menggunakan terlalu banyak bumbu penyedap dengan Monosodium glutamat (MSG). Hal ini dikarenakan adanya informasi yang menyebutkan kebiasaan ini bisa membahayakan jaringan otak anak. Benarkah demikian?

“Kandungan yang ditakutkan banyak orang tua pada MSG adalah glutamatnya. Glutamat adalah sejenis asam amino yang mempunyai peran dalam pertumbuhan sel namun tidak essensial bagi tubuh karena tubuh bisa membuatnya sendiri,” ujar Rita Ramayulis, DCN, MKes, pakar nutrisi, saat berbincang dengan detikHealth.

Nah, karena tubuh bisa membuatnya sendiri, menurut Rita konsumsi glutamat secara berlebihan akan meningkatkan kadar glutamat dalam darah secara bermakna. Apa efeknya?

“Berbagai penelitian menjelaskan bahwa kelebihan glutamat dalam plasma darah bersiko untuk bisa merembes ke neuron atau saraf otak, sehingga menimbulkan kerusakan pada jaringan otak,” papar Rita.

Dosen jurusan Gizi di Politeknik Kesehatan Jakarta II tersebut juga menjelaskan bahwa selain merusak jaringan otak, kelebihan konsumsi glutamat pada orang-orang tertentu juga bisa menimbulkan pembengkakan kelenjar tiroid.

“Jadi pada orang tersebut kena glutamat sedikit saja langsung bereaksi dan terjadi pembengkakan,” pungkas Rita.

Yang pasti, Rita menegaskan bahwa berlebihan konsumsi glutamat (yang banyak terkandung di dalam bumbu penyedap atau MSG), dapat mempengaruhi sirkulasi darah ke otak dan berisiko merusak jaringan otak. Akibatnya, kemampuan anak untuk berkonsentrasi akan menurun. / detik.com

Sumber : apakabarsidimpuan.com

Inilah Cara Kerja Otak Paedofil Menurut Ilmuwan

Ilmuwan mengatakan bagian dari otak yang merespon wajah dan seks pada paedofil secara abnormal menjadi aktif saat mereka melihat wajah anak-anak. Temuan baru ini bisa menjadi cara baru untuk mendiagnosa paedofil.

Peneliti seksual Jorge Ponseti dari Christian-Albrechts University of Kiel, Jerman dan rekannya memindai otak 56 laki-laki. Sebanyak 11 orang merupakan paedofil heteroseksual, 13 paedofil homoseksual, 18 nonpaedofil heteroseksual dan 14 nonpaedofil homoseksual. Otak dipindai menggunakan functional magnetic resonance imaging (fMRI).

Saat proses itu, mereka secara singkat ditunjukkan foto perempuan dewasa, pria dewasa, anak laki-laki dan perempuan. Pada pria yang tertarik pada orang dewasa, foto orang dewasa mengaktifkan beberapa daerah di otak dengan signifikan.

Daerah tersebut misalnya oksipital, korteks prefrontal ventrolateral, putamen dan  kaudatus nukleus. Daerah itu berfungsi membantu manusia merespon wajah dan perilaku seksual. Pada pelaku paedofil daerah di otak tersebut lebih aktif saat mereka ditunjukkan foto anak-anak.

"Penelitian lebih lanjut tetap diperlukan. Bisa saja daerah di otak itu menjadi aktif karena mereka selalu terekspos pada wajah anak-anak, misalnya karena mereka adalah guru atau seseorang yang bekerja bersama anak-anak," ujar Ponseti, seperti dilansir Live Science, pekan lalu.

Sumber : seruu.com
 http://family.seruu.com/read/2014/05/26/215270/nih-cara-kerja-otak-paedofil-menurut-ilmuwan

4 Gerakan Tubuh Yang Dapat Meningkatkan Kemampuan Otak

Otak merupakan organ penting pengontrol tubuh. Namun, ternyata tubuh juga bisa memengaruhi otak. Gerakan tertentu yang dilakukan tubuh rupanya bisa memberikan efek positif kepada otak. Berikut empat gerakan tubuh yang bisa meningkatkan kemampuan otak, seperti dikutip dari Live Science.

1. Tersenyum
Senyum merupakan gerakan sederhana yang bisa memberikan efek signifikan yang nyata. Dalam sebuah penelitian yang terbit pada 1988, tersenyum tanpa alasan dapat mengelabui otak dan mengurangi kadar stres dalam otak. Hal ini juga bisa membuat seseorang lebih bahagia.

2. Rentangkan lengan
Merentangan lengan bisa menciptakan perasaan berkuasa dalam diri seseorang. Penelitian menunjukkan, postur membuka tubuh dan memperluas ruang pribadi bisa mengubah kadar hormon yang membuat seseorang meresa lebih kuat dan berani.

3. Tidur siang
Meluangkan sedikit waktu untuk tidur siang akan membantu otak untuk beristirahat. Penelitian telah menunjukkan bahwa tidur siang yang nyenyak akan meningkatkan memori, kinerja, dan kemampuan mental.

4. Meditasi
Meditasi tidak hanya memberi pengaruh psikologis bagi otak tetapi juga pengaruh fisik yang signifikan. Menempatkan tubuh dalam postur meditasi dengan berulang kali melakukan pernapasan dalam dapat mengatur dan membersihkan pikiran yang akhirnya memberikan kesehatan pada otak kita.

Sumber : tempo.co

5 Makanan yang Bisa Menunjang Nilai Bagus Saat Ujian

Kita semua tahu jika nutrisi yang baik atau makanan bagi otak dapat memberi energi dan membantu kita hidup lebih lama. Tapi, tahukah Anda jika makanan bagi otak itu dapat membantu mendapatkan nilai ujian lebih baik? 

Itu fakta. Nyatanya, memang ada beberapa jenis makanan yang terbukti dapat meningkatkan kerja otak kita secara efektif, termasuk ketika ujian. Penasaran? Berikut lima makanan wajib dikonsumsi ketika menjelang ujian, seperti dikutip dari Testprep,

1. Teh Hijau
Kandungan polifenol dalam teh hijau terbukti dapat melindungi otak dan mampu meningkatkan mood lho. Menurut Psychology Today, mengonsumsi teh hijau akan melindungi otak dari rasa lelah dan sedih. Ditambah lagi, polifenol yang membantu produksi dopamine akan membuat kita terus berpikir positif. Nah, inilah yang kita butuhkan ketika akan menghadapi ujian, yakni pikiran positif dan membuang jauh-jauh rasa takut dan khawatir akan mendapatkan nilai buruk.

2. Telur
Jika ingin meningkatkan kemampuan otak dalam mengingat ketika belajar sebelum ujian, makanlah telur. Berdasarkan beberapa studi, kandungan choline dalam telur akan meningkatkan kemampuan otak dalam mengingat berbagai hal. Selain itu, kuning telur merupakan bahan makanan yang memiliki kandungan choline paling banyak.

3. Salmon
Omega 3 dan asam lemak merupakan kandungan asam lemak tak jenuh terbanyak yang ada di otak. Maka, dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan omega 3 seperti ikan salmon, dapat meningkatkan fungsi otak dan mood. Peningkatan fungsi otak, seperti kemampuan berpikir, mendengarkan, dan merespons dapat membantu kita meraih nilai ujian yang tinggi. Jika alergi terhadap ikan, kandungan serupa dapat Anda temukan ketika mengonsumsi kacang kenari.

4. {Dark chocolate}
Sifat antioksidan kuat dalam kandungan flavanoid pada dark chocolate terbukti dapat menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol. Tidak hanya itu, dark chocolate juga mengandung kafein yang dapat membantu Anda untuk tetap fokus dan berkonseterasi saat ujian. Namun, jika dikonsumsi dalam batas yang wajar kafein yang dikonsumsi secara berlebih justru berbahaya bagi tubuh.

5. Acai berry
Meski kecil dan berwarna ungu kehitaman, acai berry mengandung anti oksidan dan asam lemak serta omega 3 yang sangat tinggi. Antioksidan berfungsi untuk melancarkan sirkulasi darah ke otak, sementara omega tiga dalam buah tersebut berguna untuk menjaga mood Anda tetap positif sehingga membuat Anda lebih percaya diri dalam mengerjakan soal yang rumit.

Setelah belajar keras pada hari-hari sebelumnya, mengapa tidak mencoba mengonsumsi secangkir teh hijau dengan telur orak-arik yang dicampur salmon asap, serta smoothies Acai berry dan diikuti dengan sepotong dark chocolate saat akan ujian? Skenario terburuk Anda mengonsumsi sarapan yang sehat. Sedangkan skenario terbaik yang bisa terjadi ialah Anda meraih nilai yang lebih baik dari sebelumnya. Selamat mencoba!

Sumber :  okezone.com

Waspada…! Sering Gunakan Ponsel Berisiko Tumor Otak


Masyarakat yang sering menggunakan ponsel kini harus berhati- hati karena dapat mempunyai risiko lebih tinggi terkena tumor otak.

Menurut sebuah penelitian di Prrancis yang dikutip dari Reuters ,rata- rata diagnosis tumor otak memang berkaitan dengan penggunaan ponsel yang terlalu sering.

“Ini bukan penelitian pertama yang menunjukkan risiko tumor dengan penggunaan sering ponsel,” kata seorang profesor bedah saraf yang telah meneliti tumor otak dari Universitas Pittsburgh, Dr L. Dade Lunsford.

Hasil baru menemukan antara pengguna seluler yang menunjukkan bahwa ada hubungan bagi orang yang sering menggunakan ponsel dengan tumor otak.

“Ponsel memancarkan frekuensi radio yang mengandung elektromagnetik dalam spektrum gelombang mikro yang mungkin menyebabkan kanker,” kata Dr Seung- Kwon Myung dari Pusat Kanker Nasional Korea Selatan.

Berdasarkan penelitian yang ada pada tahun 2011, Badan Internasional Organisasi Kesehatan Dunia Kanker mengklasifikasikan radiasi dari ponsel sebagai karsinogenik.

Tim Perancis , yang dipimpin oleh Dr Gaelle Coureau dari Universitas Bordeaux Segalen, menggunakan register kanker untuk mengidentifikasi orang dewasa dengan meningioma atau glioma yang merupakan dua jenis yang paling umum dari tumor otak orang dewasa.

Analisis baru termasuk 253 kasus glioma dan 194 kasus meningioma di empat wilayah Perancis dan dua kali lebih banyak dibanding daerah yang belum teridentifikasi tumor otak.

Tumor otak umumnya jarang dibandingkan dengan jenis kanker lainnya. Kurang dari delapan dari 100.000 orang di AS setiap tahun didiagnosis dengan meningioma dan 85 persen dari mereka menderita tumor jinak.

“Tumor otak ganas mewakili hanya dua persen dari semua kanker,” kata John Hopkins dari Klinik Cleveland.

Peneliti mewawancarai para peserta tentang penggunaan ponsel pada waktu yang lalu dengan pertanyaan-pertanyaan model ponsel yang mereka gunakan, berapa lama mereka menggunakannya, rata-rata jumlah dan lama panggilan yang dibuat, berapa kali menerima telpon setiap bulannya dan apakah ponsel digunakan untuk bekerja.

Pengguna biasa yang telah menggunakan ponsel setidaknya sekali seminggu selama enam bulan terdeteksi memiliki tumor dibandingkan mereka yang tidak pernah menggunakan ponsel.

Orang-orang dengan durasi kumulatif melakukan panggilan terpanjang, atau lebih dari 896 jam menelepon memiliki dua kali lebih mungkin untuk memiliki glioma atau meningioma daripada orang yang telah melakukan penggilan kurang.

Untuk meminimalkan risiko, Myung merekomendasikan lima tips keselamatan yang dikeluarkan oleh Environmental Working Group: menggunakan headset atau speakerphone bila memungkinkan, bila tidak digunakan jauhkan ponsel dari tubuh, disarankan mengirim SMS dibanding telepon, tidak menyimpan ponsel di saku atau di bawah bantal.

Sumber : solopos.com

Benarkah Alkohol Merusak Otak ?


Sebagian orang berpikir bahwa alkohol bermanfaat untuk kesehatan manusia. Padahal, minuman ini sudah terbukti merusak tubuh dan menjadi ‘musuh’ kesehatan. Kebanyakan orang yang minum alkohol menjadi kecanduan, berhalusinasi, mengalami gangguan mental, kesehatan, dan kejiwaannya labil. Tidak hanya itu, alkohol ternyata juga merusak otak. Bagaimana hal ini terjadi?

Menanggapi hal ini, ahli psikologi, Tika Bisono mengatakan, apabila minuman alkohol dikonsumsi dalam jumlah melebihi ambang batas, alkohol tersebut akan merusak sistem saraf di lobus otak.

Bukan hanya menyebabkan sistem saraf rusak, namun alkohol juga menyebabkan halusinasi yang tinggi pada seseorang. Kontrol dan kesadaran pada diri sendiri pun juga akan menurun, bahkan dapat hilang. Lebih parahnya, emosi dan sistem logika menjadi rusak akibat minum alkohol.

Tika juga berpendapat bahwa mengobati efek negatif dari minum alkohol hanya dapat dilakukan dengan rehabilitasi. Air, kopi, dan olahraga pun tidak dapat menghilangkan alkohol yang sudah masuk ke dalam tubuh. Alkohol akan hilang dengan sendirinya, yakni sekitar 0,1 gram hingga 0,15 gram alkohol per liter untuk satu jamnya.

Sementara itu, menurut Tim ilmuwan dari Heidelberg University Hospital yang melakukan penelitian yang melibatkan delapan orang laki-laki dan perempuan kini telah menemukan jawabannya. Dalam penelitian tersebut, delapan laki-laki dan perempuan tersebut meminum alkohol yang sejumlah 3 kaleng bir dengan menggunakan sedotan ketika dilakukan pindai MRI di kepala mereka. 6 menit kemudian, kandungan alkohol dalam darah mereka meningkat sebanyak 0,01% yakni dari 0,05% menjadi 0,06%. Dalam jumlah ini, kemampuan menyetir mobil mereka sudah berkurang.

Selain itu, terjadi penurunan konsentrasi keratin yang melindungi otak seiring dengan bertambahnya kadar alkohol dalam tubuh. Bahkan, kolin, komponen di membrane sel juga mengalami penurunan. Biller menjelaskan, bahwa fakta ini mengindikasikan alkohol dapat memicu perubahan komposisi yang ada pada membran sel di otak. Untuk itu, sebaiknya Anda tidak mengkonsumsi alkohol karena dapat merusak kesehatan.

Sumber : pekanbaru.co

Darimana Hasrat Seksual Pedofil Berasal


Perilaku pedofilia dianggap sebagai kejahatan di hampir semua negara. Namun tidak jelas kenapa sang pelaku bisa mengembangkan orientasi seksual kepada anak-anak. Ilmuwan Jerman berupaya menelusuri penyebabnya.

William James Vahey buron FBI. “Pelaku pedofil terparah sepanjang sejarah,” kata seorang agen kepolisian federal AS soal Vahey.

Sekelompok ilmuwan lintas institusi menyelidiki penyebab prilaku pedofil. Kendati beragam hasil penelitian sudah dipublikasikan terkait prilaku menyimpang itu, hingga kini ilmuwan belum berhasil menguak fungsi otak seorang pedofil, kata Pakar Psikologi dan Psikoterapi Jerman, Jorge Ponseti.

“MRT membuka jalan untuk mempelajari aktivitas dan struktur otak. Yang menyenangkan adalah kami tidak harus membedah kepala pelaku,” katanya, sebagaimana diberitakan situs Deutsche Welle. Penggunaan MRT serta merta menggandakan temuan terkait prilaku seorang pedofil.

Pakar medis misalnya menyusun karakter yang mengarah pada pelaku kejahatan seksual. “Pedofil biasanya menunjukkan penyimpangan dalam Neuropsikologi,” kata Ponseti. “Tingkat intelegensia-nya kira-kira lebih rendah delapan persen ketimbang rata-rata.”

“Yang menarik adalah usia korban berbanding lurus dengan tingkat kecerdasan pelaku,” imbuhnya lagi. Jadi semakin bodoh seorang pelaku, semakin muda juga usia anak di bawah umur yang menjadi korbannya.

Selain itu temuan terbaru membuktikan, pedofil cendrung memiliki tubuh yang lebih pendek ketimbang rata-rata penduduk. Ilmuwan Kanada juga melaporkan, pedofil mengalami cedera kepala dua kali lipat lebih banyak ketimbang anak-anak pada umumnya.

PENYAKIT ATAU ORIEANTASI SEKSUAL
Kendati “tidak semua pedofil lantas menjadi pemerkosa anak-anak,” Ponseti mengaku pihaknya kesulitan membuat perbedaan ilmuah terkait potensi tindak kriminal di antara pedofil. Banyak yang tidak tahu, dunia kesehatan seksual selama ini menilai pedofilia sebagai gangguan mental.

Tapi hal itu cuma berlaku jika sang pedofil menyebabkan kerugian pada orang lain. “Menurut sistem klasifikasi psikologi Amerika, gangguan pedofilia cuma berlaku jika seseorang memiliki hasrat seksual terhadap anak-anak dan menjalaninya,” kata Ponseti.

“Tapi jika sesorang cuma memiliki hasrat belaka tanpa lantas menjadi pelaku, kita bisa menyebutnya sebagai orientasi seksual.”

PRIA PEDOFIL DAN PRIA SEHAT

Temuan tersebut kini dipublikasikan oleh Ponseti dan timnya di jurnal limiah”Biology Letters” milik Royal Society, Inggris. Studi itu juga mengungkap perbedaan wajah antara pedofil dan pria sehat. “Otak manusia memiliki mekanisme yang bisa membedakan usia seseorang pada wajahnya dan mengaktivkan berbagai model prilaku,” kata Ponseti.

Tiga tahum silam ilmuwan sejatinya sudah membuat studi serupa di Pusat Neurologi Universitas Kiel. Di sana mereka mempelajari gambar wajah proband yang terangsang secara seksual. Data yag dikumpulkan juga memuat citra wilayah otak yang aktif ketika empunya merasakan rangsangan seksual.

“Di wilayah korteks otak besar, terjadi analisa visual jika seorang pria hetero melihat perempuan yang berusia sama. Area yang sama juga akan aktif jika pelaku pedofilia melihat anak-anak yang sedang telanjang,” imbuhnya.

Kendati begitu Ponseti enggan menyebut hasil studinya sudah sempurna. “Kalau kami bisa mempelajari darah dan menjalankan analisa Neurotransmitter dan Genetika, mungkin hasilnya akan lebih lengkap,” ujarnya. Karena cuma mengandalkan data MRT, ilmuwan cuma bisa mengenali pria pedofil, tapi tidak mengungkap sebab di balik prilaku tersebut.

Sumber : poskotanews.com

Kemampuan Otak Berkurang Seiring Usia


Kami semua sudah tahu bahwa kemampuan otak berkurang seiring usia. Orang yang lebih muda memang memiliki fungsi otak yang lebih baik ketimbang mereka yang sudah tua.

Penyakit terkait otak dan kemampuan ingatan terjadi lebih parah pada orang yang sudah tua. Jadi, tidaklah mengejutkan melihat orang yang lebih tua mengalami hilang ingatan atau demensia.

Baru-baru ini, para peneliti dari University College London melakukan sebuah penelitian mengenai kemampuan otak dan fungsi otak.

Dari penelitian hal itu dipandang bahwa berkurangnya kemampuan fungsi otak sekitar 3.6 persen pada orang yang berusia 45-49 tahun. Temuan ini bahkan lebih awal ketimbang penelitian sebelumnya yang menunjukan pengurangan fungsi otak pada usia 60 tahun.

Dengan melibatkan sekitar 7.000 pria dan wanita berusia 45-70 tahun, penelitian itu dilakukan dengan serangkaian pengujian ingatan otak selama 10 tahun. Mulai dari tes kemampuan untuk mengingat kosakata dan kemampuan memahami melalui adio visual.

Peringkat penurunan terbanyak ditemukan pada pria berusia 65-70 tahun, sekitar 9.6 persen, Sementara pada wanita dengan usia yang sama, penurunan kemampuan otak berkisar 7.4 persen.

Proffesor Archana Singh-Manoux dari pusat penelitian Epidemologi dan kesehatan Prancis, yang memimpin penelitian itu mengatakan bahwa hasil penelitian itu membuktikan penurunan kognitif selama 20-30 tahun yang mengantarkan pada demensia.

Alzheimer Society mengatakan penelitian itu penting untuk diketahui mengenai bagaimana perubahan pada fungsi otak bisa membantu diagnosis terhadap demensia.

"Hal itu penting untuk mengenali faktor resiko awal," Kata Dr Anne Corbett dari Alzheimer Society seperti dikutip dari Daily mail.

"Selain itu, penelitian lebih lanjut dibutuhkan guna membantu memahami perubahan yang terukur dalam otak yang dapat membantu kita memperbaiki diagnosis dari demensia,"

Sumber : seruu.com

Pria Gay Memiliki Aktivitas Otak Serupa Ibu Baru Melahirkan


Punya anak ternyata punya banyak dimensi. Yang sudah kita paham, baik ibu maupun ayah harus siap begadang diganggu rengekan sang bayi yang lapar atau minta ganti popok. Selama sering disebut insting ibu akan membimbing untuk menghentikan tangis bayi.

Nah penelitian baru ini menunjukkan bawah ketika baru mendapat bayi pola aktivitas otak pada para orang tua, baik ibu maupun ayah berubah. Namun tak cuma itu, ini yang agak mengejutkan, ketika penelitian polaaktivitas itu dilakukan padapria gay yang ikut mengasuh bayi baru melahirkan.

Penelitian itu menemukan bukti ternyata para pria gay yang mengasuh anak itu memiliki pola aktivitas otak menyerupai ibu dan ayah sekaligus. Padahal pria normal tidak memiliki pola aktivitas menyerupai ibu.


Hasil studi itu dipublikasikan dalam Proceedings of the National Academy of. Penelitian dilakukan di Israel dan dibangun berdasarkan hasil kerja ahli neuropsikologi Ruth Feldman dari Bar-Ilan University dan lainnya.


Menurut studi itu, otak para ibu baru melahirkan menjadi hiper-reaktif ketika anak mereka menangis atau memberikan isyarat emosional yang lain.

Tidak jelas apakah pola itu merupakan hasil dari perubahan hormonal dan perubahan lain yang menyertai kehamilan atau insting keibuan.

Untuk mencari tahu, Feldman dan koleganya merekam 89 ibu dan ayah baru berinteraksi dengan bayi mereka di rumah.

Mereka kemudian mengukur aktivitas otak para orangtua saat menyaksikan rekaman video itu di tabung MRI, dan melakukannya lagi (untuk membangun data dasar) saat menyaksikan video tanpa anak-anak mereka di dalamnya.

Pada 20 ibu dalam studi itu, semua pengasuh utama, melihat bayi-bayi mereka memicu peningkatan aktivitas bagian otak yang memproses emosi, khususnya dalam struktur yang disebut amygdala, yang lima kali lebih aktif dari normal.

"Ini adalah daerah yang secara tidak sadar merespons tanda-tanda kebutuhan bayi, dan itu berasal dari emosi mendalam saat melihat bayi mereka," kata Feldman seperti dilaporkan Antara.

Pada 21 ayah heteroseksual - yang sangat terlibat dalam pengasuhan bayi dengan istri sebagai pengasuh utama - melihat bayi meningkatkan aktivitas sirkuit kognitif, khususnya pada struktur yang menafsirkan tangisan bayi dan isyarat non-verbal lain.

Bagian otak inilah yang menggeliatkan makna "saya akan menjerit" dan yang berarti "salini aku."

Aktivitas otak 48 ayah gay yang mengasuh anak bersama pasangan mereka terlihat seperti ibu sekaligus ayah.

Sirkuit emosional mereka sama aktifnya dengan para ibu dan sirkuit penafsiran mereka menunjukkan kesamaan aktivitas dengan para ayah heteroseksual.

Idealnya para ilmuwan akan melakukan pencitraan syaraf pada pria dan perempuan sebelum dan sesudah mereka menjadi orangtua untuk menunjukkan secara pasti bahwa peningkatan aktivitas terjadi mengikuti kedatangan bayi dan tidak ada sebelumnya.

Namun sampai mereka bisa melakukan itu, Feldman meyakini adanya tanda-tanda kegiatan pengasuhan pada otak.

Satu petunjuk: pada ayah gay ada jalur komunikasi ekstra antara struktur emosi dan kognitif otak dan hal ini tidak terjadi pada ayah heteroseksual.

Semakin lama seorang pria menghabiskan waktu menjadi pengasuh utama, semakin besar keterhubungannya. Ini tampak seperti melakukan dua peran pengasuhan sekaligus membuat otak memadukan struktur yang diperlukan untuk melakukan keduanya.

"Otak ayah sangat plastis. Ketika ada dua ayah, otak mereka harus merekrut kedua jaringan, emosional dan kognitif, untuk pengasuhan yang optimal," katanya seperti dilansir kantor berita Reuters.

Hasil penelitian tersebut bisa memunculkan perdebatan tentang apakah pria gay diperbolehkan mengadopsi anak.

Saat ini banyak lembaga adopsi Amerika Serikat tidak mau bekerja dengan pasangan sejenis dan beberapa negara bagian melarang mereka mengadopsi.

Sumber : gatra.com

Bersikap Sinis Itu Merusak Otak

Jika Anda tergolong orang yang mudah sinis, sebaiknya bersegeralah ubah sikap itu. Sebuah penelitian menyebutkan orang yang memiliki sikap sinis dan tidak percaya kepada orang lain lebih mudah terkena penyakit demensia. Penyakit ini menyebabkan penurunan fungsi otak sehingga seseorang kehilangan kemampuan berpikir jernih dan berujung pada pudarnya memori.

Sikap sinis muncul ketika seseorang menilai orang lain egois dan tidak bisa diandalkan. Psikolog menyebut sikap sinis sebagai bentuk kemarahan kronis yang berkembang seiring dengan waktu. Sikap ini telah lama diasosiasikan dengan masalah kesehatan, seperti serangan jantung.

Anna-Maija Tolppanen, peneliti dari University of Eastern Finland yang terlibat dalam riset ini, mengatakan ada studi yang menyebut orang yang mudah sinis lebih cepat meninggal atau kesehatannya buruk. "Belum ada yang menghubungkan sikap sinis dengan demensia, namun ada studi yang menyebutkan orang yang terbuka dan optimistis punya risiko lebih rendah terserang demensia," kata Tolppanen.

Laporan riset Tolppanen dan koleganya di jurnal Neurology milik American Academy of Neurology, 28 Mei 2014, menyebutkan ada hubungan antara sikap sinis dan demensia. Tolppanen mengatakan studi tersebut membuktikan bahwa pandangan seseorang terhadap hidup dan personalitas orang lain mempengaruhi kesehatannya. "Adanya hubungan antara pengaruh sinisme pada demensia bisa membantu kita untuk mengurangi risiko penyakit itu," kata Tolppanen.

Dalam studinya, peneliti memberikan tes demensia dan kuesioner untuk mengukur tingkat sinisme terhadap 1.449 orang dengan usia rata-rata 71 tahun. Soal yang dihadapi partisipan antara lain: "Banyak orang akan berbohong supaya bisa maju"; "Lebih aman untuk tak percaya pada siapa pun"; dan "Kebanyakan orang akan sedikit curang untuk mendapatkan keuntungan daripada kehilangan kesempatan".

Dari 622 orang yang melengkapi tes demensia, rata-rata delapan tahun setelah studi dimulai, 46 di antaranya didiagnosis menderita penyakit itu. Darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, dan kebiasaan merokok memperbesar risiko terkena demensia. Peneliti menemukan bahwa mereka yang punya sikap sinis dalam kadar tinggi ada kemungkinan tiga kali lebih besar terkena demensia. Dari 164 orang yang kadar sinisnya tinggi, 14 di antaranya terkena demensia. Sedangkan dari 212 orang yang kadar sinisnya rendah, hanya sembilan yang menderita demensia.

Sumber : tempo.co

Tonton Pornografi Berpotensi Susutkan Otak


Pornografi adalah kontroversi. Di satu sisi banyak orang yang menyaksikannya untuk kenikmatan sendiri, sementara di sisi lain pornografi juga berdampak negatif.

Salah satu studi terbaru, misalnya, menyebutkan pornografi akan berpengaruh pada berkurangnya materi abu-abu di otak kita. Materi abu-abu merupakan lapisan terluar otak yang mempunyai peran dalam memori, perhatian, kesadaran persepsi, pikiran, bahasa, dan alam sadar manusia.

Dikutip laman Australian Broadcasting Corporation, Jumat 30 Mei 2014, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Psychiarty menemukan otak menyusut karena dampak dari melihat pornografi.

"Studi harus menyelidiki efek dari pornografi dan efek sebab akibat dari waktu ke waktu mengenai dampak jangka panjang kepada yang melihatnya," ujar Max Planck, peneliti di Institute for Human Development di Berlin, Jerman.

Studi ini menggunakan cara survei. Pada awalnya, tim tersebut tidak mengatakan kepada responden mereka bahwa survei ini untuk mengetahui dampak porno bagi otak. Peneliti hanya menjelaskan penelitian ini sebagai studi ilmiah pengukuran Magnetic Resonance Imaging (MRI).

Saat otak mereka dipindai dengan teknologi MRI, para peserta diperlihatkan gambar seksual dari situs porno bersama gambar yang non-seksual dari orang yang berolahraga.

Berdasarkan hasil dari pemindaian alat MRI ini menemukan bagian otak yang berfungsi memproses motivasi berkurang sesaat setelah ditunjukkan materi seksual kepada peserta.

Dalam jurnal ini, peneliti juga menjelaskan hasil sebab orang-orang yang menonton porno. Individu yang mempunyai striatum lebih rendah memungkinkan untuk mencari kenikmatan secara eksternal dengan mengkonsumsi pornografi.

Striatum berperan sebagai penanggung jawab untuk melacak di mana nafsu seksual itu berkembang.

Adapun responden penelitian ini adalah 64 laki-laki yang berusia antara 21 sampai 45 tahun. Survei ini menemukan fakta bahwa rata-rata laki-laki menyempatkan untuk menonton porno lebih dari empat jam per minggu.

Sumber : viva.co.id

Air Berfluoride tak Perburuk Kecerdasan


Sejumlah klaim mengungkapkan kadar fluoride dalam air yang dikonsumsi berdampak buruk bagi kesehatan seseorang. Namun, tim peneliti di University of Otago, Selandia Baru, menemukan bahwa mengonsumsi air yang mengandung fluoride tidak memperburuk intelligence quotient (IQ).

Tim menganalisis data sekitar 1.000 orang yang lahir di Dunedin, Selandia Baru, selama kurun 1972-1973. Data itu dibandingkan dengan IQ dari peserta studi yang dibesarkan di pinggiran kota yang sangat jarang bersentuhan dengan fluoride. Faktor-faktor yang memengaruhi variasi IQ pada anak-anak, seperti status sosial, ekonomi, berat badan, serta pendidikan juga diperhatikan.

"Analisis kami menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hal IQ partisipan dengan paparan fluoride. Penelitian kami menemukan tingkat IQ mereka tidak dikarenakan tumbuh di daerah fluoride atau nonfluoride," ungkap Dr Jonathan Broadbent, peneliti utama.

Penelitian itu dipublikasikan dalam American Journal of Public Health. (Medical News Today/Hym)

Sumber : metrotvnews.com

Seberapa Penting Otak Anda Cuti Dalam Bekerja

Mungkin sebagian dari Anda sudah tidak asing lagi dengan kata cuti, terutama untuk Anda yang sudah mengenal dunia kerja. Berdasarkan Undang-Undang No.13 tahun 2003 Pasal 79 ayat (2), seorang pekerja berhak atas cuti tahunan sekurang kurangnya 12 hari kerja.

Cuti adalah ketidakhadiran sementara karyawan dalam bekerja, baik itu karena sakit atau karena beberapa keperluan lain yang mengharuskan untuk meninggalkan pekerjaan. Cuti juga sering menjadi pilihan bagi para karyawan yang memiliki jadwal bekerja padat untuk bersantai sejenak.

Meski demikian, terkadang karena kesibukan dan terlalu menikmati pekerjaan, cuti yang sebenarnya adalah hak, tidak dimanfaatkan oleh karyawan. Padahal cuti ini, menurut psikolog Wulan Ayu Ramadhani, M.Ps., sebenarnya cukup penting terlebih untuk Anda yang memiliki pekerjaan yang sibuk bahkan tak kenal waktu.

"Cuti itu sudah diatur dalam undang-undang tenaga kerja dan kebijakkan ini berlaku disemua perusahaan, jadi cuti adalah hak karyawan dan waktu yang tepat untuk beristirahat," ujar psikolog Wulan saat wawancara bersama Wolipop di Starbucks, Cilandak Town Square, Selasa (20/05/2014).

Selain untuk beristirahat, cuti juga dapat menjadi salah satu cara untuk meregangkan otak yang terlalu sibuk bekerja. Wulan mengibaratkan otak manusia seperti sebuah laptop yang tidak bisa digunakan bekerja setiap saat dan tanpa henti. Sebuah laptop tetap membutuhkan waktu untuk tidak digunakan sama seperti otak manusia yang membutuhkan istirahat dan hiburan.

Menurut Wulan, otak manusia yang terlalu sering dipaksakan bekerja tak jarang dapat menimbulkan stres. Karena itu otak membutuhkan waktu istirahat agar bisa kembali bekerja secara maksimal dengan melakukan cuti. Cuti juga dapat menjadi salah satu alternatif untuk Anda yang mulai jenuh dengan rutinitas bekerja.

Tak jarang beberapa orang justru senang bekerja keras tanpa memperdulikan kondisi tubuhnya. Hal ini tentu bukan menjadi suatu pilihan yang salah, akan tetapi kembali lagi pada fungsi seseorang dalam hidup. Anda hidup bukan hanya untuk mendedikasikan diri menjadi seorang karyawan dan pekerja keras tapi banyak hal lain yang harus didedikasikan, baik waktu bersama keluarga dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dan tentunya diri sendiri.

Sumber : detik.com

Inilah Alasan Mengapa Pria Bisa Pendam Emosi


Secara emosional, kinerja otak pria dan wanita sangat berbeda. Saat menanggapi satu permasalahan, mungkin Anda terbiasa berbagi cerita dengan teman terdekat atau si dia. Tapi, saat ada masalah, pria biasanya menyimpan rapat emosinya. Sampai-sampai Anda berpikir ia kurang berempati untuk Anda. Well, coba dengar penjelasan para kaum pria.

Bumerang
Men forget, but never forgive; women forgive, but never forget. Pernah dengar istilah tersebut? Wanita selalu mengingat semua hal, dan menyimpannya sebagai “senjata rahasia”. “Saat si dia menceritakan masalahnya atau mengekspresikan emosinya, di saat itu mungkin Anda akan menenangkan kami dan berusaha mengerti perasaan kami. Tapi, saat kondisi hubungan seperti mimpi buruk, ingatan akan sisi lemah para pria ini dijadikan amunisi untuk menjatuhkan kami,” curhat Steven.

Mengungkapkan Perasaan = Feminin
Bagaimana selama ini Anda melihat sosok seorang pria. Kuat? Mandiri? Tidak cengeng? Sejak kecil pria diasuh dengan pola yang berbeda dengan wanita. Pria diajarkan untuk selalu kuat untuk bisa menjaga saudara-saudara perempuannya. “Di saat Anda mungkin masih kecil sibuk bermain dengan boneka-boneka, kami sibuk dengan kerjaan maskulin membantu Ayah. Dengan pembentukan ini, pria merasa jika ia selalu mengungkapkan perasaannya, maka ia akan dinilai cengeng seperti wanita,” cerita Angga.

Terlalu Jauh Terpengaruh
Memiliki orang terdekat yang bisa jadi tempat cerita pasti untuk Anda sangat menyenangkan. Terlebih bisa mendapat banyak masukan dari mereka. Kondisi ini berbeda untuk pria. “Terkadang, kami akan merasa tidak nyaman bila ada seseorang “teman curhat” yang masuk terlalu dalam di kehidupan kami. Pria tak mau ia jadi terpengaruh terus-menerus tergantung padanya dan segala keputusan harus dengan opini kedua darinya,” ungkap Dimas.

Talk Less, Do More
Di saat kebanyakan wanita lebih memilih bahasa verbal untuk mengungkapkan perasaannya, pria memilih dengan tindakan. “Yup, kami lebih menyukai mengungkapkan perasaan dengan tindakan karena dengan cara ini kami ingin membuktikan secara langsung pada Anda. Pria tak ingin dinilai tukang gombal atau si omong besar. Bila ia memang benar-benar tulus, ia tak akan sungkan untuk memberi Anda kado istimewa, membelai rambut, dan menggandeng tangan Anda saat berdua dengannya,” kata Satya.

Sumber : waspada.co.id

Meditasi, Cara Mudah Cerdaskan Otak


Akhir pekan memang waktu yang paling tepat untuk beristirahat. Namun, jangan sampai terlalu banyak istirahat justru membuat Anda malas menghadapi awal pekan nanti.

Lebih baik isi waktu istirahat dengan bermeditasi. Sebuah studi terbaru menunjukkan, meditasi bukan hanya dapat menenangkan otak. Kegiatan sederhana itu ternyata kaya manfaat bagi tubuh.

Ilmuwan mengatakan, orang yang bermeditasi memiliki proses mendapatkan ide dan perasaan lebih baik. Itu jauh lebih positif ketimbang hanya istirahat dan membiarkan pikiran kosong.

Penelitian RS St Olavs di Trondheim, Norwegia menemukan, meditasi lebih dari sekadar mengurangi stres. Itu telah terbukti melalui penelitian yang diterbitkan Frontiers in Human Neuroscience Journal.

Peneliti menerapkan beberapa teknik meditasi. Pertama, konsentratif meditasi. Peserta fokus pada pernapasan dan pikiran tertentu. Kedua, nondirektif meditasi. Peserta bebas mengembangkan pikiran.

Melalui pemindai MRI, terlihat bahwa bagian otak yang berkaitan dengan pemikiran dan perasaan jadi lebih aktif selama kegiatan nondirektif meditasi. Otak lebih terangsang ketimbang hanya istirahat.

Aktivitas yang kedua, konsentratif meditasi, membuat rangsangan pada otak yang nyaris sama dengan ketika sedang beristirahat. Fakta itu mengejutkan salah satu peneliti, Dokter Jian Xu dari RS St Olavs.

“Aktivitas otak terbaik adalah ketika orang membiarkan pikirannya bebas. Itu bahkan lebih baik ketimbang otak bekerja keras dan fokus pada sesuatu,” katanya seperti dikutip Daily Mail.

Ia menjelaskan, ketika seseorang berhenti melakukan sesuatu dan tidak berbuata apapun, ada peningkatan aktivitas di area otak yang menyangkut proses berpikir dan merasa.

“Itu semacam jaringan otak yang beristirahat. Daerah itulah yang paling aktif selama meditasi,” ujarnya.

Profesor Svend Davanger dari University of Oslo menambahkan, studi menunjukkan nondirektif meditasi memberi ruang lebih bagi otak untuk memproses memori dan emosi ketimbang teknik konsentratif.

Ia sendiri merupakan satu-satunya anggota dari tim peneliti yang secara teratur melakukan meditasi. Ia menggabungkan pengalaman pribadi dengan hasil studi. “Meditasi dilakukan jutaan orang. Penting bagi kita untuk mencari tahu bagaimana kinerjanya,”

Sumber : viva.co.id

Jaga Kesehatan dan Produktivitas Otak Anda


Ladies, saat usia semakin bertambah, kemampuan otak justru akan berkurang. Padahal organ ini yang paling krusial dalam kehidupan Anda. Well, you can't stop the nature of things, tapi setidaknya ada hal-hal yang bisa Anda lakukan untuk menjaga kesehatan dan produktivitas otak Anda, seperti di bawah ini...

Lindungi dari benturan
Anda tentu tahu bahwa otak sangatlah lunak, maka Cosmo menganjurkan Anda untuk melindunginya dari cedera fisik. Gunakanlah helm saat bersepeda atau melakukan olahraga tipe ekstrem. Apalagi bagian otak yang berfungsi untuk menyimpan memori sangat rentan terhadap trauma. So, jangan sampai hanya karena lalai otak Anda yang menjadi korban.

Have lots of sex
Yeayy, alasan tambahan untuk beraksi intim! Hear this out, ladies, saat Anda mencapai orgasme, rasa nyaman yang Anda rasakan akan memberikan efek yang sangat baik untuk otak. Terlebih, penelitian di Australia menemukan bahwa hubungan seksual ternyata bisa merangsang produksi sel-sel baru, lho.

Training for your brain
Beruntung bagi Anda yang selama ini sudah terbiasa berolahraga teratur. Karena sebuah studi di University of Illinois menyingkap bahwa orang yang sering melakukan jalan cepat selama 45 menit dalam seminggu dapat meningkatkan kecepatan kognitif mereka sebanyak 15%. Ditambah lagi olahraga dapat membantu memompa oksigen ke sel-sel otak.

Lakukan Hal-hal Baru
Jangan biarkan otak Anda tegang dengan memaksanya memikirkan hal-hal yang berat setiap waktu. Sesekali renggangkan otak dengan belajar hal-hal baru, semisal belajar bahasa baru atau belajar alat musik yang bisa melatih daya ingat juga.

Sumber : seruu.com

Ini Dia Tips Cantik dari Air Putih


Air putih bukan hanya dikenal baik dalam menjaga kesehatan, namun juga bermanfaat untuk menjaga kecantikan, khususnya kecantikan kulit. Sebagian besar tubuh terdiri atas air, sehingga kecantikan seseorang tidak bisa terlepas dari adanya air. Oleh karena itu, tim medis menganjurkan untuk meminum air putih sebanyak 8 hingga 10 gelas dalam sehari.

Hal ini adalah cara yang paling efektif untuk menjaga kesehatan kulit. Dengan tercukupinya asupan air putih dalam tubuh, kulit akan tetap sehat dan bersinar sepanjang waktu.

Manfaat air putih untuk kecantikan:

1.    Mencegah Keriput
Kulit yang kurang asupan air akan keriput, kusam, dan tidak sehat. Untuk itu, memperhatikan konsumsi air adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Dengan tercukupinya asupan air, kulit akan lembab dan bersinar.

2.    Mengobati Jerawat
Jerawat selalu menjadi masalah utama untuk sebagian besar orang. Untuk membersihkannya dapat dilakukan dengan membasahi kain menggunakan air hangat dan kompreskan pada jerawat.

3.    Melembabkan Kulit
Kulit yang tercukupi asupan airnya akan lembab dan terjaga kesehatannya. Namun sebaliknya, kulit yang kekurangan air akan kotor dan terjangkit berbagai penyakit kulit kering.

4.    Memerahkan Bibir
Dengan meminum air putih yang cukup, kulit akan segar dan tidak kusam. Hal ini akan membuat bibir Anda menjadi bersih, segar, dan tidak kelihatan hitam.

5.    Sebagai Zat Anti Penuaan
Menjaga asupan air putih merupakan cara tepat untuk menjaga kesehatan kulit. Selain itu, air putih juga dapat mencegah terjadinya penuaan dini selama jumlah konsumsinya mencukupi kebutuhan tubuh.

Air putih sangat baik untuk kesehatan dan kecantikan. Untuk itu, perbanyaklah minum air putih setiap harinya.

Sumber : pekanbaru.co
bab 9 (41 halaman).pdf - Google Drive
 
Loading...